Di sebuah desa yang tenang, hiduplah keluarga kecil yang bahagia. Ada Emon, anak laki-laki yang ceria dan suka bermain sepak bola. Ada juga Emin, adiknya yang pendiam tapi sangat suka membaca. Mereka berdua memiliki orang tua yang sangat menyayangi dan selalu mengajarkan kebaikan.
Ayah dan Ibu Emon dan Emin adalah orang yang taat beribadah. Mereka selalu mengajak anak-anaknya untuk melaksanakan sholat berjamaah di rumah. Meskipun Emon dan Emin masih kecil, mereka sudah terbiasa bangun pagi untuk sholat subuh. Setelah pulang sekolah, mereka juga selalu menyempatkan diri untuk sholat dhuhur dan ashar berjamaah.
“Nak, jangan lupa sholat ya,” pesan Ibu setiap pagi sebelum Emon dan Emin berangkat sekolah.
“Iya, Bu,” jawab mereka serempak.
Suatu hari, setelah pulang sekolah, Emon dan Emin begitu asyik bermain dengan teman-temannya sehingga lupa waktu. Ketika azan magrib berkumandang, mereka baru ingat bahwa belum sholat.
“Aduh, aku lupa sholat magrib,” ucap Emon sambil menepuk jidatnya.
“Aku juga, Mon,” jawab Emin.
Dengan perasaan bersalah, mereka segera pulang ke rumah. Ibu mereka yang melihat wajah mereka yang murung langsung tahu kalau mereka telah melakukan kesalahan.
“Kenapa kalian berdua terlihat sedih?” tanya Ibu lembut.
Dengan jujur, Emon dan Emin menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ibu mereka tidak marah, tetapi beliau memberikan nasihat dengan penuh kasih sayang.
“Nak, sholat itu sangat penting. Jangan sampai kalian lalai melaksanakannya. Kalian harus ingat, Allah selalu melihat dan mengawasi kita,” kata Ibu.
Emon dan Emin merasa sangat menyesal. Mereka berjanji kepada Ibu akan selalu ingat untuk sholat tepat waktu.
Sejak saat itu, Emon dan Emin semakin rajin beribadah. Mereka tidak hanya sholat lima waktu, tetapi juga membaca Al-Quran dan berdoa setiap hari. Mereka juga selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua.
Ayah mereka sering mengajak Emon dan Emin pergi ke masjid untuk mengikuti pengajian. Di sana, mereka belajar banyak hal tentang agama Islam. Mereka juga berteman dengan anak-anak lain yang seusia dengan mereka.
Meskipun masih kecil, Emon dan Emin sudah merasakan kebahagiaan karena menjalankan perintah agama. Mereka yakin bahwa dengan beribadah, hidup mereka akan menjadi lebih berkah dan penuh keberkahan.
Pesan Moral:
- Sholat adalah tiang agama.
- Orang tua adalah guru pertama dan terbaik.
- Kita harus selalu berusaha menjadi orang yang baik.
Semoga cerita ini menginspirasi!
Kreator : arif fauriyuddin
Comment Closed: Cahaya Iman di Rumah Kecil
Sorry, comment are closed for this post.