Penulis : Patrisia Carolina (Member KMO Alineaku)
Aku seorang fresh graduate. Sebelum diwisuda aku sudah banyak mengajukan lamaran pekerjaan di berbagai sekolah, toko, PT, maupun CV. Namun, rejeki belum berpihak padaku. Walaupun begitu aku tidak patah semangat. Keinginan untuk mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda sangat kuat. Berkat ketabahan dan keuletan ku akhirnya aku mendapatkan pekerjaan, walaupun tidak sesuai dengan bidangku. Ya, aku diterima di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang marketing.. Hari pertama masuk kami diberi waktu untuk menyelesaikan tes tertulis. Ketika melihat soal aku dan temanku merasa bingung, karena kami melamar di bagian admin. Setelah satu jam tes pun selesai. Kami diarahkan lagi untuk masuk ke dalam ruangan direktur disana kami dijelaskan apa saja yang akan kami lakukan. Kami hanya mengikuti dan kami di bagi menjadi beberapa kelompok. Temanku mendapatkan kelompok dengan target daerah kota sedangkan aku di pedesaan dengan jarak tiga puluhan kilo dari kota. Sepanjang hari kami menyusuri lorong dan gang hingga waktu menunjukkan pukul enam. Sungguh lelah, perutku terasa sangat lapar. Apalagi aku punya riwayat maag. Kami tiba di kantor pukul tujuh lewat, dan orang tuaku tak pernah berhenti untuk menelpon. Di kantor kami di tes secara lisan lagi. Dan kami dinyatakan lolos. Hari berikutnya kami datang lagi dan melakukan aktifitas seperti sebelumnya.
Pada malam hari aku mendapat pesan dari temanku. Dia bertanya pendapatku tentang pekerjaan ini. Kami berdua saling curhat dan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti. Setelah wisuda aku membuat lamaran lagi di bidang marketing dan di diterima. Hanya sistemnya sedikit berbeda. Yang membuat aku lebih beta. Tapi hanya bertahan selama dua Minggu.
Selama beberapa bulan saya hanya duduk di rumah menunggu orang datang membeli pulsa. Akhirnya pada bulan Juni aku melihat ada temanku yang membuka tempat privat dan sedang membutuhkan karyawan. Tak banyak membuang waktu aku langsung membawa lamaran. Satu Minggu setelah aku di panggil dan dinyatakan lolos dengan posisi sebagai manager. Tentu aku sangat senang. Apa lagi aku langsung dipercayakan untuk memberi bimbingan kepada anak di hari itu juga. Temanku menjelaskan cara kerja dan cara menerima insentif. Karena latar belakang pendidikanku temanku hanya menjelaskan secara singkat.
Hari ketiga aku disana teman teman kantor mulai membicarakannya. Apalagi ada teman SMPku. Dia menceritakan semua masalah dan kendala yang mereka hadapi.
” Kar, sebelum kepala datang aku mau cerita tentang keadaan kami disini. Aku mengatakan ini supaya kamu jangan kaget kedepannya,” ucap temanku.
” Apa yang mau kamu bicarakan?”
” Kepala ini hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia banyak menuntut dari kita, banyak peraturan yang dibuat. Paksa kita untuk menaati tapi dia sendiri tidak. Makanya banyak orang yang keluar sini. Dulu banyak, kami buat kegiatan dimana-mana. Peraturan selalu ubah-ubah buat kami jadi pusing. Saya juga setelah selesai ini mau keluar,” ucap temanku. Aku hanya terdiam. Aku berpikir apakah saya harus berhenti atau tetap. Akhirnya aku memutuskan untuk bertahan, aku ingin melihat apakah yang dibicarakan oleh temanku benar. Sebulan berlalu dan temanku sudah keluar, yang dibicarakan oleh temanku sudah kelihatan. Bosku menuntut kami harus bekerja sesuai dengan peraturan padahal privat kebanyakan ke rumah anak, hanya aku sendiri yang privat di kantor itu pun hanya satu orang sedangkan yang lain aku ke rumah.
Setiap kali ada pertemuan bosku tidak pernah menanyakan perkembangan anak, hanya menanyakan uang privat, hanya mengubah jam masuk. Program yang kami susun hanya di iyakan namun tak pernah memberikan surat keputusan. Hingga kami menjadi bingung. Karyawan baru banyak bertanya, karena hanya aku karyawan lama. Mereka mengeluh bos tidak pernah memberikan uang transportasi seperti yang dijanjikan diawal.
Jika ada orang tua yang anaknya kami bimbing membayar uang les bos tidak pernah menyampaikan kepada kami atau bendahara. Kadang kami malu ketika kami meminta pada orang tua. Tidak ada transparansi keuangan dan laporan setiap akhir bulan. Setiap kali ditanya tentang keuangan bos hanya menjawab kas limited.
Sebagai karyawan lama aku selalu menyampaikan keluhan dari setiap karyawan. Bos hanya mengangguk tanpa menjalankan. Kami karyawan pun bingung akan dibawa kemana lembaga ini. Sampai pada awal bulan November semua karyawan sudah menyelesaikan semua administrasi dan tidak ada anak yang mendaftarkan diri untuk privat di lembaga. Pada pertemuan terakhir bos mengatakan secepatnya akan memberikan insentif kepada kami. Namun, hingga pertengahan Desember belum terlaksana. Aku selalu mengirim pesan lewat WA dan FB namun tanggapan bos tidak mengenakan. Kami disuruh untuk menunggu lagi. Ketika tiba waktunya kami mengambil insentif, kami berpikir akan bertemu dengan bos. Namun, bos menitipkan pada mamanya. Kami mengobrol sebentar dan pamit pulang.
Ketika kami membuka amplop bayaran kami tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Untuk itu aku mengajukan komplain dan tidak diterima. Tidak sampai satu jam aku dan salah satu karyawan di keluarkan dari grup. Sungguh saya sangat kecewa kami dipecat dengan tidak hormat, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Quote: Manusia yang dipegang omongannya dan yang dilihat tindakannya. Untuk itu jangan pernah mengubah janji jika tidak bisa menepatinya.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Bos yang Pelit
Sorry, comment are closed for this post.