Panorama yang indah membuatku terbuai oleh keindahannya. Panorama, Aku jatuh cinta. Aku terpikat dengan keindahanmu yang membawaku terbang ke langit. Rayuanmu membuatku jatuh cinta.
Panorama, Aku ingin bercerita tentang mereka. Mereka yang selalu menghantuiku, dan Aku tak kenal siapa?
Tetapi, Aku simpulkan bahwa mereka adalah orang yang tak tahu arti kehidupan. Mereka hanya meremehkan orang banyak seolah mereka yang terhebat.
Dan, mereka malah menambah luka. Luka ini memang tak seberapa. Tapi, terasa sakit ketika mereka yang melukainya. Aku semakin muak dengan keadaan ini. Keadaan di mana aku sendiri diam membisu, tak bisa berkata-kata. Aku hanya dihina oleh mereka, mereka menertawakanku!!
Suara tertawa mereka semakin kencang, sangat kencang dan lebih kencang!
Keadaan memaksaku untuk tetap diam tapi hatiku berkata, “Kau pasti bisa berubah. Kau ini juga manusia, jadi Kau pantas untuk berubah menjadi lebih baik lagi.” Kenapa Aku tak bisa berhasil, apakah ini salahku?
Panorama, Kau sudah menjadi temanku. Apakah Kau mau mendengarkan ceritaku?
Aku tak punya teman, Aku hanya punya mereka yang selalu berbicara tentang keburukanku.
Penderitaan ini tak kunjung usai, datang silih berganti dan Aku penat, aku rapuh, aku tak bisa. Ku mohon, sudahilah penderitaan ini.
Aku menderita karena mereka! Aku putus asa karena mereka!! Semua karena mereka!
Aku tak tau harus apa. Aku ingin bahagia, dicintai, disayangi. Tapi, itu semua hanya khayalan semata dan kini Aku mulai frustasi. Aku sudah muak. Mereka adalah penjahat. Lantas, bagaimana?
Hidup itu sulit, penuh dengan penderitaan, luka, air mata dan kesengsaraan. Apakah Aku harus menyerah? Tolong, siapapun bantu Aku, Aku tak sanggup, Aku gugup.
Panorama, Kau indah. Aku juga ingin sepertimu, yang orang selalu membicarakan tentang keindahanmu. Dan Kau, adalah jawabannya!
Apakah Aku ini ada? Sebenarnya, Aku ini ada atau tiada?
Mengapa mereka mengabaikanku, seolah Aku telah ditelan oleh bumi. Aku terdiam bisu melihat semua orang yang ada di sana sedang asyik bersenda gurau. Tapi Aku tertunduk lesu, bingung harus bagaimana. Aku juga ingin seperti mereka. Mengapa mereka tidak mau ada diriku di sampingnya?
Panorama, Kau indah, sangat indah. Tolong tetap ada di sana, Aku mohon. Kau lah yang selalu ada di sisiku. Tak terasa bulir air mata menetes begitu saja. Aku menangis sambil melihat keindahanmu yang begitu menakjubkan.
Panorama, sang pendamping setia.Hari demi hari silih berganti Tak ada yang pasti dalam kehidupan ini.Kehidupan yang tiap hari semakin suram.
Panorama, hanya Kau yang dapat kupandang dengan senyuman setiap waktu, yang hanya berisi penderitaan yang tak kunjung usai. Kesempurnaan menghantui mereka. Mereka menghina kekurangan manusia seolah mereka yang paling sempurna. Padahal kesempurnaan itu hanya ilusi semata. Tapi, mereka tidak mengerti, malah semakin menjadi-jadi. Apakah kehidupan mereka hanya menghina orang lain sampai mereka lupa bahwa itu perkataan yang mengotori hati?
Dan, mereka dengan mudahnya mengucap, “Biasa aja kali, kan cuma bercanda. Lagian hidup kok serius amat.”
Itu yang disebut candaan? Candaan yang membuat orang putus asa itu yang dinamakan candaan? Apakah hidup mereka hanya diisi oleh candaan semata?
Panorama, terima kasih telah ada dan berbagi keindahan dengan diriku. Aku sadar bahwa semua orang bisa merubah dirinya menjadi yang terbaik, walau harus dimulai dengan penderitaan, kesengsaraan, hingga keputusasaan.
Panorama, akhirnya Aku bisa merubah keadaan ini dan mulai terbiasa dengan sikap mereka. Aku sadar bahwa mereka bersikap seperti itu semata-mata hanya ada bagian dari hidupnya yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan dan mereka sama seperti ku juga yang mempunyai penderitaan di dalam perjalanan hidupnya. Hanya saja, mereka salah melampiaskan itu semua. Mereka malah melampiaskannya dengan cara mengolok-olok orang yang tak bersalah.
Panorama, terima kasih atas keindahan yang Kau sajikan dan Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah ku jalani.
Dan, mereka hanyalah angin yang berhembus kencang dan diganti oleh derasnya hujan yang menghapus luka-luka yang kelam.
“Orang seperti mereka adalah orang yang tak tahu arti kehidupan.”
“Takdir memang tak bisa diubah, tapi Takdir bisa merubah segalanya.”
Kreator : Tosim Awaludin
Comment Closed: Cerita Bella “Panorama”
Sorry, comment are closed for this post.