Cece Si-Mungil Yang Tangguh

Pada bulan Desember tahun 2000, di sebuah rumah sakit di Jakarta, Anita melahirkan bayi perempuan prematur dengan berat hanya 1 kilogram. Bayi mungil itu diberi nama Raudhatul Hasanah, yang berarti Taman Indah.

Awal mula kehamilan Anita diwarnai dengan perjuangan keras karena kondisi kehamilan yang tidak normal. Disebutkan tidak normal karena dinyatakan hamil namun pada kenyataannya kehamilan disertai keluarnya pendarahan sejak trimester pertama. Kehamilan Anita oleh dokter disebut kehamilan Placenta Previa. Plasenta Previa merupakan suatu kondisi kehamilan Dimana plasenta menutupi Sebagian atau seluruh leher Rahim (serviks). Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Hari-hari Anita dihabiskan hanya dengan berbaring lemah di tempat tidur. Hari demi hari berbaring saja membuat Anita merasa jenuh. Kondisi kehamilannya lah yang menyebabkan Bidan bahkan Dokter melarang Anita untuk melakukan banyak aktivitas.

Adakalanya Anita merasa keadaan dirinya baik-baik saja, lalu ia berupaya  menyibukkan diri untuk beraktivitas yang ringan-ringan saja, seperti menyapu atau sekedar mengelap debu yang menempel di meja. Namun tak disangka, dalam beberapa jam kedepan Anita akan mengalami pendarahan yang sangat banyak. Hal ini dipicu karena aktivitas atau gerakan yang dilakukan si ibu yang menyebabkan janin yang dikandung mengalami kontraksi atau tekanan dan mendorong placenta yang posisinya abnormal, yaitu berada di bagian leher rahim. Hal inilah yang menyebabkan Anita seringkali mengalami pendarahan jika Anita terlalu banyak melakukan aktivitas. Hal demikian tentu sangat  membahayakan kandungannya. Karena pergerakan atau aktivitas apapun yang dilakukan Anita maka akan berpengaruh pada janin dan kehamilannya. Inilah alasan mengapa bidan dan Dokter menyarankan Anita untuk benar-benar Bed-Rest. Hari demi hari tak terasa usia kehamilan Anita telah memasuki bulan ke tujuh, berarti selama tujuh bulan pula Anita tidak beraktifitas kecuali bed rest saja.

Memasuki usia kehamilan tujuh bulan janin Anita mengalami perkembangan yang signifikan. Semakin besar usia kehamilan semakin berat pula beban kehamilan Anita, artinya dengan bertambahnya berat janin dalam Rahim maka semakin kuat pula  tekanan  terhadap placenta janinnya. Pertumbuhan janin yang terus bertambah sering menimbulkan Gerakan-gerakan yang dapat menimbulkan kontraksi yang cukup kuat yang dirasakan Anita, bahkan jika tidak segera diobati bukan tidak mungkin akan terjadi pembukaan pada jalan lahir dan ini tentu membahayakan bagi Anita dan janin yang dikandungnya. Untuk mengatasi hal ini, dokter telah memberikan stock obat yang hanya dikonsumsi jika Anita mengalami sakit yang diakibatkan kontraksi pada rahimnya. Dan obat tersebut harus selalu ada  di rumah jika diperlukan. 

Suatu sore pada hari Sabtu di penghujung tujuh bulan kehamilannya, Anita merasakan kontraksi yang sangat hebat. Seperti biasa, jika sakit menyerang, Anita langsung mengkonsumsi obat yang sudah disiapkan sebelumnya sebagaimana yang disarankan oleh dokter dan seketika rasa sakit akan berangsur hilang dan kondisinya akan kembali membaik. Namun, hari itu obat tersebut hanya tersisa satu butir dan sudah dikonsumsi Anita pada hari sabtu sore itu. Berarti obatnya sudah habis dan Anita sampaikan perihal obatnya habis  pada suaminya, dan mereka bermufakat untuk kontrol ke dokter sekalian membeli lagi obat tersebut pada keesokan harinya yaitu hari Senin dikarenakan hari Minggu Dokter langganan nya tidak buka praktek atau libur. Seiring berjalannya waktu tanpa terasa malam pun tiba. Seperti biasa anita segera tidur bersama putera pertamanya dengan ditemani suami di sampingnya.

Waktu beranjak hingga pada pukul 12 tengah malam, Anita terbangun dari tidurnya, nampak kegelisahan di wajahnya. Beberapa kali anita bolak-balik merubah posisi tidurnya. Ia merasakan sakit perutnya Kembali menyerang sementara stok obatnya sudah habis, ia berusaha menenangkan diri berharap siang segera datang. Kali ini anita baru menyadari mengapa dokter  mengingatkan untuk selalu menyediakan stok obat dan segera makan obatnya Ketika sakit datang,  Anita menarik nafas panjang sambil melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Berulang kali ia bangkit duduk dan berbaring mencoba menahan sakitnya, berulang kali pula ia berusaha memejamkan mata agar bisa tertidur untuk melupakan rasa sakitnya. Namun, semua upaya itu nampaknya sia-sia. Anita menyadari rasa sakit yang ia rasakan sepertinya tak kan hilang sebelum ia mengkonsumsi obat yang seharusnya ia makan. Namun apa daya obatnya memang betul-betul sudah habis. Anita Kembali mengobrak-abrik kotak obatnya siapa tau masih terselip barang sebutir saja, tapi obatnya benar-benar sudah habis. Anita berusaha menenangkan diri, aku kuat, aku pasti kuat gumamnya lirih, tapi rasa sakit  dan nyeri sepertinya tak kunjung usai. Seketika terdengar suara kokok ayam jantan menandakan fajar akan tiba. Anita lalu membangunkan suaminya dan menceritakan apa yang sedang  dialaminya, sekejap-pun anita tak bisa tidur malam itu. Sang suami pun bergegas bersiap untuk Sholat Subuh karena setelah itu mereka akan bersiap-siap menemani isterinya ke Rumah Sakit.

Tiba di Rumah Sakit Anita langsung ditangani tim medis. Ternyata kehamilannya sudah bukaan tiga dan sepertinya sudah mau lahiran kata dokter. Meskipun dokter berusaha mencoba mencegah terjadinya kelahiran lebih awal tetapi  bukaan nya justeru menunjukkan tanda-tanda akan lahir, tidak bisa dicegah lagi dan harus segera dilakukan penanganan untuk persiapan lahiran. Anita terkejut karena kehamilannya baru berusia 7 bulan. Ternyata sakit yang Anita rasakan berulang kali semalam itu adalah kontraksi yang menekan plasenta sehingga menyebabkan jalan lahir semakin terbuka dan harus segera ditangani. Andai saja malam itu obat nya masih ada, mungkin semua ini masih bisa di atasi demikian gumam Anita dalam hati, namun Ia pasrah saja demikian pula dengan suaminya dan menyerahkan penangan sepenuhnya  kepada dokter dan team medis rumah sakit.

Tak lama kemudian bertepatan pukul !6.00 WIB secara normal lahirlah Bayi mungil Perempuan, suara tangisnya memecah keheningan ruang-ruang di rumah sakit. Bayi Anita terlahir prematur dengan berat badan hanya satu kilogram. Meskipun terlahir belum cukup umur kandungan genap sembilan bulan, tetapi bayi itu terlahir dengan kondisi sehat dan fisiknya sempurna, hanya berat badannya saja yang kurang. 

Kelahiran bayi Anita tentu menjadikan kebahagiaan bagi semua keluarga. Siapa sangka, kehamilan yang serba sulit dan kelahiran sebelum waktunya ternyata melahirkan bayi yang imut, cantik dan lucu. Namun, Dokter belum mengizinkan Anita dan bayinya dibawa pulang karena bayi dengan berat lahir rendah memerlukan penanganan yang khusus, jadi Anita dan bayinya masih harus opname di rumah sakit untuk beberapa hari.

Hari demi hari berlalu, Anita semakin terbiasa mengurus  bayi mungilnya. Bayi mungil Anita tidak mandi sebagaimana bayi umumnya, tetapi bayi anita mandi dengan minyak kelapa asli buatan ibunya, itupun dilakukan hanya di lap saja dengan kain lembut yang dibasahi dengan minyak kelapa tadi. Bayi lahir prematur dengan berat badan rendah perlu  mendapatkan perlakuan khusus, artinya perlakuannya berbeda dengan perlakuan terhadap bayi yang lahir normal umumnya. Bayi anita memerlukan pemanasan Cahaya Listrik selama 24 jam sehari tanpa henti. Hingga suatu hari, bayi mungil itu terlihat tidur pulas dan tidak rewel. Sekalipun digerak-gerakkan tubuhnya pun tidak ada responnya. Anita merasa khawatir karena tidak biasanya bayinya hanya makan ASI sekali sejak pagi. Ia dan suaminya kemudian menghubungi Bidan keluarga yaitu bidan Mujini untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada bayinya. 

Tak berapa lama, Bidan Mujini pun datang dan dengan sigap ia segera menggendong bayi Anita bersamaan dengan botol yang diisi air panas dibalut kain untuk menghangatkan tubuh bayi selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Di Rumah sakit Bidan Mujini langsung membawa bayi itu ke UGD rumah sakit. Di ruang UGD, sang bayi langsung mendapatkan tindakan yaitu diberikan cairan melalui infus dan dimasukkan ke dalam inkubator di ruangan khusus. Bayi Anita mengalami down dan kekurangan cairan. Ia harus dirawat sampai keadaan nya pulih Kembali. Bersamaan dengan itu di rumah kediaman orangtua Anita diadakan tasyakuran mengundang jama’ah masjid dan tetangga terdekat untuk membaca yasinan dan do’a Bersama sebagai bentuk rasa syukur dan mendoakan kesehatan dan keselamatan bayi mungil Anita.

Cece, panggilan sayang untuk Raudhatul Hasanah, adalah bayi yang tangguh. Ia berhasil melewati masa-masa sulitnya setiap hari, mulai dari dalam kandungan hingga ia terlahir ke dunia. Tentu saja tak lepas dari bantuan tim medis dan cinta kasih keluarga dan kedua orang tuanya.

Seiring berjalannya waktu, Cece tumbuh menjadi gadis remaja cantik yang cerdas, periang, dan penuh semangat. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta dan memilih jurusan Sarjana Terapan Perpajakan.Cece berhasil menyelesaikan studinya dengan nilai “Summa Cumlaude” dan meraih gelar Sarjana Terapan Perpajakan di awal Desember tahun lalu. Kini, ia bekerja sebagai tenaga accounting pajak di sebuah perusahaan terkemuka di Jakarta.

Di balik kesuksesannya, Cece tidak pernah melupakan perjuangan orang tuanya, terutama ibunya. Ia sangat berterima kasih atas cinta dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Cece juga ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian. Dengan kerja keras, semangat, dan doa setiap orang bisa meraih kesuksesan.

Kisah Cece adalah kisah inspiratif tentang perjuangan, ketangguhan, dan harapan. Ia adalah bukti bahwa keajaiban bisa datang dalam bentuk apapun, bahkan dari seorang bayi prematur yang lahir dengan berat 1 kilogram. Cece adalah contoh bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih impiannya, asalkan ada kemauan dan kerja keras.

Kreator : Aliyah Manaf