KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bos yang Pelit

    Bos yang Pelit

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 164 kali

    Penulis : Patrisia Carolina (Member KMO Alineaku)

    Aku seorang fresh graduate. Sebelum diwisuda aku sudah banyak mengajukan lamaran pekerjaan di berbagai sekolah, toko, PT, maupun CV. Namun, rejeki belum berpihak padaku. Walaupun begitu aku tidak patah semangat. Keinginan untuk mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda sangat kuat. Berkat ketabahan dan keuletan ku akhirnya aku mendapatkan pekerjaan, walaupun tidak sesuai dengan bidangku. Ya, aku diterima di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang marketing.. Hari pertama masuk kami diberi waktu untuk menyelesaikan tes tertulis. Ketika melihat soal aku dan temanku merasa bingung, karena kami melamar di bagian admin. Setelah satu jam tes pun selesai. Kami diarahkan lagi untuk masuk ke dalam ruangan direktur disana kami dijelaskan apa saja yang akan kami lakukan. Kami hanya mengikuti dan kami di bagi menjadi beberapa kelompok. Temanku mendapatkan kelompok dengan target daerah kota sedangkan aku di pedesaan dengan jarak tiga puluhan kilo dari kota. Sepanjang hari kami menyusuri lorong dan gang hingga waktu menunjukkan pukul enam. Sungguh lelah, perutku terasa sangat lapar. Apalagi aku punya riwayat maag. Kami tiba di kantor pukul tujuh lewat, dan orang tuaku tak pernah berhenti untuk menelpon. Di kantor kami di tes secara lisan lagi. Dan kami dinyatakan lolos. Hari berikutnya kami datang lagi dan melakukan aktifitas seperti sebelumnya. 

    Pada malam hari aku mendapat pesan dari temanku. Dia bertanya pendapatku tentang pekerjaan ini. Kami berdua saling curhat dan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti. Setelah wisuda aku membuat lamaran lagi di bidang marketing dan di diterima. Hanya sistemnya sedikit berbeda. Yang membuat aku lebih beta. Tapi hanya bertahan selama dua Minggu.

    Selama beberapa bulan saya hanya duduk di rumah menunggu orang datang membeli pulsa. Akhirnya pada bulan Juni aku melihat ada temanku yang membuka tempat privat dan sedang membutuhkan karyawan. Tak banyak membuang waktu aku langsung membawa lamaran. Satu Minggu setelah aku di panggil dan dinyatakan lolos dengan posisi sebagai manager. Tentu aku sangat senang. Apa lagi aku langsung dipercayakan untuk memberi bimbingan kepada anak di hari itu juga. Temanku menjelaskan cara kerja dan cara menerima insentif. Karena latar belakang pendidikanku temanku hanya menjelaskan secara singkat. 

    Hari ketiga aku disana teman teman kantor mulai membicarakannya. Apalagi ada teman SMPku. Dia menceritakan semua masalah dan kendala yang mereka hadapi.

    ” Kar, sebelum kepala datang aku mau cerita tentang keadaan kami disini. Aku mengatakan ini supaya kamu jangan kaget kedepannya,” ucap temanku.

    ” Apa yang mau kamu bicarakan?”

    ” Kepala ini hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia banyak menuntut dari kita, banyak peraturan yang dibuat. Paksa kita untuk menaati tapi dia sendiri tidak. Makanya banyak orang yang keluar sini. Dulu banyak, kami buat kegiatan dimana-mana. Peraturan selalu ubah-ubah buat kami jadi pusing. Saya juga setelah selesai ini mau keluar,” ucap temanku. Aku hanya terdiam. Aku berpikir apakah saya harus berhenti atau tetap. Akhirnya aku memutuskan untuk bertahan, aku ingin melihat apakah yang dibicarakan oleh temanku benar. Sebulan berlalu dan temanku sudah keluar, yang dibicarakan oleh temanku sudah kelihatan. Bosku menuntut kami harus bekerja sesuai dengan peraturan padahal privat kebanyakan ke rumah anak, hanya aku sendiri yang privat di kantor itu pun hanya satu orang sedangkan yang lain aku ke rumah. 

    Setiap kali ada pertemuan bosku tidak pernah menanyakan perkembangan anak, hanya menanyakan uang privat, hanya mengubah jam masuk. Program yang kami susun hanya di iyakan namun tak pernah memberikan surat keputusan. Hingga kami menjadi bingung. Karyawan baru banyak bertanya, karena hanya aku karyawan lama. Mereka mengeluh bos tidak pernah memberikan uang transportasi seperti yang dijanjikan diawal. 

    Jika ada orang tua yang anaknya kami bimbing membayar uang les bos tidak pernah menyampaikan kepada kami atau bendahara. Kadang kami malu ketika kami meminta pada orang tua. Tidak ada transparansi keuangan dan laporan setiap akhir bulan. Setiap kali ditanya tentang keuangan bos hanya menjawab kas limited. 

    Sebagai karyawan lama aku selalu menyampaikan keluhan dari setiap karyawan. Bos hanya mengangguk tanpa menjalankan. Kami karyawan pun bingung akan dibawa kemana lembaga ini. Sampai pada awal bulan November semua karyawan sudah menyelesaikan semua administrasi dan tidak ada anak yang mendaftarkan diri untuk privat di lembaga. Pada pertemuan terakhir bos mengatakan secepatnya akan memberikan insentif kepada kami. Namun, hingga pertengahan Desember belum terlaksana. Aku selalu mengirim pesan lewat WA dan FB namun tanggapan bos tidak mengenakan. Kami disuruh untuk menunggu lagi. Ketika tiba waktunya kami mengambil insentif, kami berpikir akan bertemu dengan bos. Namun, bos menitipkan pada mamanya. Kami mengobrol sebentar dan pamit pulang. 

    Ketika kami membuka amplop bayaran kami tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Untuk itu aku mengajukan komplain dan tidak diterima. Tidak sampai satu jam aku dan salah satu karyawan di keluarkan dari grup. Sungguh saya sangat kecewa kami dipecat dengan tidak hormat, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

    Quote: Manusia yang dipegang omongannya dan yang dilihat tindakannya. Untuk itu jangan pernah mengubah janji jika tidak bisa menepatinya.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bos yang Pelit

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021