KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • betonredofficial.com
  • billybets.ch
  • Bisnis
  • Branding
  • Buku
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • ggbetofficial.de
  • gullybetofficial.com
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Metafisika
  • montecryptoscasinos.com
  • Moralitas
  • Motivasi
  • mrpachocasino.ch
  • Nonfiksi Dokumenter
  • Novel
  • novos-casinos
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • okrogslovenije
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Pablic
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Pin-Up oyunu
  • Pin-UP VCH
  • Pin-Up yukle
  • Politik
  • Post
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Public
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Celoteh Bocil Nania

    Celoteh Bocil Nania

    BY 15 Nov 2025 Dilihat: 43 kali
    Celoteh Bocil Nania_alineaku

    Matahari pagi sinari alam hangatkan badan manusia-manusia yang telah bertebaran di muka bumi. Sinarnya yang lembut menembus awan. Hangatnya menusuk tulang belulang di seantero jagad. Hembusan angin bisikkan kata cinta. Burung-burung berkicau lafadzkan syair-syair damai menyentuh kalbu. Tenang, sejuk, asri, hijau, makmur nan damai. 

    Semilir angin hantarkan langkah kaki ibu guru setengah baya. Wajah dan tangan rasakan lembutnya belaian angin sepoi-sepoi. Hangatnya sinar matahari menembus jubah dan kerudungnya yang menjuntai. 

    Setapak demi setapak dia melangkahkan kakinya. Dengan raut wajah berbinar menuju sebuah madrasah mungil yang tak jauh dari gubuknya. Pancaran ketenangan dan keceriaan hatinya memunculkan semangat yang membara.

    Didapatinya pagar madrasah masih terkunci rapat. Suasana sekitar tampak sunyi. Kiri kanan dan sejauh mata memandang hanya terbatas tembok deretan rumah warga. Lengang, sepi, tak ada kicauan burung, tak ada keramaian obrolan orang, tak ada lalu lalang. Seolah tak ada tanda-tanda kehidupan. Benarkah hari ini hari efektif masuk sekolah? Ataukah hari ini hari libur? Ah tidak, keadaan seperti ini adalah biasa. Suasana masih terlalu pagi untuk keluar rumah bagi mereka yang berada di ujung desa.  

    Bagi sebagian warga sekitar yang rata-rata bekerja di tempat jauh, pagi-pagi ini masih sibuk di dalam rumah. Menyiapkan bekal dan segala keperluan yang akan dibawa ke tempat kerja. Mereka keluar ke depan rumah sekedar lewat sepintas jalan. Keluar dan pergi ke tempat kerja masing-masing. Meninggalkan lingkungan rumah yang sebentar lagi diramaikan oleh anak-anak madrasah yang datang dari berbagai penjuru.

    Bu guru setengah baya yang akrab dipanggil dengan sebutan Bu Dhenok itu perlahan mengambil kunci pagar yang tersimpan di dalam tas. Tak lama kemudian pagar pun terbuka. Bu Dhenok tampak masuk dan melepas sepatu mendahulukan kaki kiri. Ditatanya dengan rapi sepatu tua yang bagian bawahnya sudah koyak itu. 

    Sebagaimana urutan kebiasaan yang dibiasakan kepada murid-murid  madrasah pula, Bu Dhenok melepas sepatu mendahulukan kaki kiri, menata sepatu di rak sepatu dengan rapi, mencuci tangan menggunakan sabun dan mengeringkan tangannya dengan tisu yang telah disediakan, kemudian masuk kelas dan menaruh tas di loker yang telah terpampang namanya.

    Sebagai guru yang mendapat giliran piket, dia datang lebih dahulu dari bu guru yang lain. Kemudian dia segera membuka semua pintu kelas dan menyalakan lampu serta AC di masing-masing kelas. Setelah itu dia menuju ke ruang sound system untuk menyalakan musik pagi. Disambungkannya hp mungil hadiah dari suaminya itu. Dipilihnya aplikasi Youtube yang setiap hari digunakan untuk memilih lagu yang akan diputar. Menghidupkan suasana agar tampak ramai dan riuh dengan suara alunan musik menyambut kedatangan murid-murid madrasah yang datang satu persatu dengan diantar oleh orang tuanya.

    Lagu Oh Ibu dan Ayah Selamat Pagi terdengar indah penuh semangat dan sarat nasehat penuh makna. Lagu favorit Bu Dhenok ini adalah lagu-lagu legendaris ciptaan Ibu Sud, Pak Kasur, AT Mahmud, Titiek Puspa, dan sering juga setiap hari secara bergantian diselingi dengan Lagu-Lagu Dolanan Anak-anak Jawa, serta lagu islami bernuansa iman dan taqwa.

    Maa syaa Allah, Allahu Akbar.. Setiap hari senantiasa berbalut suasana gembira, mewarnai hari murid-murid yang terus berdatangan dan terus beraktivitas rutin setiap harinya. Keceriaan, hiruk pikuk, kegaduhan, dan seliweran wira-wiri dan lalu lalang murid-murid di madrasah yang terbilang mungil itu mewarnai kegembiraan di tengah pengamatan perkembangan dari setiap individu.

    Seperti biasanya semua berjalan sesuai jadwal yang telah ada. Masing-masing anak berkelompok bersama guru kelas yang telah ditetapkan. Mereka melakukan kegiatan  sesuai dengan porsi dan ketentuan masing-masing. 

    Begitu pula dengan Bu Dhenok yang bertanggung jawab memegang kelas dengan jumlah 14 anak ini setiap harinya mengerjakan pekerjaan secara rutin sesuai program yang telah disusun sebelumnya.

    Hari itu Bu Dhenok menghabiskan paginya di kelas bersama murid-murid yang masih tergolong bocil. Bocil-bocil adalah istilah keren di lingkungannya untuk anak-anak yang masih berusia sekitar 3 tahun. Para bocil ini tergabung dalam kelas Kelompok Bermain.

    Dalam keseruan belajar dan bermain bersama bocil ini Bu Dhenok dibatasi waktunya yaitu pulang pukul 09.30 setiap harinya. Usai pembelajaran yang dikemas dengan belajar sambil bermain bersama bocil, Bu Dhenok melanjutkan belajar menghafalkan surat-surat pendek dalam Al Qur’an bersama kakak kelasnya yaitu kelas Taman Kanak-Kanak.

    Kegiatan belajar menghafalkan surat-surat pendek tersebut mereka namai dengan Ekstra Hafalan. Pagi menjelang siang itu para bocil telah dijemput semua oleh orang tuanya. Selanjutnya anak-anak kelas TK berdatangan memasuki ruang kelas Bu Dhenok yang tidak terlalu luas itu. Mereka terus berdatangan berpindah dari kelas sebelah. Mereka telah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran bersama guru kelasnya.

    Ternyata kebersamaan Bu Dhenok dengan para bocil tersebut cukup menguras otot-otot mulut. Kini mulut terasa kaku, capek, dan seolah meradang.

    “Enaknya minum kopi panas lah,” ujarnya dalam hati.

    “Anak-anak semua boleh minum, yang mau BAK silahkan BAK dulu,” ucapnya memberi instruksi.

    Kemudian dia melangkah ke dapur dan menyeduh secangkir kopi hitam yang telah disiapkan di dapur madrasah. Tak lama kemudian dia kembali membawa secangkir kopi ke depan murid-muridnya yang telah duduk dengan tertib. 

    “Ah, mantappp. Alhamdulillaaaahhhh,” gumamnya setelah menyeruput kopi hitam yang masih panas itu. 

    Seolah menggoda murid-muridnya, dia kembali menyeruput kopi dengan senyum dan ekspresi yang menggoda, disaksikan murid-muridnya.

    “Panas sekali itu, Bu?” tanya Arsa.

    “Iya, betul, ini panas sekali. Ayo siapa yang mau kopi?” sahut Bu Dhenok.

    Serentak mereka menjawab tidak mau. Hanya satu anak saja yang mendekat dan berkata: “Bu, saya mau kopinya,” kata Nania. 

    “Owh, jangan Nak, gak boleh minum kopi,” sahut Bu Dhenok. 

    “Lha itu bu guru boleh minum kopi, kok aku gak boleh?” jawab Nania setengah memaksa.

    “Bu guru kan sudah tua jadi boleh minum kopi, kalau mbak Nania kan masih anak-anak, jadi gak boleh minum kopi ya,” jawabnya menjelaskan. 

    Setelah itu mereka mulai belajar menghafal yang artinya olah raga mulut lagi. 

    Setelah selesai ekstra hafalan tersebut murid-murid pulang dijemput orang tua masing-masing. Ketika masih di halaman sekolah, Nania segera bercerita kepada mamanya.

    “Mama, Bu Dhenok loh sudah tua,” ucapnya penuh ekspresi mencari perhatian. 

    “Hey, gak boleh bilang gitu, gak baik. Nanti bu guru tersinggung loh,” sahut mamanya dengan serius.

    “Iya Ma, beneran. Tadi bu guru bilang sudah tua, makanya boleh minum kopi, kalau masih anak-anak gak boleh minum kopi.” sahut Nania meyakinkan.

     

    Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD

    Bagikan ke

    Comment Closed: Celoteh Bocil Nania

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021