KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Candramawa Kehidupan: Mimpi

    Candramawa Kehidupan: Mimpi

    BY 25 Jun 2024 Dilihat: 181 kali
    Candramawa Kehidupan Mimpi_alineaku

    “Mimpilah setinggi mungkin”, begitulah kata mereka yang berusaha menjadi bijaksana. Aku tidak menyalahkan mereka dengan nasihat yang mereka lontarkan. Aku hanya tidak tahu mimpiku apa dan setinggi apa aku harus bermimpi.

     

    Mungkin aku pernah bermimpi tinggi. Aku ingin sekali menolong orang lain dengan kemampuanku, aku ingin menyelamatkan keluargaku dari garis kemiskinan, aku ingin memperjuangkan hal yang berarti bagiku, dan mimpi lainnya yang mungkin kita pernah mimpikan.

     

    Apa yang terjadi padaku? Kemanakah mimpi-mimpi itu menghilang? Aku termenung memikirkan perginya mimpiku. Aku mengingat lagi momen dimana dunia mengecewakanku, menamparku untuk menapakkan kaki ke bumi. Aku merasa tidak berhak untuk bermimpi tinggi. Dunia terlalu kejam untuk seorang pemimpi. ataukah aku terlalu lemah menghadapi kejamnya dunia?

     

    Tidak, sayang. Kamu tidak lemah. Kamu perlu semangat pejuang untuk mencapai mimpi besarmu. Kamu perlu alasan yang membara di dadamu. Apa yang ingin kamu rasakan ketika kamu mencapai mimpi itu? Keberhasilan, kepuasan, ketenangan, atau kejutan? apa yang kamu rasakan saat ini? jengkel hati, frustasi dengan keadaan, marah yang menggebu-gebu, atau kecewa akan apa yang terjadi dengan kehidupan?

     

    “Aku bermimpi”, deklarasikan mimpimu di depan kaca. Katakan, “aku akan mewujudkan mimpi itu. Aku ingin keluar dari perasaan yang tidak mengenakan ini menjadi merasakan perasaan bahagia.” Mungkin selama perjalanan mimpimu akan berubah, namun rasa ini tetap sama. Perubahan mimpimu bukanlah sebuah kegagalan. Perubahan mimpimu adalah cara semesta mempersiapkan dirimu untuk berlabuh ke dermaga yang lebih indah.

     

    Namun aku masih merasa aku tidak berhak untuk bermimpi. Aku ingin melihat mimpiku secara kasat mata. Aku ingin melihat mimpi di depan mataku sendiri. Aku yakin ketika mimpiku ada di hadapanku, aku akan merasa bahagia.

     

    Oh, sayang. Aku mengerti. Aku mengerti kamu ingin memegangnya. Aku hanya khawatir dopamin-mu tidak akan bertahan lama. Aku khawatir kamu kecewa dengan ekspektasimu sendiri. Aku khawatir kamu berhenti bermimpi hanya karena mimpi yang kamu idamkan tidak memberikan kebahagiaan yang kamu harapkan.

     

    Dalam bermimpi, ada sebuah seni untuk merelakan apa yang kamu impikan. Relakan angan itu kepada semesta. Kita tetap berjuang secukupnya lalu biarkan semesta bekerja untuk kita. Porsi kita untuk memulai dan mengamini mimpi kita sudah lebih dari cukup. Biarkan hasil usaha kita ditentukan oleh-Nya. Letakkan ekspektasimu dan lapangkan hatimu untuk menerima kejutan dari semesta. Kamu akan sampai kesana.

     

     

    Kreator : Dyah Achwatiningrum

    Bagikan ke

    Comment Closed: Candramawa Kehidupan: Mimpi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021