OLEH : IRMAROZA, MA
Jufa adalah seorang sarjana yang ulet dan mandiri, baru mencoba usaha dengan menyewa toko untuk jual voucer, pulsa elektrik , accesoris hp, casing hp. Selain itu juga menjual aneka jam weker cantik ukuran mini dan jam dinding. Dia merupakan anak ke-2 dari pasangan pensiunan PNS (guru SMA dan ibu rumah tangga).
Imami adalah seorang PNS baru lulus . waktu itu pengangkatan besar- besaran zaman presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia adalah anak ke-5 dari enam bersaudara. Seorang putri tercinta dari pasangan PNS (guru SMP) dan penjahit pakaian.
Perkenalan Umami dan Juga bermula di Balai Selasa. Waktu itu Imami menanti bus untuk di tumpanginya pulang kampung. Dari rumah kos imami ke tempat perhentian bus itu mula- mula naik mobil kecil nanti baru di Balai Selasa lanjut lagi untuk naik bus tujuan kampung Imami. Singkatnya Balai Selasa ini adalah transit mobil kecil ke bus.. Oh ya sekitar Balai selasa ini bisanya signal waktu itu dengan kartu indosat khususnya IM3 sedang waktu itu Imami hanya punya kartu dengan nomor simpati. Untuk kelancaran komunikasi dengan keluarganya terpaksa imami beli satu nomor kartu indosat agar bias mengabari keluarga. Kartu ini di beli di konter Jufa.
Imami adalah seorang pns baru lulus pada tahun 2005 pengangkatan masih teringat kala itu adalah penerimaan pns yang besar-besaaraan pada zamaannya presiden susilo bambang yudiyono (SBY). Singkatnya pada bulan Maret keluarlah penempatan wilayah kerjanya imami lulus pada pilihannya yaitu formasi guru PAi tingkat madrasah aliyah waktu itu hanya 6 orang yang lulus sesuai kebutuhan formasi. Ternyata tempat kerja imami jauh dari kampung halaman dimana dulu tempat honornya sehingga mengharuskan imami indekos bersama teman pns baru lulus juga lainnya yang berbeda jurusan yaitu MTK dan bahasa inggris namun satu wilayah kerja.
Imami kos bersama temannya di rumah sekampung dengan salah seorang temannya yang kebetulan bapak dan ibu kos juga seorang guru, tentu saja menimbulkan kemudahan berkomunikasi , kedekatan ikatan karena keduanya menanggap kami yang kos di rumah beliau sebagai keluarga.sehingga mudah adaptasi dan muntuk tinggal di sana merasa nyaman dan betah.
Untuk keseharian pergi mengajar imami naik ojek atau mobil ” cigak baruak”( semacam mobil pick up angkat barang yang kecil) .Di tempat tugasnya imami cukup aktif dan dekat dengan siswa. Karena jarak usia yang dekat dan status masih lajang menurut informasi yang imami terima dari seorang siswa ternyata ada salah satu temannya yaitu siswa laki- laki yang katanya suka pada Imami. Namun syukurnya siswa tak berani ungkapin dan imami memang menganggap semua mereka siswa di sekolah dan adik apabila di luar.
Biasanya imami berada di kos 4 hari yaitu senin sampai k amis, pada jum’at akan semangat untuk pulkam (ke rumah ibunda ternyaman ). Tahun 2005 itu transportasi masih sulit dari kos mesti transit dulu ke kampung tempat Jufa buka usaha dan itupun ada jadwal terbatas untuk keberangkatan mobil cigak baruak maupun bus untuk di tumpangi. Jika lewat jamnya maka harus dengan mobil kecil dulu untuk kemudian menunggu datangnya mobil bus yang dimaksud.
Disinilah bermula pertemuaan itu, yang imami ingat adalah waktu itu jemput gaji pas bulan ramadhan waktu itu gaji masih manual belum masuk ke nomor rekening pribadi tepatnya masuk ke rekening bendaharawan gaji di sekolah, singkat cerita imami balik dari rumahnya bapak bendaharawan gaji keluarnya sudah sore dari waktu biasa, berarti mobil harus di sambung, sampailah pada waktu sholat asar aku numpang sholat di warung, Telkomsel Miza kebetulan yang jaganya perempuan, hingga tak terasa sudah mau berbuka puasa dan magrib tentu pas masuk waktu magrib aku numpang lagi berwudhu lalu shalat di bilik kecil neng dan Wulan. setelah itu langsung berbuka puasa dengan sederhana yaitu aqua dan roti. Sesama lajang dan duduk berbuka di tempat yang sama terjadi percakapan biasa saja antara imami yang lagi nungguin mobil, nengsih dan Wulan sang penjaga wartel dan jufa tetangga wartel sang penjual pulsa.
Momen inilah yang menjadi cikal pertemuan selanjutnya.Imami masih ingat pas dilokasi menunggu bus namanya Balai Selasa sinyal IM3 waktu itu (indosat) sedang aku tak punya sebab kartuku simpati tentu saja supaya bisa mengabari keluarga akhirnya ku beli sebuaah kaartu IM3 pada counter pulsanya . Ternyata diam-diam jufa mencatat nomorku tak lama kemudian bisnya datang tentu saja aku naik karena sudah tidak sabar ingin sampai di kampung. Setelah di kabari keluarga oleh Imami, keluarga siaga untuk menunggu putrinya dan menjemput sebab posisi rumah agak di dalaam dari jalan raya tempatnya aku turun dari bus , sampai di Tarusa kampung impianku sudah sekitar jam 09.00 wiib .
Perkenalan singkat itu bagi Imami itu biasa dan tidak membekas, rupanya berbeda dengan Jufa. Awal berkenalan dengan perempuan ini Jufa merasa yakin dalam hati bahwa inilah jodohku. Sebab menurut Juga banyak yang sering menunggu hus di sana para guru muda yang secara tidak sengaja di kenalnya namun menurut Jufa perempuan satu ini unik dan yang bikin suka pandang pertama adalah karena pada jam shalat lebih memilih mengerjakan shalatnya tanpa mempedulikan dandanannya yang akan luntur.
Pada waktunya Jufa belanja untuk kebutuhan counternya ke kota Padang, Ingat Jufa bahwa rumah imami jelang ke kota itu, entah kenapa pulang dari belanja itu Jufa tiba- tiba punya keinginan mampir, berdua dengan Ari yang membantu menjaga konter hp nya, ia cari alamat dan tanyain rumah Imami tidak sia-sia usaha pencarian berhasil alhamdulillahnya ketemu.
Di rumah Imami sang Ibu sedang menyapu halaman rumah, tiba- tiba ada dua pemuda datang bertanya dan cari alamat Imami tentu beliau kaget sebab yang di cari adalah putrinya, Sebagai info tambahan ibunda Imami itu mengenali semua teman-temannya makanya ini kaget karena wajah yang datang bertamu kali ini tidak terdetek. Parahnya lagi kesan awal pertemuan sepertinya Ibunda kurang respec tidak tau juga kenapanya. Namun itu tak jadi halangan bagi Jufa karena merasa suka pada pandang pertma , tentunya itu tak berpengaruh sebab ia akan berjuang dengan serius dan sabar untuk mendapatkan pujaan hati sebagai calon istri sesuai kata hati. Sudah yakin awal Jumpa bathin Jufa.
Mulanya Imami tak tertarik sebab tiada kategori laki-laki impian dalam asa yang di bayangkan, Imami sukanya laki- laki yang putih kulitnya, tidak merokok, memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun sebuah keluarga , mampu membawanya menuju rumah yang lebih tenang dan bisa mengimami shalat seharian. Jufa sama sekali tak seperti impian, timbullah ide oleh Imami untuk memberi sarat yang berat dan ngerjain biar gagal eh tak tahunya malah meleset. Imami kira Jufa tak akan mampu karena Basic pendidikan Jufa adalah sarjana peternakan makanya imami percaya diri ini cowok bakalan tidak berhasil, tak menyangka bakalan berhasil Jufa melewati tantangan yang diajukan dengan mulus duh kesal..
Selain itu tes berlanjut pada kesabaran, dengan sengaja datang telat, tidak mengangkat panggilan telponnya tanpa Jufa sadari tapi raksi jufa sangat sabar . Pernah tak di balas kabar dan di angkat telpon karena jenuh dan memang masih separoh hati imami memberi peluang namun Jufa tak kehabisan akal, Dia jadikan kakak perempuan Imami sebagai teman curhat dan mengeluh tentang respon Imami kepadanya hingga Imami terpaksa dapat wejangan gratis dari sang kakak gara-gara Juga.
Jufa datang lagi bertamu. Tak lama masuk waktu shalat magrib maka sekalian orang tua imami memposisikannnya sebagai Imam untuk shalat, qadarullah ternyata Ia tidak menolak artinya ia sanggup melaksanakan permintaan dan ini menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi Imami untuk mulai membuka hati.
Suatu hari Keluarga Jufa berbincang tentang rencana nikahan untuk adik perempuannya,, sebab mereka sudah serius berteman sehingga dicarilah waktu yang pas untuk menghitung waktu secara adat, mungkin karena perbedaan membuat hitungan mereka agak terkendala karena sepertinya belum ada yang saling mengalah, Pada waktu itu Jufa nimbrung dan berkata pada papanya ” Pa saya juga mau menikah!” seriuslah papanya kaget lalu bertanya :” dengan siapa?” jawab Jufa “dengan Imami yang pernah sekali saya bawa pulang ke Rumah.
Pertemuan berikut terjadi antara mereka dengan tekad yang bulat langsung jufa berkata “kemarin saya berbicara dan mohon izin ke papa untuk menikahimu” trus tanggapan imami ya….bingunglah kenapa kamu bilang ke papamu? Padahal aku belum jelas akan menrimamu ataupun tidak. Jufa berkata gimana dong kalau tidak cmau? Tentu saya malu katanya sebab sudah sesumbar minta restu ke papa. Hm….Dengan posisi sulit ini dan penuh pertimbangan juga dan paling akhirnya sebelum membuat keputusaan sampailah Imami minta petunjuk shalat malamnya karena sabar dan nampaknya anaknya baik juga tak ada salahanya diterima meski tidak semua sesuai kriterianya imami, mungkin inilah jodoh itu yang pada waktunya akan dipermudah dan akan diperindah. Jadilah pada tanggal 8 nopember 2006 terikatlah kami pada sebuah janji suci pernikahan.
Berawal dari pertemuan tak sengaja ketika menanti bus menuju kampung halaman, dengan keyakainan pada pandangan pertamanya jufa, denyut jantung di dada yang memekarkan bunga cinta , dengan pertimbangan yang di adukan ke Tuhannya oleh Imamis, dan di mudahkan prosesnya menjadikan warna yang tak terhapus dalam kisah kami. Pertemuan tak sengaja itu hingga kini berusia 16 Tahun dalam bingkai rumah tangga telah di karuniai dua putri dan seorang Putra. Keyakinan pada pandang pertama itu “ love at first Sight” sungguh kuasaNya sangat Indah dan mudah segala suka dan duka telah imami dan Jufa lewati bersama , melaui bingkai rumah tangga dengan ikhlas, penuh redha dam harapan smogalah rasa ini tetap terjaga hingga akhir masa. Meski mulanya juga bukanlah impian namun berakhir dengan kamulah yang mewujudkan desain mimpi rumah masa depanku, sungguh aku tak menduga engkaulah pasangan hidupku hingga hari ini. Thanks to God!
Profil Singkat Penulis
IRMAROZA, MA
Alumni SMTI Padang Tahun 1998, Menamatkan S1 Kependidikan Islam Fak.Tarbiyah 2003 dan S2 UMSB Padang tahun 2015. Terlahir 31 maret 1980 di Tarusan Painan SUMBAR. Anak ke lima dari enam bersaudara. Ibu bagi 3 orang putra/i yang berprofes guru. Pernah mengajar di MAN Linggosari Baganti Air haji 2005, MTsN Tarusan 2009, dari Maret 2020 – sekarang aktif di MTsN 1 Pesisir Selatan (Salido). Akun Fb aktif IRMA ASYANA dan Memiliki Motto Hidup ”Berjuang lillah tanpa lelah”. Bisa dihubungi di Irmaroza1980 gmail.com.Telah bergabung di antologi: Akhirnya ku menemukanmu, Selamat Tinggal Masa lalu, Intusi Sastra dan Meraih Asa dalam Cinta, Ketegaran seorang Ibu, antara Aku kau dan Dia, Jodoh kedua, Sebuah Janji. Pola Didik Islami bagi Generasi Muda, The Experience The Best Teacher, Ketika Hati Memilih.
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: BUKAN MAUKU NAMUN MAU-NYA
Sorry, comment are closed for this post.