Malam-malamku yang semula tenang seketika berubah menjadi gelap dan menakutkan. Adalah salah satu alasan ku mengapa ingin berlama-lama menikmati siang hari. Bagiku, malam adalah sesuatu yang mengerikan. Saat senja datang dan waktu sholat maghrib tiba aku akan berlama-lama membaca kitab suci Al-qur’an dan baru berhenti ketika adzan waktu isya. Setelah itu aku bersiap untuk istirahat tidur sambil memeluk Al-qur’an yang tidak mau lepas dari genggamanku. Hal ini ku lakukan untuk meyakinkan diri bahwa aku dalam lindungan Allah SWT, dengan begitu aku dapat memejamkan mata, hingga aku pun terlelap tidur.
Tiba-tiba aku terhentak dan terjaga dari tidurku. Seketika itu pula mataku melihat ke arah jam dinding kamarku dan apa yang ku lihat yaitu jarum jam yang menunjukkan angka yang selalu sama setiap kali aku terjaga dari mimpiku. Jarum jam selalu pada angka sebelas, dua belas atau satu. Sebelas, dua belas dan satu maksudnya waktu selalu menunjukkan pukul satu kurang lima menit atau jam dua belas lewat lima menit atau jam dua belas kurang lima menit. Mulanya aku tidak memperdulikan itu, tetapi setiap kali aku terjaga dari tidurku di tengah malam, mataku selalu mencari-cari dan seolah ingin tau jawaban jam berapa sekarang ? dan jawabannya selalu sama. Keadaan inilah yang membuat rasa takut tak juga hilang dalam diriku.
Malam-malamku selalu diwarnai mimpi-mimpi buruk. Dalam mimpiku, aku melihat suami ku tengah berbaring di dekat ku, namun aku juga melihat sosok lain yang duduk di dekat suamiku, sosok yang mirip sekali dengan suamiku, ya dia juga suamiku bahkan dengan kostum yang sama. Aku semakin takut. Koq bisa suamiku ada dua. Dalam keadaan ketakutan itu aku terjaga. Seperti biasa, aku melihat ke arah jam dinding masih sama gumamku sambil memegang erat tangan suamiku; pukul satu kurang lima menit dini hari.
Mimpi-mimpi buruk inilah yang selalu menghantui malam-malamku. Suami ku tak bisa berbuat banyak, ia hanya mampu dan berusaha membujukku agar mengambil wudhu dan melakukan shalat sunat malam. Aku menurut saja namun harus ditemani suamiku, karena aku merasa diriku selalu dihantui bayang-bayang mimpi buruk yang menakutkan. Begitulah setiap malamku, tak bisa jauh dari suamiku. Andai saja bisa, aku inginkan siang sepanjang hari, tanpa adanya malam tak mengapa, tapi itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Pada suatu malam, seperti biasa sebelum tidur aku melakukan aktivitas rutin sholat Maghrib dilanjutkan membaca Surat Yasin dan surat-surat lainnya hingga masuk waktu Isya’ setelah itu baru aku beranjak tidur dengan ditemani suami di sampingku. Kali ini aku kembali terjaga dari tidurku. Dan seperti biasa aku ke dapur ditemani suamiku untuk berwudhu dan sholat malam. Karena hanya itulah yang dapat aku lakukan untuk mengusir rasa ketakutan ku. Tapi kali ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Selepas melakukan sholat sunnah dua rakaat, kulihat suamiku sepertinya sangat lelah hingga ia tertidur di atas sejadah disampingku. Karena masih ada rasa takut, akhirnya aku ikut berbaring juga masih dengan memakai mukena. Sebentar saja aku rasa aku pun terlelap.
“Kholid!!”
Tiba-tiba suara itu terdengar di telinga dan membangunkanku. Ku bangunkan suamiku dengan menggoyang-goyangkan bahunya.
“Mas, bangun Mas. Mas kan yang tadi menyebut nama Kholid?”
Suamiku bangkit dan duduk di hadapanku seraya menggeleng dan berkata bahwa diriku lah yang menyebutkan nama itu.
“Tidak, Mas. Aku dengar dengan jelas suara itu, makanya aku terbangun.” kataku.
Suami berusaha menenangkan sambil memeluk erat diriku. Ooh, aku sadar ternyata aku baru saja bermimpi. Lalu ku ceritakan mimpiku, termasuk suara yang menyebut nama Kholid dengan jelas sekali.
Keesokan harinya saat suami ku sudah pergi ke kantor, aku kembali teringat dengan mimpi yang aku alami semalam. Aku berusaha mencari informasi tentang makna dari mimpi yang baru saja aku alami. Aku mencari referensi dengan membaca buku-buku tentang tafsir mimpi, namun tak ada jawaban yang benar-benar sesuai dengan mimpiku. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah buku yang menjelaskan tentang mimpi bertemu dengan Nabi SAW. Dalam buku itu dengan jelas kubaca bahwa jika seseorang bermimpi bertemu Rasulullah, maka mimpi itu adalah benar.
Aku semakin penasaran, lalu dengan ditemani suamiku kami berkunjung ke rumah salah seorang ASN Kementerian Agama Kota Sungai Liat, Bangka. Beliau adalah pak Abdullah Karang Jaya, di samping sebagai ASN beliau juga seorang guru ngaji dan selalu menjadi imam sholat di Musholla kampung kami saat itu. Kepadanya ku ceritakan perihal mimpiku, dalam mimpiku aku melihat ada dua orang lelaki berambut agak panjang berjalan ke arah ku, namun mereka membelakangi cahaya sehingga kurang jelas penglihatanku rupa wajahnya, sehingga aku pun bertanya siapa mereka itu.
“Itu Nabi Muhammad hendak pergi perang badar dengan Kholid,” Suara itu menjawab langsung pertanyaanku, dan seketika itu pula aku terbangun bersamaan dengan suara Kholid sebagai penutup mimpiku. Lalu aku juga menceritakan bahwa aku telah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa jika salah seorang dari kamu bermimpi dengan Muhammad SAW maka mimpi itu benar, karena rupa Nabi Muhammad SAW tidak bisa ditiru atau diserupai oleh siapapun. Dan aku semakin tidak sabar ingin mendengar penjelasan dari pak Abdullah tentang kebenaran mimpiku.
Di luar dugaan, pak Abdullah membenarkan perihal mimpiku. Beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sewaktu pergi perang Badar ia ditemani oleh sahabatnya sekaligus panglima perang yaitu Khalid bin Walid. Mendengar ucapan itu aku semakin yakin dengan mimpiku, hatiku seakan tak percaya kalau aku telah berjumpa dengan seorang Nabi dalam mimpiku. Betapa beruntungnya diriku bisa berjumpa dengan Nabi pilihan utusan Allah SWT meskipun hanya dalam mimpi. Pak Abdullah kembali menerangkan bahwa syetan dapat menyerupai apapun dan siapapun yang dia inginkan, kecuali satu yaitu syetan tidak bisa meniru ataupun menyerupai dirinya seperti Nabi Muhammad SAW. Perihal mimpi itu aku ceritakan juga kepada ayah dan ibuku. Atas saran ayahku, jika kelak aku melahirkan anak laki-laki, maka namailah dengan nama Kholid.
Sejak mimpi itu, aku merasa hidupku berubah. Aku merasakan adanya ketenangan dalam diriku, aku merasa lebih baik dari sebelumnya. Tak ada lagi mimpi-mimpi buruk yang menghantui malam-malamku. Aku semakin percaya bahwa kekuatan ALLAH SWT di atas segalanya. Aku merasa bahwa mimpi yang aku alami merupakan pertanda baik dan menjadi motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Tanggal 02 November tahun 1997 lahirlah putera pertamaku. Muhammad Ismi Kholid Akbar demikian kami menamainya, berharap kelak ia akan tumbuh menjadi anak yang sholeh dan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Setelah kelahiran putera pertamaku, aku semakin yakin adanya kekuatan di luar nalar yang bekerja dalam hidupku. Mimpi buruk yang menghantuiku seakan menjadi pertanda akan datangnya ujian. Bersamaan dengan kelahiran puteraku malam itu, ibuku mengalami musibah saat dalam perjalanan mau mengunjungi aku. Musibah itu hampir saja merenggut nyawa ibuku. Seorang bertopeng menodongkan senjata pisaunya tepat di leher ibuku sedangkan seorang lagi menjarah dengan paksa barang-barang berharga dan tas serta semua yang dimiliki ibu saat itu. Ibu hanya pasrah tak berdaya. Setelah mendapatkan semuanya para perompak itu pun menyelinap pergi. Peristiwa tersebut semakin menguatkan keyakinanku akan cobaan yang mewarnai kehidupanku. Aku merasa seperti sedang berada di tengah badai, namun aku yakin akan ada pelangi setelah badai.
Sejak saat itu, aku mulai rajin membaca buku-buku spiritual dan mendengarkan kajian-kajian islami. Aku berusaha mencari makna di balik semua kejadian yang menimpaku. Aku belajar bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan dan sabar menghadapi cobaan hidup. Kehadiran anakku, Kholid, menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan tersendiri.
Kini, anakku Kholid telah tumbuh dewasa. Beberapa tahun lalu ia telah menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Saat ini ia telah mandiri dan bekerja di instansi pemerintahan di Sumatera Selatan. Semoga ia segera menemukan tulang rusuknya, pujaan hatinya agar ia lebih fokus menata kehidupannya menjadi pribadi yang lebih baik sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Aamiin allahumma aamiin yaa robbal aalamiin.
Kreator : Aliyah Manaf
Comment Closed: Cahaya Dalam Mimpi
Sorry, comment are closed for this post.