Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasanya ditanam orang sebagai hiasan. Hiasan di luar ruangan atau halaman atau di dalam ruangan tertentu. Bukan lagi semata-mata yang ditanam pada media tanah secara langsung atau media tanah di dalam pot, bahkan ada media hidroponik, arang, pupuk kandang, sekam padi, cocopeat, rockwool, gabus, dan lain sebagainya.
Bahkan yang paling sederhana hanya memanfaatkan barang bekas, contohnya botol plastik selanjutnya diisi air dan tanaman ini akan hidup dengan sendirinya. Tanaman hias indoor ini memancarkan manfaat di sekelilingnya.
Tanpa perawatan khusus atau istimewa, tanaman hias ini menyegarkan ruangan serta pikiran orang yang berada dalam satu ruangan bersamanya. Dengan menyapa setiap hari menjadikan hidup pikiran dan hati penyapanya.
“Hai Cantik, gimana kabarmu hari ini? Semoga kamu selalu bersemangat dan senang ya?” sapaku dalam keseharian di ruang kerja.
“Hari ini, aku akan mengganti airmu, ya. Akarmu kian lebat juga.” sapaku di lain hari.
“Wow, daunmu ada yang mulai menguning. Apakah ada yang menggores batangmu ya?” ujarku di suatu hari pula.
Boleh jadi celoteh itu menjadikan orang lain akan menanyaiku.
“Kamu sedang bicara dengan siapa?” tanya seorang teman suatu hari mendapatiku bicara sendiri dalam ruangan.
“Oh… Aku biasa menyapa tanaman hias dalam ruang kerjaku. Dia juga makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Aku merawatnya dengan penuh cinta kasih walau tak terlalu ribet juga. Semampu yang bisa aku lakukan.” jawabku panjang lebar.
“Apakah ada manfaatnya?” lanjut temanku. Tampaknya Dia mulai tertarik menggali informasi.
“Ya, bagiku tanaman hias ini bukan sekadar tanaman hias biasa. Aku memaknainya sebagai sahabat, sebagai teman yang menjadi saksi kesibukan tugasku tiap hari. Selain teman sejawat yang kadang membersamaiku. Kadang aku bekerja sendirian di ruangan ini. Kebetulan hari ini kamu datang juga menjadi teman baru baginya,” cerocosku menjelaskan.
“Ada kalanya aku merenung dan memikirkan keagungan Tuhan dengan mengamati pertumbuhan tanaman hias ini. Yang unik lagi kadang aku mengajaknya berswafoto. Aku menyimpan foto-foto bersamanya bahkan mencetak serta menempelnya di dinding kamar rumahku. Seolah aku selalu bersamanya, baik di ruang kerja atau di rumah.” uraian menggebu-gebu aku lanjutkan.
“Subhanallah, ternyata ada cerita unik dengan tanaman hias di ruang kerjamu ini ya?” timpal temanku.
Begitulah salah satu komentar yang tidak sengaja terkuak pada suatu hari bersama tamu yang datang kepadaku. Aku menjadi semakin mencintai dan memaknai tanaman hias itu. Aku semakin menambah rasa syukur. Hidup tidak hanya dengan sesama manusia. Kehidupan meliputi semua yang terhampar di muka bumi.
Hidup manusia adalah perjuangan bersama dengan makhluk lainnya, baik makhluk hidup maupun makhluk tak hidup. Selain manusia, ada makhluk hidup yang bernama hewan dan tanaman. Tanaman hias ini paling tidak menjadi teman atau kawan menuangkan ide-ide atau gagasan untuk kemajuan. Karena hidup hari ini harus menjadi pemantik ke arah yang lebih baik di masa mendatang.
Makhluk tak hidup yang menyertainya adalah botol bekas yang telah diubah fungsi menjadi wadah tanaman hias itu tumbuh ditemani air jernih yang mendukung kehidupan. Jadi, bukan sekadar tanaman hias biasa. Dia memiliki makna luar biasa. Hal sederhana yang terasa secara langsung adalah menyuguhkan udara segar dalam ruangan. Kesegaran jasmani dan rohani karena secara fisik tanaman hias mengeluarkan oksigen di siang hari kerja; secara ruhani membuat berpikir akan keagungan Tuhan serta merasa ada kebahagiaan di dalam hati.
Semoga kisah ini menjadikan kita terbuka untuk pandai mencintai dan menghargai siapa pun dan apa pun di sekitar kita. Tak selamanya kita sendiri walau secara fisik tidak ada orang lain. Ada benda atau barang atau pun tanaman yang menjadi sahabat, saksi bisu segala tingkah laku serta sikap ucap kita.
Kreator : Dwi Astuti
Comment Closed: Bukan Sekadar Tanaman Hias
Sorry, comment are closed for this post.