Hari ke enam pasca bencana, listrik sebagian wilayah sudah menyala, jalanan tidak lagi lenggang, meski BBM masih sulit ditemukan, tapi bersyukur kami dapat pasokan BBM dari kawan-kawan dan saudara yang ada di luar kota, aihh pada saat seperti sekarang betapa beruntungnya memiliki kawan-kawan dan saudara yang baik hati, yang care dengan kesulitan kita bahkan bersedia datang jauh-jauh untuk mengantarkan apa saja yang kira-kira kita butuhkan di tenda pengungsian. Allah memang tidak pernah aniaya kepada hambaNya, terus mengirimkan orang-orang baik untuk memenuhi kebutuhan kami, lantas apa lagi yang mau kita ragukan dari kuasaNya? Kita memang tidak bisa mengharapkan bisa membeli BBM di SPBU, karena seperti siang ini ketika aku lewat di salah satu SPBU terbesar di Palu, aku justeru melihat pemandangan yang menggelikan dimana jerigen-jerigen yang berderet antri hingga keluar pagar SPBU yang dimerk dengan nama pemiliknya masing-masing, entah kapan akan terisi, yang lebih mengenaskan terlihat pemandangan aneh dimana ada bocah mengambil sendiri BBM dari tangki SPBU dengan menimba, mungkin karena terlalu lama mengantri, atau bisa juga karena mereka memang sangat butuh entahlah.. yang pasti tak ada satupun yang peduli untuk melarang bahkan untuk menegur si bocah. Bahkan ada orang dewasa yang sengaja menyodorkan jerigen nya kepada si bocah dan jerigen nya diisi si bocah sambil senyum-senyum. Mungkin semua orang yang melihat pemandangan itu berusaha untuk memahami bahwa si bocah bertindak seperti itu karena dia sendiri sulit mengharapkan, akan ada yang memberi dia BBM, mengantri pun belum tau kapan jerigen nya terisi maka dia berinisiatif untuk menggayung sendiri bensin dari tangki. Aku menyaksikan pemandangan itu dari mobil yang kukendarai dari pasar menuju tempat mengungsi. Memilih melewati SPBU untuk memastikan apakah SPBU sudah normal beroperasi atau belum. Karena faktanya seperti yang aku lihat, maka hampir pasti belum ada harapan bahwa kita bisa membeli BBM dari SPBU tersebut.
Aih… pemandangan yang sama seperti Seperti yang aku saksikan di hari pertama kedatanganku, ada ibu-ibu yang memeluk begitu banyak boneka dari Mall yang bangunannya doyong, dan bapak-bapak yg memikul karung dari tempat yang sama, entah apa yang ada dipikiran mereka saat itu?
Orang-orang tega menjarah toko-toko, membobol supermarket, alfa midi dll untuk mengambil milik orang lain tidak terbendung, mungkin awalnya niatnya hanya mau mengambil barang-barang yang mereka butuhkan, tapi karena dorongan syahwat akhirnya mereka justeru mengambil barang yang sama sekali tidak mereka butuhkan, mereka jadi kalap karena tak ada yang peduli dengan apa yang mereka lakukan
Sedih sebenarnya melihat pemandangan seperti ini. Kita seolah ada di rimba besar yang sudah sudah tak beraturan. Hingga semua orang boleh melakukan apa saja sesukanya.
Seperti kataku di awal, meskipun BBM masih sulit ditemukan, tapi mobil dan kendaraan sudah mulai ramai di jalan protokol, yang kemarin benar-benar sepi hingga memungkinkan kita tidur di jalanan tanpa dilindas. Ini juga menerbitkan harapan bahwa kedepan Palu akan kembali normal, akan pulih seperti sedia kala.
Matahari yang panas menyengat, tak pernah turun suhunya sejak hari kedua aku menginjakkan kaki kembali di kota ini…. panas yang garang, membuat kulit perih dan gosong. Kupandangi wajah anak-anakku yang menghitam. Aku hanya mampu tersenyum dalam hati, saat aku mengatakan fakta betapa kusamnya wajah kami selama di pengungsian, anak-anak balas memeluk dan menciumku ” seribu kali lebih baik wajah kita kusam daripada kita terendam lumpur atau berkalang tanah” aku tersenyum kecut, kalian benar nak… meskipun kulit kita gosong kita masih mampu tersenyum dan berpelukan, dibanding saudara kita yang lain, yang hilang belum ketahuan kabarnya atau bahkan yang meninggal tanpa kita sempat menghadiri pemakamannya. Luka itu masih berdarah, kuburannya masih bisa kita tangkap dalam isak tangis dan mata yang berembun setiap kali nama saudara-saudara yang tewas maupun yang hilang tanpa kabar tersebut dalam pembicaraan.
Gempa, Tsunami, liquifaksi telah merenggut semua binar harapan dari berjuta-juta mata orang palu dan menggantinya dengan kabut lara yang kental. Trauma yang menyebabkan ketakutan luar biasa jika mendengar suara gemuruh, bahkan ada yang takut jika dibawa ke pantai. Itu sebabnya pesawat hercules terus saja penuh oleh mereka yang ingin segera meninggalkan palu, kami paham mereka pergi bukan karena tak ingin lagi disini, tapi berupaya meninggalkan kenangan buruk kehilangan anggota keluarga, kehilangan rumah, juga pasti kehilangan harta yang lainnya.
Seperti hari ini, kami dikejutkan dengan kabar telah ditemukannya ibu, ponakan, menantu dan cucu-cucu yang hilang bersama lenyapnya perumahan perumnas Balaroa. Mereka memang tinggal disana, bahkan orang tua dari keponakan kami ini mungkin termasuk dalam gelombang pertama yang memilih untuk membeli hunian di Perumnas tersebut. Karena rumah mereka terletak di bagian depan jalan masuk ke perumnas yang Nahas tersebut. Ifrad nama keponakan kami, dikenal sebagai ponakan yang ramah, murah senyum dan berwajah ganteng. Sangat luwes dan rendah hati, bahkan jika berpapasan, dari jauh dia sudah tersenyum dan buru-buru mendekat untuk salaman, menanyakan kabar dan mengajak ngobrol. Menikah dengan perempuan sunda yang cantik dan juga ramah. Kalau bertemu mereka saya selalu memuji kuasa Allah karena mempertemukan sejoli ini dengan luar biasa. Ini mungkin yang disebut “sekufu” karena mereka bener-benar pasangan yang sangat pas baik tampilan maupun sifat baiknya. Mereka memiliki putri-putri yang mewarisi kegantengan bapak dan kecantikkan ibunya. Aku ingat, aku juga sangat mengagumi ibunda dari Ifrad ponakan kami ini. Ibunya juga memiliki paras yang cantik, dengan hidung bangir dimasa mudanya, ramah dan sangat baik hati. Tidak heran kalau kemudian beliau memiliki putra yang baik seperti Ifrad dan adik-adiknya. Yang aku ingat betul aku menjadi MC pada pernikahan beliau dengan kakak sepupu. Satu hal yang membuat kami semua sangat kehilangan beliau, karena beliau juga paling rajin hadir di acara-acara keluarga, sehingga hubungan kami tetap terjalin akrab sampai beliau beranak cucu.
Saat pertama kali kami mendengar berita bahwa perumnas Balaroa merupakan salah satu wilayah yang hilang karena liquifaksi, sejujurnya kami begitu berharap bahwa keluarga ini semuanya selamat. Kami memang belum bisa saling mengabari karena sejak gempa, signal hp hilang. Dan semuanya sibuk mencari tempat yang aman untuk mengungsi. Namun selentingan kami mendapat kabar dari keluarga yang sengaja mencari kabar langsung ke TKP dan menelusuri tempat-tempat pengungsian yang ditempati oleh masyarakat perumnas, keluarga belum sama sekali mendapat kabar terkait keberadaan keluarga Ifrad dan ibunya. Saya tahu seperti halnya kami, semua berharap bahwa mereka sekeluarga aman di tempat pengungsian. Hanya saja belum sempat berkabar soal keberadaan mereka.
Sempat di hari ke tiga kedatanganku, aku juga diajak putraku untuk menengok kondisi perumnas balaroa yang paling terdampak. Kondisinya begitu menggiriskan, yang tersisa dari sana hanya serpihan-serpihan rumah, tembok yang tinggal separuh, sisa atap-atap rumah yang bergelimpangan, hati kecilku menjerit, ya Allah kalau bangunan kokoh saja yang tersisa seperti ini, bagaimana dengan manusia didalam rumah? Apalagi saat kejadian persis diwaktu magrib, disaat sebagian besar orang berada di dalam rumah untuk melaksanakan sholat.
Perumnas yang padat penduduk dengan kurang lebih 1045 rumah itu lenyap, amblas masuk ke dalam tanah. Tak menyisakan apapun selain puing-puing, subhanallah….. melihat sisa -sisa bangunan yang berantakan seperti itu, seolah ada tangan raksasa yang meremas semua bangunan sehingga menjadi serpihan-serpihan. Bagi mereka yang tidak pernah melihat Kompleks itu sebelumnya, dan hanya menyaksikan kondisi wilayah itu pasca bencana, pasti sulit membayangkan bahwa di atas tanah kosong seperti itu sebelumnya ada ribuan bangunan, rumah-rumah bagus dan mewah .
Rumah Yang ditinggal keluarga Ifrad ikut lenyap beserta penghuninya tanpa kabar hingga hari ini, hari kelima pasca bencana mereka di temukan dan alhamdulillah bisa dievakuasi. Ibu, Ifrad, Yoan Afha istrinya beserta 3 orang putri mereka. Ditemukan saling berpelukan lengkap dengan mukenah yang mereka pakai untuk sholat magrib, demikian info yang kami terima. Innalillahi wa inna illahi raji’un, terima mereka sebagai syuhada ya Allah, kami bersaksi bahwa keluarga ini teramat baik dan kuat silaturahminya.
Ya Illahi….. kami tahu bahwa ada pesan yang ingin kau sampaikan kepada kami lewat musibah ini. Kami tidak bisa memilih takdir yang mana boleh kami jalani dan yang mana pula sanggup kami tolak. Karena kuasaMu melampaui segenap kehendak kami, karenanya kami menerima kabar penemuan jenazah keluarga ini dengan penuh keyakinan bahwa Engkau memilih mereka karena sayang dan cintaMu kepada keluarga baik ini. Kepiluan yang sulit ditanggungkan oleh mereka yang ditinggalkan, apalagi keluarga Yoan Afha di Bandung.
Sekali lagi kami kehilangan kata, bahkan untuk menghibur diri sendiri pun kami tak sanggup lagi. Maka biarlah tanganMu yah Illahi yang membasuh dan mengusap semua duka karena kesedihan ini. Kita semua harus ikhlas… harus ikhlas yah Illahi…. doa kami mengiring kepergian mereka, ya Allah terima mereka sebagai suhada, angkat derajat mereka , ampuni mereka dan tempatkan mereka di jannahMu, bersama orang-orang yang KAU sayangi dan cintai.
Matahari masih garang, kulit kami bertambah perih, tapi tentu lebih perih lagi luka di hati keluarga yang ditinggalkan.
Selamat jalan kak Azriah (mama Ifrad), Selamat jalan Nak ifrad, nak Yoan dan ketiga cucu.. kami mengiringi kalian dengan doa dan kucuran air mata pilu. orang baik akan dikumpulkan dengan sesama orang baik. Kami jadi saksi kebaikan kalian sekeluarga Nak……
Ya Allah Bilakah kami berhenti mengucapkan selamat jalan untuk para untuk para keluarga yang menjadi korban bencana ini?
Kreator : Anna Sovi Malaba
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Bilakah Kami Berhenti Mengucap Selamat Jalan
Sorry, comment are closed for this post.