KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Calo Jabatan di Pantai Kelam

    Calo Jabatan di Pantai Kelam

    BY 08 Mar 2025 Dilihat: 101 kali
    Calo Jabatan di Pantai Kelam_alineaku

    Tampak fajar di atas pasir putih

    Ombak kecil mencium karang

    Angin berhembus menjemput pagi

    Pantai kelam penuh cerita getir

    Di sana para calo jabatan berbisik lirih

    Berjalan ringan di sela licinnya bebatuan

    “Pilkada usai, saatnya peluang terbuka.”

    Bisik mereka sambil menimbang janji

    Mencari celah di sela kepentingan

    Terik mentari memantul di air asin

    Ombak bergulung membawa debu

    Langit biru berarak awan kelabu

    Di bawah pohon kelapa yang mulai meranggas

    Seorang ASN mengusap dahi penuh peluh

    menimbang mimpi di tengah badai amanat.

    “Ini saatnya naik derajat,” pikirnya

    Namun, jalan yang lurus semakin gelap

    karena lintah laut bersembunyi di bayang gelap

    Perahu kecil melaju ke tengah laut

    Layarnya sobek diterpa badai

    Laut berbisik memanggil suram

    Para calo berbincang di balik layar

    Mereka menawarkan harapan palsu

    Dengan harga yang tak masuk akal

    “Titipkan namamu, biar kami yang urus,”

    Kata mereka sambil menghitung emas,

    Menggadaikan integritas di tepi pantai

    Langit sore berubah jingga muram

    Angin menyapu daun nyiur

    Ombak tinggi mencium dermaga

    Di sudut pantai seorang pemimpin baru

    Terlihat ragu di tengah lautan janji

    Menghindar dari para pelobi berselubung

    “Tak mudah berjalan diatas pasir ini,”

    Bisiknya sambil memandang jauh

    Menakar langkah di hamparan keruh.

    Gulungan ombak membawa sampah,

    Ikan kecil terjebak di sela plastik,

    Matahari redup menunggu senja.

    ASN yang jujur terombang-ambing,

    Di antara pilihan moral dan ambisi

    Terpaut dalam arus deras pragmatisme

    “Jika aku bertahan, akankah tenggelam?”

    Hatinya bertanya di tengah deburan

    Menghadapi badai yang tak kunjung reda

    Malam tiba, bintang sembunyi malu

    Bulan purnama terhalang awan hitam

    Pantai sunyi ditemani suara jangkrik

    Para calo kembali menebar jala

    Menangkap mimpi mereka yang lemah

    Mengisi kantong dari kebijakan semu

    “Mau naik pangkat? Serahkan mahar,”

    Bisikan itu menggema di angkasa

    Menyelimuti malam dengan kepalsuan

    Debur ombak memukul karang retak

    Pantai kelam semakin menakutkan

    Air surut membawa aroma amis

    Pemimpin daerah kini di persimpangan

    Memilih berpihak pada kebenaran,

    atau hanyut dalam permainan kotor

    “Keadilan dimana ketika pantai ini kumuh?”

    Tanyanya sambil menatap gelap

    Berdoa agar pagi membawa terang

    Fajar baru, namun pantai tetap muram

    Ombak kecil membawa janji basi

    Angin dingin menusuk tulang rapuh

    ASN jujur mengayuh dayung kecil

    Menjauh dari godaan calo licik

    Menggapai dermaga di ujung harapan

    “Integritas adalah perahu kecilku,”

    Bisiknya di tengah perjalanan

    Menghadapi arus demi cahaya

    Di ufuk timur, matahari mulai malu

    Ombak kecil menyambut pagi baru

    Burung camar terbang dengan riang

    Pemimpin sadar akan janji suci

    Memutus rantai calo jabatan kotor

    Membersihkan pantai dari tangan kotor

    “Demi rakyat, pantai ini harus bersih,”

    Ujarnya di hadapan samudra luas

    Mengakhiri cerita kelam pantai kelam.

     

     

    Kreator : abu khalid

    Bagikan ke

    Comment Closed: Calo Jabatan di Pantai Kelam

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021