KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bukan Cinderella

    Bukan Cinderella

    BY 08 Des 2022 Dilihat: 289 kali

    Penulis : Dhien Novita Sani (Member KMO Alineaku)

    “Haiii kamu Sairi kan? Ahmad Sairi? Apa kabar?” sapa Wina riang, sampai lengkap menyebutkan namanya sambil bersalaman.
    Sepertinya Wina senang bertemu Sairi, ada rasa yang tak bisa dijelaskan ketika kembali melihat lelaki itu.
    Teman sekolahnya itu  sudah banyak berubah, terlihat dewasa tentunya, tapi senyumnya itu sama seperti dulu, saat mereka masih memakai putih abu-abu. Sairi melihat Wina sebentar, mengangguk lalu garuk garuk kepala dan berlalu meninggalkan Wina mencari tempat duduk.


    Wina bengong melihat lelaki yang masih saja tampan itu berjalan meninggalkannya.
    Jadi segitu doang?  Wina  meremas tangannya dengan gregetan, sambil tak habis pikir reaksi Sairi saat bertemu dengannya.


    Sairi tidak membalas sapaannya, tidak  menanyakan kabarnya, dimana dia tinggal, anaknya sudah berapa, kerja di mana, pembicaraan layaknya teman lama yang baru ketemu, padahal mereka sudah 20 tahun tidak bertemu dan tidak pernah komunikasi sama sekali. Wina tak habis pikir. Apa Sairi masih marah padaku?, tanya Wina dalam hati, Ah itu cerita  warna warni masa sekolah,sudah lama berlalu, Wina teringat ceritanya dengan Sairi.
    Bersungut-sungut wanita itu  kembali ketempat duduknya, hilang semua senyum riangnya, teman disampingnya Dina tersenyum melihat Wina.


    “Cie yang baru salaman, deg deg an ya?” Dina meledeknya.
    “Sebel tau..” sungutnyaa sambil  mengambil minuman, tiba tiba Wina merasa haus.
    “Kog sebel?, Dia tambah ganteng ya, tapi ada macan disampingnya, hati hati”
    Dina mengingatkan lalu kembali cekikan.


    Reuni berjalan lancar, pertemuan  ini diadakan setelah hampir dua puluh  tahun selepas SMA. Acara ini hanya untuk bercerita tentang masa lalu. Cerita tentang teman teman, para guru, mantan pacar, penjaga sekolah sampai ibu kantin, tapi tidak pernah bosan mendengarnya, saling ledek dan selalu diakhiri tertawa bareng. Kegitan kumpul teman masa remaja ini hanya sekedar melepaskan lelah atau melupakan sejenak rutinitas sebagai orang dewasa atau sekedar ingin kembali mengingat masa muda yang sekarang tinggal kenangan.


    Diam-diam Wina memperhatikan Sairi yang serius mendengarkan temannya bercerita, sesekali mereka tertawa, disela sela suara musik, beberapa ada yang bernyanyi, apalagi kalau bukan lagu saat mereka remaja dulu, semua seperti berada di masa lalu.
    Ketika Wina pura pura berjalan melewati mereka, seorang  teman menyapa
    “Kamu Wina kan?  Wah tambah gemoy aja sekarang” Tedi teman Sairi menyapa sambil melihatnya takjub.
    “Gemoy…gemuk gituh, becanda lu gak asik” balas Wina manyun.
    Tedi tertawa, lalu melihat ke Sairi


    “Ri.., ini Wina, gadis kecil kelas kita, sekarang gemoy abis…” Tedi bersuara lagi, cowok paling menyebalkan itu memang  tukang ledek, dia tak pernah berubah, masih riang seperti dulu, untungnya dia tidak tau kalau dia dan Sairi pernah ada cerita, kecuali Dina, teman karibnya, mereka hampir dekat, Wina belum ingin pacaran waktu sekolah, tapi Sairi terus mengejarnya, dan akhirnya menyerah setelah Dina menjelaskan panjang lebar dan sejak itu mereka tidak pernah bertegur sapa, sampai akhirnya bertemu di acara reuni ini.
    Sekali lagi Sairi hanya tersenyum sedikit sambil mengangguk. Dia sampai heran melihat reaksinya, benar benar menyebalkan, gerutu Wina.


    Wina pura pura menyapa teman yang lewat, lalu pergi dari mereka berdua, Wina masih heran dengan sikap Sairi.
    Begitu acara selesai, mereka kembali salaman, masih berbaik hati Wina berkata “Sampai ketemu lagi ya” , yang diajak ngomong buru buru  mengangguk dan langsung berlalu.
    Wina menarik napas, melihat ku kog seperti melihat hantu aja, apa masih marah denganku?  Wina tak habis pikir.
    Setelah reuni, Wina  tidak lagi memikirkan pertemuan itu, sudah dilupakan, kembali ke kota dan menjalani rutinitas seperti biasa.


    Hingga suatu hari, setelah istirahat siang di kantor,  ada telepon masuk, nomor yang belum di save di hapenya. Awalnya Wina malas mengangkat, tapi dipikir lagi siapa tau ada yang penting, paling nanti kalau gak kenal bisa langsung dimatiin, batinnya
    Begitu dia mengucapkan hallo,
    ” Wina ya?” suara di seberang sana terlihat bergetar, suara laki laki.
    “Ya saya sendiri, siapa ini?” dia seperti kenal tapi samar.
    “Ini aku Sairi” suara diseberang terdengar lagi.
    Wina melihat hape nya dengan heran, gak salah Sairi menelponnya, bukannya kemarin dia cuek?? , dengan heran Wina kembali meletakkan hapenya ke kuping.
    “Ngapain kamu hubungi aku? dapat nomor ku dari mana?” suara Wina terdengar marah.
    “Aku mau minta maaf di acara reuni kemaren, aku minta ke Dina nomor kamu” balas Sairi takut takut.
    Dina kurang kerjaan, pikir Wina
    “Minta maaf?” tanya Wina
    “Waktu reuni kemaren Aku kurang ramah dengan kamu, aku gak enak dengan istriku” jelasnya lagi
    Mendengar itu Wina tertawa
    ” Apa hubungannya aku sama istri mu?”
    “Gak apa apa, gak enak aja” balasnya lagi.
    “Ooh kamu takut istrimu, saranku kalau mau reuni jangan ajak istri, jadinya kan di mata matain”  jawab Wina sekenanya.


    Wina tau dari Dina kalau  istrinya Sairi satu sekolah dengan mereka, tapi lain kelas. Kalau Wina memang tidak kenal, beda dengan Dina, ratu gosip sekolah itu tau semua info tentang teman-teman sekolah . Dulu teman-teman sekolah bingung, kenapa mereka bisa jadi teman akrab sampai sekarang, secara beda karakter, kalau yang satu adem, satunya lagi angin ribut.
    ” Win, nomor ku save ya, kalau besok besok aku nelpon kamu bolehkan?” Sairi mengalihkan obrolan.
    “Kalau nelpon aku, jangan ajak istri, nanti dia nguping” balas Wina 

    Ada tawa riang disana

    ”Lagian mau apa nelpon aku lagi, kan udah minta maaf?” tanya Wina heran

    ”Mau melanjutkan misi yang dulu, siapa tau masih berlaku” 

    ”Kalau ngomong jangan sembarangan nanti di aminkan malaikat” jawab Wina tertawa, dia tau Sairi hanya bercanda. Suami takut istri aja sok sok ngegombal, pikir Wina geli.

    ”Amin” suara di ujung sana

    Mereka berdua tertawa bersama,
    Menutup telepon, Wina tersenyum, ternyata dia masih penasaran,Wina tergelak.
    Kenangan itu kembali terkuak.

    Wina ingat teman sekelasnya itu, cowok berkulit putih, bertubuh tinggi dan berwajah oriental, bonus otak pintar dan selalu juara kelas, pokoknya cowok paket komplit.  

    Sairi menyukainya, hal yang tak di mengertinya sampai saat ini. Saat lelaki yang selalu serius itu mengungkapkan perasaannya, Wina tak habis pikir, kenapa dia menyukaiku? Seorang  cewek bertubuh  kecil yang pemalu, banyak jerawat di keningnya, kulit yang terlalu sawo matang dan selalu kesulitan pada pelajaran kimia dan fisika, tapi Wina punya mata yang indah dan senyum yang manis.

    Masa pacaran dengan si ganteng yang juara kelas itu? batinnya menolak, Wina tidak percaya diri bisa berjalan berdampingan dengan Sairi, dia kwatir Sairi nanti malu punya pacar seperti dia. Wina mengutus Dina teman sebangkunya yang hobi bicara itu untuk menyampaikan dengan Sairi.

    Dina awalnya menolak keras,

    ”Sayang di lewatkan Win…barang langka, kamu bisa menang banyak,” bisiknya persis di telingan Wina

    ”Nanti kalau ada teman nanya, siapa yang memenangkan hati Sairi? teman sebangku dong, si imut yang manis”  gayanya sambil bertolak pinggang.

    Wina menatapnya lama, dia tidak tau apa maksud temannya itu mendukungnya atau meledeknya.

    ”Aku bukan Cindrelala” tegasnya

    ”Bilang dengan dia,  aku belum mau pacaran, gak kepikiran, mikiran diri sendiri aja susah, apalagi orang lain, titik” tambahnya lagi.

    Dina sudah paham dengan Wina, sekalinya bicara tidak bisa terbantahkan, mereka sudah berteman sejak SMP,  cewek sensitif ini merasa tak pantas mendampingi Sairi, kuatirnya mengalahkan perasaannya. Sairi hanya pantas di kagumi sebagai lelaki yang pintar, tidak lebih dari itu.

    ” Serius gak mau jadi Cindrelala” ledek Dina lagi

    Wina langsung melotot.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bukan Cinderella

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021