Penulis : JD Kodz (Member KMO Alineaku)
Konon golongan darah A+ atau yang dikenal A Rhesus positive adalah golongan darah yang langka. Saya sempat bertanya tanya dalam hati, kenapa Tuhan kok membuat salah satu golongan darah ini masuk ke kategori langka. Bukankah nantinya bisa jadi merepotkan?
Kemudian setelah usia 40 tahun saya baru tau kalau type golongan darah saya adalah A+. Itupun karena tidak sengaja hasil pemeriksaan medis. Maksud saya, saya tidak sengaja baru tau dan menyadari. Selama ini saya pikir saya bergolongan darah A doang, tanpa embel embel positive.
Akhirnya saya mengetahui itu, setelah saya mengalami demam yang tak kunjung sembuh. Maka atas anjuran dokter pada saat itu saya diharuskan mengecek darah. Lewat pemeriksaan laboratorium akhirnya disimpulkan saya menderita sakit malaria. Malaria adalah salah satu epidemik di daerah yang banyak rawa-rawa. Mungkin saja saya terinfeksi karena waktu itu, di sekitaran lingkungan tempat tinggal saya, masih banyak rawa-rawa.
Waktupun berlalu begitu saja kira kira lima tahun sejak saya sembuh dari malaria. Setidaknya saya jadi tau, apa golongan darah saya.
Setelah zamannya medsos. Saya sering sekali membaca beranda seseorang membutuhkan darah A+. Tapi itu belum cukup untuk menggerakan hati saya menjadi pendonor darah. Sampai suatu hari, ada seseorang yang membutuhkan golongan darah A+. Salah satu anggota keluarganya memposting di medsos beserta nomor hape yang bisa dihubungi. Saya mencoba mengontak beliau dan menawarkan diri untuk menjadi salah satu pendonornya. Kebetulan yang hari itu menuju PMI ada orang lain juga yang hendak ikut menyumbang darah. Karena situasi begitu emergency dan hanya dibutuhkan satu labu saja, dan kebetulan saya adalah orang yang pertama datang ke PMI. Maka si orang yang hendak ikut menyumbang tadi mengurungkan niatnya.Mungkin dia pikir sudah ada pendonor dan memang informasi terakhir hanya dibutuhkan satu labu saja. Akhirnya dia pergi. Sayangnya kami yang ada di lokasi PMI saat itu tidak sempat meminta nomor hape yang bersangkutan. Sekali lagi karena ini sangat emergency. Kemudian saya masuk ke ruang pemeriksaan dan ternyata saya dinyatakan tidak bisa diambil darahnya karena tekanan darah yang tinggi. Namun karena si calon pendonor yang tadi berbarengan datang ke PMI bersama saya tadi sudah pulang dan kami tidak memiliki nomor kontaknya. Maka diambilah keputusan menyebarkan informasi lewat media sosial sekali lagi. Namun naas sekali, karena berpacu dengan waktu maka upaya yang kami lakukan terlambat. Si Pasien keburu meninggal.
Peristiwa itu meninggalkan sesal yang mendalam buat saya pribadi. Pertama karena tidak bertanya nomor kontak pada calon pendonor selain saya pada waktu itu, padahal sudah sama sama hadir di PMI. Kedua, ada hal lain yang saya sangat sesali, satu hari sebelum kejadian itu. Saya mabuk mabukan, makan tidak teratur, kurang tidur dan mungkin itulah yang membuat saya tidak lolos pemeriksaan tensi.
Tuhan memang berkehendak lain, tapi ini merupakan sebuah tamparan yang amat pedas buat saya, ketika kita lupa diri sehingga akhirnya membuat sebuah keputusan yang berakibat fatal.
Sejak peristiwa itu, saya seakan mendapat teguran, hidup di dunia ini bukanlah kehidupan yang sendirian. Ketika Anda tidak memiliki uang untuk bisa membantu, sebenarnya Anda masih bisa membantu sesama salah satunya dengan program donor darah atau donor organ.
Sekarang tidak terasa lima tahun dari kejadian itu sudah berlalu. Tahun demi tahun saya semakin mengurangi konsumsi alkohol. Sampai paling satu tahun hanya tiga teguk sloki kecil saja, itupun occasional sekali. Bila ada perayaan besar seperti pernikahan family atau undangan penting. Selain itu, boro boro pengen. Mengingat penyesalan itu rasanya sudah cukup untuk terjadi satu kali saja.
Mungkin saja takdir si pemilik golongan darah A+ adalah bersiap membantu orang lain yang membutuhkan dikarenakan golongan darah ini sangat langka. Bersiap juga untuk hal yang tidak diinginkan, karena ya itu tadi, golongan darah ini jarang ada. Jadi jangan bayangkan kalau kejadian ini hanya terjadi pada orang lain, bagaimana kalau saya sendiri suatu hari menjadi orang yang membutuhkan donor dari sesama pemilik A+.
Apakah karma akan berlaku di situ?
Semoga masih ada jalan untuk menebus kebaikan ini.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Ceritaku Memiliki Darah A Rhesus Positive
Sorry, comment are closed for this post.