KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cerita Bella “Panorama”

    Cerita Bella “Panorama”

    BY 26 Sep 2024 Dilihat: 210 kali
    Cerita Bella ”Panorama”_alineaku

    Panorama yang indah membuatku terbuai oleh keindahannya. Panorama, Aku jatuh cinta. Aku terpikat dengan keindahanmu yang membawaku terbang ke langit. Rayuanmu membuatku jatuh cinta. 

    Panorama, Aku ingin bercerita tentang mereka. Mereka yang selalu menghantuiku, dan Aku tak kenal siapa?

    Tetapi, Aku simpulkan bahwa mereka adalah orang yang tak tahu arti kehidupan. Mereka hanya meremehkan orang banyak seolah mereka yang terhebat.

    Dan, mereka malah menambah luka. Luka ini memang tak seberapa. Tapi, terasa sakit ketika mereka yang melukainya. Aku semakin muak dengan keadaan ini. Keadaan di mana aku sendiri diam membisu, tak bisa berkata-kata. Aku hanya dihina oleh mereka, mereka menertawakanku!!

    Suara tertawa mereka semakin kencang, sangat kencang dan lebih kencang!

    Keadaan memaksaku untuk tetap diam tapi hatiku berkata, “Kau pasti bisa berubah. Kau ini juga manusia, jadi Kau pantas untuk berubah menjadi lebih baik lagi.” Kenapa Aku tak bisa berhasil, apakah ini salahku?

    Panorama, Kau sudah menjadi temanku. Apakah Kau mau mendengarkan ceritaku?

    Aku tak punya teman, Aku hanya punya mereka yang selalu berbicara tentang keburukanku.

    Penderitaan ini tak kunjung usai, datang silih berganti dan Aku penat, aku rapuh, aku tak bisa. Ku mohon, sudahilah penderitaan ini.

    Aku menderita karena mereka! Aku putus asa karena mereka!! Semua karena mereka!

    Aku tak tau harus apa. Aku ingin bahagia, dicintai, disayangi. Tapi, itu semua hanya khayalan semata dan kini Aku mulai frustasi. Aku sudah muak. Mereka adalah penjahat. Lantas, bagaimana?

    Hidup itu sulit, penuh dengan penderitaan, luka, air mata dan kesengsaraan. Apakah Aku harus menyerah? Tolong, siapapun bantu Aku, Aku tak sanggup, Aku gugup. 

    Panorama, Kau indah. Aku juga ingin sepertimu, yang orang selalu membicarakan tentang keindahanmu. Dan Kau, adalah jawabannya!

    Apakah Aku ini ada? Sebenarnya, Aku ini ada atau tiada?

    Mengapa mereka mengabaikanku, seolah Aku telah ditelan oleh bumi. Aku terdiam bisu melihat semua orang yang ada di sana sedang asyik bersenda gurau. Tapi Aku tertunduk lesu, bingung harus bagaimana. Aku juga ingin seperti mereka. Mengapa mereka tidak mau ada diriku di sampingnya?

    Panorama, Kau indah, sangat indah. Tolong tetap ada di sana, Aku mohon. Kau lah yang selalu ada di sisiku. Tak terasa bulir air mata menetes begitu saja. Aku menangis sambil melihat keindahanmu yang begitu menakjubkan. 

    Panorama, sang pendamping setia.Hari demi hari silih berganti Tak ada yang pasti dalam kehidupan ini.Kehidupan yang tiap hari semakin suram. 

    Panorama, hanya Kau yang dapat kupandang dengan senyuman setiap waktu, yang hanya berisi penderitaan yang tak kunjung usai. Kesempurnaan menghantui mereka. Mereka menghina kekurangan manusia seolah mereka yang paling sempurna. Padahal kesempurnaan itu hanya ilusi semata. Tapi, mereka tidak mengerti, malah semakin menjadi-jadi. Apakah kehidupan mereka hanya menghina orang lain sampai mereka lupa bahwa itu perkataan yang mengotori hati?

    Dan, mereka dengan mudahnya mengucap, “Biasa aja kali, kan cuma bercanda. Lagian hidup kok serius amat.” 

    Itu yang disebut candaan? Candaan yang membuat orang putus asa itu yang dinamakan candaan? Apakah hidup mereka hanya diisi oleh candaan semata? 

    Panorama, terima kasih telah ada dan berbagi keindahan dengan diriku. Aku sadar bahwa semua orang bisa merubah dirinya menjadi yang terbaik, walau harus dimulai dengan penderitaan, kesengsaraan, hingga keputusasaan. 

    Panorama, akhirnya Aku bisa merubah keadaan ini dan mulai terbiasa dengan sikap mereka. Aku sadar bahwa mereka bersikap seperti itu semata-mata hanya ada bagian dari hidupnya yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan dan mereka sama seperti ku juga yang mempunyai penderitaan di dalam perjalanan hidupnya. Hanya saja, mereka salah melampiaskan itu semua. Mereka malah melampiaskannya dengan cara mengolok-olok orang yang tak bersalah.

    Panorama, terima kasih atas keindahan yang Kau sajikan dan Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah ku jalani.

    Dan, mereka hanyalah angin yang berhembus kencang dan diganti oleh derasnya hujan yang menghapus luka-luka yang kelam.

     

    “Orang seperti mereka adalah orang yang tak tahu arti kehidupan.”

     

    “Takdir memang tak bisa diubah, tapi Takdir bisa merubah segalanya.”

     

     

    Kreator : Tosim Awaludin

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cerita Bella “Panorama”

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021