KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Burung yang Tidak Punya Bakat Berenang

    Burung yang Tidak Punya Bakat Berenang

    BY 09 Jan 2023 Dilihat: 494 kali

    Penulis : Yasir Hadibroto (Member KMO Alineaku)

    Pada suatu hari di sebuah sekolah, proses pembelajaran sedang berlangsung. Seorang guru berdiri di depan kelas memberikan pelajaran dan para siswa menyimak dengan seksama. Siswa di kelas itu sangat heterogen, ada ikan, burung, monyet dan beberapa jenis hewan lainnya. 

    Mata Pelajaran hari itu adalah berenang. Guru menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana cara berenang. “Bagaimana anak anak,  paham ?” “Paham Pak Guru” jawab siswa serentak. “Baik kalau sudah paham, kita lanjutkan dengan praktik di kolam renang, mari kta ke menuju kolam renang!” Para siswa pun segera beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti guru mereka ke kolam renang.

    Satu persatu siswa diminta untuk masuk ke kolam renang dan mepraktikkan teori yang mereka dapatkan di kelas sebelumnya. Ikan mendapat giliran pertama, dengan cepat ikan melompat dan berenang lincah seperti yang diinginkan oleh gurunya. Sang guru pun senang dan puas karena berhasil memberikan pelajaran dengan baik kepad anak didiknya “ kamu hebat  ikan” kata guru. 

    Giliran kedua adalah monyet. “ayo monyet coba kamu sekarang!” “baik Pak Guru” kata monyet. Sang monyet sedikit ragu masuk ke dalam kolam renang, lalu langsung menggerak gerakkan kaki dan tangan seperti teori dan contoh dari gurunya. Percobaan pertama si monyet gagal, dia tidak berhasil berenang, nafasnya ngos ngosan dan banyak air yang terminum olehnya, begitupun percobaan ke dua dan ke tiga serta selanjutnya. “Bagaimana sih kamu ini monyet masa sih nggak bisa ?” sang guru tampak tidak puas dengan yang dilakukan monyet. Si monyet pun diberi sanksi berupa PR untuk belajar mandiri berenang di luar sekolah. Nasib yang lebih tragis dialami oleh burung. Saat berusaha berenang seluruh bulunyapun menjadi basah dan itu membuatnya susah begerak, dia tetap berusaha untuk mengerakkan sayapnya mengikuti gerakan renang seperti diajarkan gurunya. Bukannya berhasil, semakin dia berusaha maka semakin menderitalah dia karena dua sayapnya patah menyebabkan dia bahkan tidak lagi bisa terbang.

    Apa yang ditulis di atas adalah sebuah ilustrasi. Kita selama ini terlalu banyak menuntut kepada siswa kita untuk  menguasai semua mata pelajaran dengan batas nilai tertentu. Siswa lalu dihadapkan pada ketentuan penilaian, bahwa bila terdapat tiga mata pelajaran tidak tuntas, nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM)  maka siswa kita tidak dapat naik ke jenjang kelas berikutnya. Kita lupa bahwa setiap anak itu unik dan memiliki minat dan bakatnya sendiri yang dibawa dari lahir. Ada anak yang memiliki bakat di bidang science, ada yang berbakat di bidang olah raga dan ada yang berbakat di bidang seni. Sangat jarang ada anak yang multi talenta, yang menguasai semua bidang. 

    Sistem pendidikan kita hendaknya mengakomodir keberagaman dan keunikan yang ada. Pendidikan yang mampu menemukan dan menumbuhkembangkan potensi dan bakat siswa, sehingga semakin tajam dan hebatlah dia di bidangnya. Iabarat seekor burung, maka cukuplah ia cemerlang pada pelajaran terbang, didiklah ia supaya bisa terbang dengan lebih hebat dari apa yang ia bisa lakukan saat ini. Jangan mengharapkan nilainya juga cemerlang pada pejaran berenang. Jangan paksakan ia praktik berenang karena itu akan mematahkan sayap sayapnya dan  membuat dia pun tidak bisa terbang layaknya seekor burung. Itu !


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Burung yang Tidak Punya Bakat Berenang

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021