KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Buktikan dengan Kakiku

    Buktikan dengan Kakiku

    BY 20 Agu 2024 Dilihat: 102 kali
    Buktikan dengan Kakiku_alineaku

    Adinda Laura mendapatkan ijazah dan kertas putih yang dinyatakan lulus sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama). Laura akan melanjutkan SMA (Sekolah Menengah Atas). Sebagian besar orang-orang mengucapkan masa SMA merupakan paling indah, dimana dapat mendapatkan jodoh. Laura mendapatkan SMA terfavorit dan artinya kebahagiaan datang di waktu yang tepat. Kebahagiaan Laura berhenti karena teringat seorang Ayah yang meninggalkannya sejak kelas 4 Sekolah Dasar.

     

    “Apa arti kebahagiaan ini?”

     

    Pertanyaan tersebut selalu berada didalam pikiran Laura. Menghantam keras pikiran Laura sehingga menyebabkan kesedihan datang. Laura hidup bersama Ibu, Nenek, dan Kakek. Ibu bernama Lara Siska Bunga Cahya, nenek yang bernama Susanti, dan Kakek bernama Joko. Laura berusaha menanamkan sikap semangat dalam mencari ilmu. Laura  bahagia dan menutupi kesedihannya. 

     

    Laura dikenal dengan siswi yang pintar dan cerdas. Laura belajar keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Laura selalu memberikan yang terbaik sesuai kemampuan karena cita-cita berada di dalam kampus impian. Sisi lain, Laura juga terkenal dengan siswi yang rajin dan tidak pantang menyerah. Laura juga tidak aktif organisasi, tetapi Laura mengikuti berbagai lomba yang terdapat di sekolah. Laura memiliki keahlian dalam kepenulisan, contohnya mengalami juara lomba cerita pendek. 

     

    Putih abu-abu yang digunakan Laura sangat cantik. Hari pertama yang membuat Laura takut memasuki kelas. Takut tidak punya teman, itu ketakutan terbesar yang dimiliki Laura. 

     

    DEG!

     

    Hati Laura yang tidak nyaman sehingga terasa berat untuk menuju langkah dalam masuk kelas. 

     

    Laura membuka pintu kelas….

     

    BOM!

    Semua bola mata tertuju kepada Laura. 

     

    “Cantik”

     

    “Sekelas sama si cantik”

     

    Terdengar jelas di telinga Laura, Laura tidak mendengarkan dan tetap berjalan mencari tempat duduk.

     

    Laura duduk di depan, karena duduk di belakang membuat Laura mengantuk. 

     

    “Cantik, bolehkah aku duduk di sebelahmu?”

     

    “Dijamin, nyaman berada didekatku”

     

    Laura menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam dan tidak memberikan tempat duduk.

     

    “Tidak boleh” Ucap Laura dengan tatapan sinis.

     

    “Cantik-cantik, kok judes sih?”

     

    Seseorang datang dan duduk di sebelah Laura.

     

    “Minggir kamu, aku yang boleh duduk disini”

     

    Seseorang itu bernama Dinda Putri, Dinda terkenal dengan siswi yang cerdas dan sifat lucunya. 

     

    “Terima kasih sudah menolongku,” Kata Laura dengan senyuman.

     

    “Iya santai aja. Maaf aku lancang duduk di sebelahmu, tetapi apakah aku boleh duduk di sebelahmu?” Tanya Dinda dengan senyuman.

     

    “Boleh, nama kamu siapa?” Tanya Laura dengan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan. Dinda juga membalas dengan menjabat tangan dengan senyuman dan berkata “Nisa Putri, panggil saja dengan sebutan Nisa.” 

     

    “Aku Adinda Laura, panggil saja dengan sebutan Laura,” Kata Laura.

     

    Wali kelas dengan membawa lembar-lembar putih yang berisikan materi mulai memasuki kelas dan duduk di bangku. Wali kelas tersebut bernama Rina Citra dan disebut dengan sebutan Bu Rina.

     

    “Assalamualaikum” Ucap Bu Rina membuka pintu.

     

    “Wa’alaikumsalam” Ucap siswa-siswi yang berada di kelas tersebut.

     

    “Selamat pagi, saya merupakan wali kelas kalian. Panggil saja dengan sebutan Bu Rina, Bu Rina akan mengajarkan kalian mengenai Bahasa Indonesia,” Kata Bu Rina yang berdiri didepan kelas. 

     

    “Bahasa Indonesia adalah pelajaran favoritku,” Batin Laura dengan tersenyum. 

     

    “Hari ini bersantai dulu ya, perkenalan terlebih dahulu di depan kelas,” Kata Bu Rina.

     

    Teman-teman sekelas maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri. 

     

    “Aku terakhir deh,” Batin Laura. Laura juga memiliki sikap introvert, tetapi Laura akan menjadi ekstrovert jika pada sahabatnya. 

     

    Selesai. 

     

    BUM!

     

    Laura berjalan ke depan kelas untuk dengan penuh keringat dan gemetar.

     

    “Hai semua, aku Dinda Laura. Panggil aku dengan sebutan Laura,” Kata Laura dengan tersenyum.

     

    “Senyumnya manis”

     

    Ucap seorang laki-laki yang membuat Laura berhenti tersenyum. Laura tidak suka dipuji dan kembali duduk di bangkunya.

     

    “Sekarang membentuk struktur kelas ya,” Ucap Bu Rina

     

    Beberapa siswa-siswi memberanikan diri untuk menjadi bagian pengurus kelas. Laura hanya terdiam dan pengurus kelas merupakan membuatnya membuang energi. Energi terkuras dan juga harus menyisihkan waktu untuk rapat. Rapat membuat Laura tidak dapat mengikuti lomba. Laura hanya berfokus pada lomba dan mengumpulkan sertifikat untuk meraih perguruan tinggi impian.

     

    Istirahat telah tiba, siswa-siswi keluar untuk pergi menuju kantin. Laura memikirkan ucap siswa yang menyebutnya cantik. Laura menganggap kata cantik merupakan sikap yang mengejek.

     

    “Hei, kenapa termenung cantik?” Tanya Dinda dengan wajah khawatir.

     

    “Diam, aku tidak suka dengan sebutan cantik. Aku merasa ketika terdapat seseorang mengatakanku cantik itu tandanya mengejek,” Curhat Laura dengan wajah sedih. Dinda merangkul Laura dan berkata “Maaf ya, sebenarnya kata cantik adalah hal yang disenangi oleh para perempuan loh. Kamu harus tau, kamu itu cantik dan aku dengan siswa disini, bukan mengejekmu,”

     

    “Tetapi, kenyataan,” Tambah Dinda tersenyum.

     

    Laura berdiri dan meninggalkan Dinda, Dinda berlari dan menyusul Laura….

     

    Semua mata siswa tertuju pada Laura.

     

    Laura tidak menghiraukan mata tersebut, Laura berfokus terhadap makanan yang dipesan. 

     

    Dinda berjalan dan menepuk bahu Laura.

    “Laura, mengapa meninggalkanku sih?”

     

    “Kamu sih,” Ucap Laura yang kesal akibat perbuatan Dinda yang memanggil dengan sebutan cantik. Laura berjalan dan mencari tempat duduk untuk makan. Tentunya, bangku yang jauh dari siswa. Laura tidak mau menjadi pusat perhatian serta menemukan bangku di pojokan yang kondisinya sepi dan hening.

     

    Dinda mencari Laura berada dan menemukan di pojokan. Dinda hanya menggelengkan kepala. Dinda menghampiri Laura dengan membawa makanan dan minumannya. 

     

    Laura dan Dinda makan makanan dan minuman tanpa terdapat suara satu pun. Tidak ada yang berani mulai berbicara. Dinda merasa takut kepada Laura, takut Laura tambah kesal ketika mulai berbicara. Laura yang menanti Dinda untuk meminta maaf dan memulai berbicara. Laura dan Dinda memiliki sifat gengsi yang tinggi. Laura dan Dinda merasa bosan ketika tidak berbicara.

     

    “Dinda”

     

    “Laura”

     

    Laura dan Dinda memanggil secara bersamaan.

     

    “Kamu dulu deh,” Kata Laura.

     

    “Aku meminta maaf dengan sebesar-besarnya kepadamu Laura atas ucapanku,” Kata Dinda dengan menggenggam tangan Laura.

     

    “Iya tidak apa-apa Dinda,” Kata Laura dengan tersenyum.

     

    Dinda tersenyum mendengar ucapan itu, tetapi ada yang membuat Dinda bergejolak di hatinya.

     

    “Apakah aku boleh mendengar ceritamu?” Tanya Dinda dengan bertati-hati, takut Laura kesal kembali terhadapnya. Dinda trauma terhadap rasa kesal Laura yang membuatnya merasa bersalah dan sedih.

     

    “Apakah kamu orang terpercaya?” Tanya Laura kembali karena takut Dinda bukan teman terbaik.

     

    Dinda hantam mengangguk dan bertanya “Aku siap menjadi pendengar setiamu. Begini, kalau aku berada di posisimu pasti bahagia karena dibilang cantik. Mengapa kamu merasa bahwa kata cantik menjadi ejekan?”  

     

    Laura menghela nafas…..

    “Sebenarnya, aku memiliki masa lalu yang kelam. Aku diejek dengan sebutan cantik saat sekolah dasar, setelah mengatakan kata cantik, mereka mengejekku dengan fisik,”

     

    “Tidak hanya itu, mereka mengatakan bahwa orang sepertiku tidak memiliki hak mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi karena perempuan. Aku mau membuktikan bahwa perempuan memiliki hak mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, karena pendidikan itu penting untuk mengubah kehidupan serta kualitas perempuan akan mengundang laki-laki yang berkualitas”

     

    “Satu lagi, aku mau di dalam proses pendidikan tidak terdapat laki-laki. Aku mau sukses dengan kakiku sendiri,” Prinsip tersebut yang selalu Laura pegang dan menerapkannya. Laura bukan benci laki-laki, tetapi Laura tidak mau berinteraksi dengan laki-laki kecuali urgent. Berinteraksi dengan laki-laki membuat Laura membuang energinya dan memiliki ketakutan sakit hati, ketika Laura sakit hati tentunya tidak akan fokus dalam berpendidikan. Laura berambisi untuk memiliki pendidikan tinggi untuk kebahagiaan keluarganya dan membuktikan kepada orang-orang yang telah mengejeknya.

     

    “Luar biasa, aku kagum denganmu,” Kata Dinda tersenyum.

     

    “Kita bersama-sama menjadikan putih abu-abu ini menjadi jembatan untuk sukses ya,” Ucap Dinda dengan merangkul Laura.

     

    Laura hanya tersenyum dengan wajah cantiknya.

     

     

    Kreator : Maulida Putry Fauziah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Buktikan dengan Kakiku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021