KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cerita Tentang Mereka Yang Mewarnai Kelasku

    Cerita Tentang Mereka Yang Mewarnai Kelasku

    BY 06 Okt 2024 Dilihat: 271 kali
    Cerita Tentang Mereka Yang Mewarnai Kelasku_alineaku

    Banyak hal menarik yang dapat aku ceritakan tentang murid-muridku, tentang perasaan mereka, tentang perilaku mereka, tentang bahagia mereka dan tentang keceriaan mereka. Yah, hidup ini diliputi rasa sedih, bahagia, tawa, duka, canda dan ceria. Dan itulah yang kini menjelma pada diri mereka

    Siswa pertama yang ingin kuceritakan adalah Andi Alya Fikriyah, teman-teman sekelas memanggilnya Alya. Seraut wajah cantik yang dimiliki muridku ini, memiliki tubuh agak besar dengan rambut lurus sebahu. Aku jadikan ia sebagai ketua kelas dalam struktur organisasi kelas. Banyak omong, tegas, terkesan jutek namun selalu terlihat ceria. Salah satu yang aku suka pada dirinya adalah kerajinannya, mungkin inilah penyebab mengapa aku menjadikannya ketua kelas. 

    Hari itu, aku memberikannya tugas sebagai penanggung jawab kelas yang bertugas untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban kelas. Karena jadwal kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) tidak memungkinkan aku bersama mereka, maka kuberikan mereka tugas. Selang beberapa waktu, ada sesuatu yang ingin kuambil di dalam kelas dan saat kubuka pintu yang pertama kali terlihat meja guru yang diatasnya telah tergeletak beberapa ponsel. Rupanya Alya menyita ponsel teman-temannya untuk menertibkan dan memastikan mereka mengerjakan tugas yang telah kuberikan. 

    “Good job!” pujiku dalam hati sambil tersenyum.

    Siswa kedua yang  aku ceritakan kali ini adalah Adly. Nah, si Adly ini salah satu murid kelas 6A yang pembawaannya tenang. Memiliki rambut lurus berkacamata dan bertubuh agak gemuk. Dia adalah wakil ketua kelas hasil pilihan teman-temannya secara aklamasi. 

    Suatu saat, aku menyita ponsel milik Adly, yang aku tahu baru kali ini dia kudapati menggunakan ponselnya saat belajar. Tujuan penyitaan ponsel tersebut tidak lain hanya untuk memperingatkan anak-anakku bahwa bermain ponsel saat belajar bisa membuat mereka kehilangan fokus dalam menerima pelajaran di kelas. Dan, aku tidak ingin hal itu terjadi kepada Adly karena selama ini penilaianku terhadapnya adalah Adly adalah salah satu murid yang bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Rifki teman sebangku Adly, juga murid yang tenang, dalam diam dan ketenangannya ia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. 

    Lanjut cerita tentang muridku yang ketiga ini adalah Mutia, senyum manis kerap menghias wajahnya, patuh dan akan segera melakukan jika aku meminta pertolongannya. Dalam struktur organisasi kelas, Mutia sebagai bendahara. Ia cukup piawai dan perfect dalam mengelola keuangan untuk keperluan kelas misalnya pembelian air galon dan beberapa kelengkapan kelas. Setiap pekerjaan yang dikerjakan baik tugas pelajaran maupun ulangan harian akan ditelitinya sebelum menyerahkan kepadaku, terkesan lambat namun hasilnya tidak mengecewakan.

    Ehm…siapa lagi ini yang akan dibahas, oh…sekretaris kelas namanya Salsabila. Sepintas kulihat seperti Alya, postur tubuhnya hampir sama. Tutur katanya lembut saat menyampaikan jawaban atau bertanya, bahasa yang digunakan cukup tertata. Tugas rutin yang kuminta kepada Salsabila mengisi daftar hadir ketika aku tidak berada di kelas dan kerap mengingatkan jika aku belum mengisi daftar hadir kelas. 

    Murid-muridku yang lain yang tidak kalah serunya untuk dibahas adalah Firman dan Afgian. Suatu hari, aku dikejutkan oleh pengaduan teman-temannya yang telah mengusili Fayis dengan tong sampah sebagai sarananya. Hanya bisa berucap, “Astagafirullah” , sembari mengurut dada, tapi suasana kelas akan sepi kalau ia tidak masuk sekolah. Sebaliknya, akan nampak wajah tak bersemangat apabila hatinya dilanda galau, entah itu saat aku menegurnya atau ada masalah lain yang dihadapinya. Afgian, juara karate kita, postur tubuhnya kecil tapi prestasinya besar loh. Tidak tanggung-tanggung, mewakili provinsi Sulawesi Tenggara di ajang lomba karate di Jakarta. Alhamdulillah. Mereka juga berpacu dalam mempelajari materi-materi pelajaran hingga saat ini mereka tidak ketinggalan.

    Zahra, yang kata mereka sepupu dengan Aura. Zahra dan Aura memiliki karakter sifat yang sedikit berbeda. Zahra yang manis, periang dan supel bergaul berbanding terbalik dengan Aura yang cantik, sedikit pemalu dan pendiam. Keduanya bisa diacungkan jempol dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 

    Qeysha Aqilah, muridku yang satu ini agak pendiam tapi soal membahas pelajaran Matematika dan IPA ia senang sekali. Tubuhnya tinggi dan terlihat langsing. Ia jarang mengadu atau mendekatiku untuk menanyakan sesuatu yang tidak dipahami, kerap ia akan meminta tolong kepada Afifah teman sebangkunya. Afifah seorang anak yang periang, cuek namun sedikit sensitif tapi cukup cerdas, ia akan langsung bersuara ketika aku membuat kesalahan saat salah menuliskan jawaban di papan.

    Alif dan Amiruddin, dua muridku yang duduk sebangku dan paling tenang, terlihat mereka cukup kompak dan tidak pernah terlihat berselisih paham bahkan saling membantu dalam belajarnya. 

    Untuk urusan mendongeng atau menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan baik dan sempurna Amiruddin orangnya. Dia bisa dengan cepat membaca dan menceritakan kembali isi cerita yang telah dibacanya dengan bahasanya sendiri tanpa keluar dari alur ceritanya.

    Matematika, ini sih makanan Alif, dia akan dengan baik dan tepat menjawab kendati kadang-kadang lambat tapi bukan berarti dia lambat dalam menjawab tapi dia harus yakin dulu dengan jawabannya baru diperlihatkan untuk dikoreksi. Sempurna… So pasti, soal cerita dalam matematika yang sebagian anak-anak akan kesulitan dalam menganalisa soal, namun bagi Alif akan dengan mudah dipahaminya. Kritis, iya…dia anak yang kritis namun punya landasan yang logis sehingga aku akan menerima argumennya.

    Dinda, si manis ini duduk bersebelahan dengan Tata yang juga manis, keduanya rada diam dan pemalu namun pandai. Setiap tugas akan mereka diskusikan bersama, giliran bertanya ke mejaku kerap Dinda meminta kepada Tata, kenapa yah…takut kali Dindanya dengan Ibu, gak usah takut Ibu kan ibunya anak-anak kelas 6 A di sekolah jadi tidak perlu takut hehehe….

    Nah, ini dia si Kirani dan Rasyida, kedua muridku  ini sebenarnya pandai hanya terkadang kurang teliti dalam mengerjakan sesuatu. Kirani yang terkesan cuek dan tomboy kerap pasrah ketika ia sudah tidak dapat lagi menyelesaikan tugasnya, “keep fighting…semangat, Nak”.

    Rasyida, lain lagi kerap unjuk jari menjawab pertanyaan secara lisan, good patut di acungkan jempol, namun pada saat menjawab soal secara tertulis suka tidak teliti yang pada akhirnya salah dengan jawabannya.

    Fadil, Farel, Alfiat dan Naufal, kadang pekerjaannya bagus tapi kadang juga membingungkan aku saat memeriksanya. Aku berharap mereka mau lebih giat lagi belajar untuk persiapan UAN nanti.

    Siapa lagi yah yang ingin kubahas? Oh…Putri dan Jannatul, murid pendiam tapi pandai juga santun karakternya, duduk sebangku tenang tidak banyak omong.  Dalam kerajinan membersihkan kelas dua jempol buat kalian.

    Eiit…ini lagi Keyfi dan Gina, cantik, memiliki postur tubuh yang sama bahkan wajah mereka mirip. Terkadang membuatku bingung, di awal-awal kelas aku sering membuat kesalahan dalam memanggil mereka. Kalau sudah demikian aku pasti langsung menyuruhnya untuk menyebutkan kembali nama mereka. Pantang menyerah dan selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya kendati jam istirahat digunakannya untuk mengerjakan tugas tersebut.

    Ahmadinejad, disapa Iko, manis saat tersenyum cuma aku kurang sreg kalau ia malu untuk menjawab pertanyaanku secara lisan. Soal rajin jangan ditanya seberapapun jauhnya jika ku mintai tolong pasti dilakukan dengan senang hati dan tidak ada wajah cemberut yang terlukis. 

    Asifah yah? Jadi bingung, Fira nama panggilannya kupastikan muridku ini adalah Asifah. Beberapa hari belakangan ini semangat belajarnya meningkat, tidak seperti awal-awal aku mengajar di kelas ini. Jawabannya sering salah waktu ada bagian tanya jawab. Alhamdulillah, hasil jawabannya saat ini banyak yang tepat.

    Amanah dan Silvia murid manis  yang duduk sebangku, keduanya rajin dan aktif dalam proses belajar mengajar, sering juga unjuk tangan untuk menjawab. Acapkali saat jadwal piket mereka tidak tanggung-tanggung dalam membenahi kelas, cangkir dan tempat cangkir teman-temannya tak luput dari pandangan mereka untuk dibersihkan. Kalian patut berterimakasih kepada teman kalian ini.

    Nidhal, Ryan dan Ahmad Abu, ketiga murid yang ini juga pandai namun dari segi  tulisan mereka berbeda kalau, Nidhal lebih rapi dan mudah terbaca tapi Ryan dan Ahmad  tidak mudah aku baca perlu kaca pembesar kali yee…hehehe… 

    Duduk disebelah Fahriansyah adalah Agyas, perhatian ia saat aku menjelaskan cukup tenang, tugas-tugas yang kuberikan juga selalu dikerjakan, tidak segan ke mejaku dan bertanya tentang hal yang belum dipahaminya. Tidak heran mereka termasuk murid-murid yang pandai dan kritis.

    Qeysha Humairah, Umi Hasanah Andi Tiara. Ketiganya manis memiliki senyum yang menarik, terkesan pemalu namun cukup bersemangat dalam belajarnya di sekolah. 

    Fachri dan Yoga, murid yang pemalu namun tidak malu-maluin hehehe…mereka ini diam-diam menghanyutkan, Yoga pernah membuat aku sedikit terlonjak, bahasa yang diungkapkannya saat menjawab secara lisan tertata dengan rapi.

    Akhirnya tinggal satu siswa lagi yang belum kuceritakan di sini ia adalah Atnam, senang olahraga tapi rada-rada banyak omongnya, cuek banget. Tapi rajin mengerjakan tugas yang kuberikan. Aku ingin ia lebih rapi saja, baik dalam berpakaian maupun menulis.

    Dengan segala sifat dan perilaku yang dimiliki mereka aku berharap implementasi nilai-nilai kejujuran, disiplin, sopan santun tetap menjadi nomor satu untuk dikembangkan yang pada akhirnya menjadi karakter yang membudaya.

    ***

     

    Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cerita Tentang Mereka Yang Mewarnai Kelasku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021