KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » CERITA MASA KECIL ANAK NO 10. PART 1

    CERITA MASA KECIL ANAK NO 10. PART 1

    BY 16 Jul 2024 Dilihat: 211 kali
    CERITA MASA KECIL ANAK NO 10. PART 1_alineaku

    Nanti malam tabligh akbar akan diadakan di pendopo alon2 Kabupaten.Semua warga akan tumplek blek ke alon2.Tua muda, laki perempuan,anak2 dan para pedagang asong.

     

    “Bu, Muid nanti ikut ya” rengek anakku yang no 10, ketika dia mendengar aku di ajak yu Amin untuk ikut rombongan.

    “Ikut kemana toh, le” tanyaku

    “Perayaan orang banyak Bu” aku tertawa mendengar penuturan anakku. Lucu sekali.

     

    Perayaan orang banyak itu ya Tabligh Akbar  yang dimaksud anakku.

     

    Nanti malam di alon2 kota akan diadakan pameran dan tabligh Akbar yang dihadiri oleh poro Kyai ‘alim dan pejabat pemerintah Kabupaten.

     

    Muid, anakku yang no 10 kuajak ikut rombongan menghadiri acara tersebut.Tentu saja aku cukup membawa satu anak saja, walau Muid  juga masih punya dua adik lagi yg masih kecil, tapi biarlah 2 adiknya cukup dirumah saja bersama dengan kakak2nya yg sudah pandai momong.Dan lagi mana mungkin ditempat keramaian aku harus bawa anak kecil banyak..

     

    Masih sore rombongan dialon2 sudah mulai berdatangan memenuhi alon2. Ada yang berkendaraan mobil pick up, ada yang ngebis, ada naik becak bahkan banyak rombongan yang menggunakan kendaraan truk. Seperti rombongan dari desaku  juga menggunakan kendaraan truk.

     

    Alon2 sudah penuh pengunjung. Rombongan kami mulai turun dan berjalan kaki menuju arah pameran terlebih dahulu.

     

    Muid, anak lanangku yang baru berumur 8 tahun, ku genggam terus tanganya dengan erat, meski langkah kakinya tergopoh gopoh mengikuti langkah orang dewasa. Dia tak pernah mengeluh, bahkan sepertinya lebih menikmati pemandangan di depan mata.

     

    Kesempatan bagi penjual mainan untuk menawarkan dagangan yang beraneka macam.

    “Bu,…Ibu” tanganku ditarik anakku , namun aku tidak menghiraukan  karena pasti anakku akan minta balon udara yang kebetulan kami lewati.

    “Ibu,….” kembali Dia mulai merengek dan merajuk.

    “Iya, nanti saja ya nak” segera kugendong Muid, anakku, berharap bisa mengerti. Kugendong dan segera mengejar ketinggalan rombongan . Alhamdulillah Muid mau diam, rupanya mengerti Ibunya sedang panik.

     

    Dalam gendongan mata Muid masih mengarah terus pada penjual balon .

    “Biarlah, nanti juga akan lupa” harapku, yang penting aku jangan sampai lepas dari rombongan yang berjubel, saking banyaknya.

     

    Para pengunjung mulai mengambil tempat, posisi menghadap panggung besar, lesehan di rerumputan.

     

    Panitia memberi peringatan agar hadirin segera mengambil tempat , karena acara akan segera dimulai.Walau demikian masih banyak yang berseliweran menikmati pemandangan para penjaja dagangan.

     

    Rombongan kami mengambil tempat , tepat di samping panggung, hanya berjarak 5 m dari panggung , acara akan segera dimulai.

     

    “Hadirin sekalian,para jamaah Tablig Akbar yang dirahmati Allah “Pra acara” akan segera dimulai. Dimohon para hadirin segera menempati tempat yang telah kami sediakan “suara MC bergema di salon.

    “Hadirin sekalian,para jamaah Tablig Akbar yang dirahmati Allah “Pra acara” akan segera dimulai. Dimohon para hadirin segera menempati tempat yang telah kami sediakan “suara MC bergema v

     

    Nanti malam tabligh akbar akan diadakan di pendopo alon2 Kabupaten.Semua warga akan tumplek blek ke alon2.Tua muda, laki perempuan,anak2 dan para pedagang asong.

     

    “Bu, Muid nanti ikut ya” rengek anakku yang no 10, ketika dia mendengar aku di ajak yu Amin untuk ikut rombongan.

    “Ikut kemana toh, le” tanyaku

    “Perayaan orang banyak Bu” aku tertawa mendengar penuturan anakku. Lucu sekali.

     

    Perayaan orang banyak itu ya Tabligh Akbar  yang dimaksud anakku.

     

    Nanti malam di alon2 kota akan diadakan pameran dan tabligh Akbar yang dihadiri oleh poro Kyai ‘alim dan pejabat pemerintah Kabupaten.

     

    Muid, anakku yang no 10 kuajak ikut rombongan menghadiri acara tersebut.Tentu saja aku cukup membawa satu anak saja, walau Muid  juga masih punya dua adik lagi yg masih kecil, tapi biarlah 2 adiknya cukup dirumah saja bersama dengan kakak2nya yg sudah pandai momong.Dan lagi mana mungkin ditempat keramaian aku harus bawa anak kecil banyak..

     

    Masih sore rombongan dialon2 sudah mulai berdatangan memenuhi alon2. Ada yang berkendaraan mobil pick up, ada yang ngebis, ada naik becak bahkan banyak rombongan yang menggunakan kendaraan truk. Seperti rombongan dari desaku  juga menggunakan kendaraan truk.

     

    Alon2 sudah penuh pengunjung. Rombongan kami mulai turun dan berjalan kaki menuju arah pameran terlebih dahulu.

     

    Muid, anak lanangku yang baru berumur 8 tahun, ku genggam terus tanganya dengan erat, meski langkah kakinya tergopoh gopoh mengikuti langkah orang dewasa. Dia tak pernah mengeluh, bahkan sepertinya lebih menikmati pemandangan di depan mata.

     

    Kesempatan bagi penjual mainan untuk menawarkan dagangan yang beraneka macam.

    “Bu,…Ibu” tanganku ditarik anakku , namun aku tidak menghiraukan  karena pasti anakku akan minta balon udara yang kebetulan kami lewati.

    “Ibu,….” kembali Dia mulai merengek dan merajuk.

    “Iya, nanti saja ya nak” segera kugendong Muid, anakku, berharap bisa mengerti. Kugendong dan segera mengejar ketinggalan rombongan . Alhamdulillah Muid mau diam, rupanya mengerti Ibunya sedang panik.

     

    Dalam gendongan mata Muid masih mengarah terus pada penjual balon .

    “Biarlah, nanti juga akan lupa” harapku, yang penting aku jangan sampai lepas dari rombongan yang berjubel, saking banyaknya.

     

    Para pengunjung mulai mengambil tempat, posisi menghadap panggung besar, lesehan di rerumputan.

     

    Panitia memberi peringatan agar hadirin segera mengambil tempat , karena acara akan segera dimulai.Walau demikian masih banyak yang berseliweran menikmati pemandangan para penjaja dagangan.

     

    Rombongan kami mengambil tempat , tepat di samping panggung, hanya berjarak 5 m dari panggung , acara akan segera dimulai.

     

    “Hadirin sekalian,para jamaah Tablig Akbar yang dirahmati Allah “Pra acara” akan segera dimulai. Dimohon para hadirin segera menempati tempat yang telah kami sediakan “suara MC bergema di salon.

    “Hadirin sekalian,para jamaah Tablig Akbar yang dirahmati Allah “Pra acara” akan segera dimulai. Dimohon para hadirin segera menempati tempat yang telah kami sediakan “suara MC bergema di salon.

    3 menit kemudian terlihat di panggung 20 remaja putra memainkan rebana, saling bersahutan .

    Tak dung dung tak,dung dung tak,dung dung tak tak tak, bunyi rebana memulai pembukaan main. 

    “Thola’al badru ‘alaina minstani ya tilwada’….”irama qasidah ini memang sangat melegenda, sehingga para hadirin tua atau muda dengan senang hati bibirnya ikut bersama sama melantunkan.

    Dilanjutkan dengan lagu “Bismillah” yang tak kalah seru sambutan hadirin.

     

    Dua lagu ini yang menjadi favoritku ketika masih remaja dulu,kini dilantunkan disini dan aku yakin penggemar qasidah lagu ini masih membludak.10 lagu qasidah kuikuti dengan senang sampai pra acara selesai.

    “Hadirin dipersilahkan duduk kembali” kami semua kembali duduk lesehan di rerumputan.

    Ku Tengok kanan kiri, mencari keberadaan anakku.Kok tidak ada ?.

     

     

    Kreator : Umi Nadhifah

    Bagikan ke

    Comment Closed: CERITA MASA KECIL ANAK NO 10. PART 1

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021