KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cahaya dari Lembah Gome

    Cahaya dari Lembah Gome

    BY 28 Sep 2025 Dilihat: 18 kali
    Cahaya dari Lembah Gome_alineaku

    Di balik kabut tebal yang menyelimuti lembah-lembah tinggi Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Stevinus Jikwa. Ia adalah anak Suku Dani, yang sehari-harinya membantu orang tuanya berkebun ubi dan merawat babi, hewan yang dianggap berharga dalam adat mereka. Kehidupan Stevinus sederhana, jauh dari hingar-bingar dunia modern. Namun, di balik ketenangan lembah itu, ada sebuah cahaya masa depan yang perlahan mulai menyinari jalan hidupnya.

     

    Suatu hari, empat orang misionari datang ke desanya. Mereka adalah Tenaga Sukarela Pengembangan Masyarakat (TSPM) dari sebuah denominasi gereja yang belum pernah ada di daerah itu. Kehadiran mereka seperti angin segar yang membawa perubahan. Mereka bukan hanya membawa pesan spiritual, tetapi juga pengetahuan baru yang sebelumnya tak terbayangkan oleh Stevinus dan warga desa. Keempat misionari itu—Yohanes, Maria, Andreas, dan Debora—dengan sabar belajar bahasa daerah dan adat istiadat setempat. Mereka sering bertanya kepada Stevinus, yang dengan antusias menjelaskan tentang kebiasaan dan tradisi Suku Dani. Sebaliknya, Stevinus pun mulai menyerap banyak hal baru dari mereka.

     

    Di sekolah, keempat misionari itu menjadi guru Stevinus. Mereka mengajarkannya membaca, menulis, dan berhitung. Namun, yang paling menarik bagi Stevinus adalah cerita-cerita tentang dunia luar. Melalui foto dan gambar di buku-buku yang dibawa oleh para misionari, Stevinus melihat ada dunia yang sama sekali berbeda dari yang ia ketahui. Ada gedung-gedung tinggi, kendaraan yang melaju kencang, dan laut biru yang luas. Ia pun mulai bermimpi untuk melihat dunia itu sendiri.

     

    Suatu hari, Yohanes dan Maria menawarkan sesuatu yang mengubah hidup Stevinus selamanya. Mereka mengajaknya ke kota, ke provinsi yang berbeda, untuk melanjutkan sekolah. Stevinus, yang belum pernah keluar dari lembah Gome, merasa campur aduk antara senang dan takut. Namun, tekadnya untuk belajar lebih besar daripada ketakutannya.

     

    Perjalanan pertama Stevinus naik pesawat adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saat pesawat lepas landas, ia memeluk erat tubuh Yohanes yang jauh lebih kecil dari perawakannya, matanya terpejam rapat. Suara mesin yang menderu dan sensasi tubuhnya terangkat membuat jantungnya berdebar kencang. Namun, begitu ia membuka mata dan melihat awan-awan putih di bawahnya, rasa takutnya berubah menjadi kekaguman. “Ini seperti mimpi,” bisiknya pada Maria, yang tersenyum melihat antusiasme Stevinus.

     

    Sesampainya di kota, Stevinus seperti bayi yang baru lahir. Segalanya terasa baru dan menakjubkan. Ia melihat orang-orang dengan warna kulit, rambut, dan pakaian yang berbeda-beda. Bahkan, sepatu yang ia pakai terasa aneh di kakinya, karena selama ini ia hanya mengenal kaki telanjang. Makanan kota yang bercita rasa kompleks membuat perutnya bergejolak. Ia yang hanya terbiasa makan ubi dan sayuran, kini mencicipi ikan, daging, dan berbagai bumbu yang sebelumnya tak ia kenal.

     

    Tantangan demi tantangan ia hadapi dengan semangat belajar yang tinggi. Stevinus bersekolah dengan tekun, meski awalnya ia merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah terbiasa dengan kehidupan kota. Namun, berkat dukungan Yohanes, Maria, dan teman-teman barunya, ia perlahan mengejar ketertinggalan. Ia belajar bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membawa cahaya baru bagi desanya.

     

    Setelah bertahun-tahun menimba ilmu, Stevinus akhirnya lulus dengan gelar Sarjana Pendidikan. Ia memutuskan untuk kembali ke lembah Gome, tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Kini, ia menjadi guru yang sangat berdedikasi di desanya. Ia mengajar anak-anak dengan penuh semangat, membagikan pengetahuan yang ia dapat dari para misionari dan pengalamannya di kota.

     

    Para misionari telah lama meninggalkan desa itu, tetapi warisan mereka tetap hidup dalam diri Stevinus. Apa yang mereka ajarkan—tentang pendidikan, harapan, dan pentingnya membuka diri terhadap dunia—telah tertanam subur dalam jiwa Stevinus. Ia menjadi cahaya baru bagi generasi penerus di lembah Gome, membawa harapan bahwa suatu hari nanti, anak-anak di desanya akan bisa meraih potensi terbaik mereka, seperti yang ia lakukan.

     

    Dan di balik kabut lembah Gome, cahaya masa depan terus bersinar, menyinari jalan bagi generasi emas berikutnya.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cahaya dari Lembah Gome

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021