KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Cinta Bukan Milik Kita

    Cinta Bukan Milik Kita

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 243 kali

    Penulis : Aprilia Dwi Lestari (Member KMO Alineaku)

    Siapa yang pernah meminta kita akan ditumbuhkan cinta di dalam hati jika bukan karena sesorang. Berjalannya waktu, cinta ini tumbuh makin subur, namun pemilik hati ini tak ada yang memiliki. Kadang kita cemburu, kesal, ingin perhatian, ingin manja tapi ingat kita tak berarti baginya. Afif memulai hubungan ini dengan seorang gadis cantik melalui media sosial facebook. Berawal dari dia mengirim pesan pribadi kepada Salsa hingga tumbuh cinta. 

    Awal mengenal, Salsa terus melihat profilnya di facebook, agamanya bagus, ia seorang vokalis hadroh pada salah satu pesantren, suaranya pun tak diragukan lagi. Setiap berkabar, Afif juga sangat sopan dan baik. Salsa pun merespon dengan baik. ia merasa bahwa ini cocok. Hubungan mereka terus berlanjut hingga saling chattingan via whatshapp. 

    Untuk pertama kalinya Afifi mengajak video call dengan Salsa, Salsa begitu malu dan mereka ngobrol seadanya. Mulai dari situ Salsa merasa nyaman dan terus ingin bertukar kabar dengan Afif. Setiap hari mereka komunikasi melalui chatting whatsapp dan video call. Hingga salah satu diantara mereka saling memahami karakter masing – masing. 

    Satu bulan, dua bulan terlewati hingga 15 bulan mereka menjalin hubungan virtual. Sering kali Salsa menanyakan kapan bertemu tapi Afif selalu menjawab belum siap. Afif selalu beralasan bahwa ia tidak punya uang dan waktu. Sibuk dengan kegiatan di pesantrennya. Padahal Afif hanya seorang pengangguran dengan latar belakang keluarga yang cukup menyedihkan. Kedua orang tuanya meninggal dunia sudah lama. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Dan ibunya menikah lagi dengan yang sekarang menjadi ayah sambungnya Afif. Saat Afif berusia 15 tahun, ibunya meninggal karena menderita sakit tumor. Kakak perempuannya sudah bersama suami. Afif tinggal bertiga dengan adik tiri dan ayah sambungnya.

    Pekerjaan Afif pun tidak jelas, ia selalu mengeluh tidak memiliki uang. Salsa pun kesal karena setiap kali diajak bertemu alasannya selalu itu. Salsa yang mulai nyaman dengan Afif juga merasa ingin segera memiliki hubungan serius. Salsa juga pernah bertanya pada Afifi perihal hubungan yang mereka jalin ini sebenernya apa. Dengan tanpa rasa bersalah Afif hanya menjawab “jalani saja dulu”. Hal itu makin membuat Salsa kesal dan ingin marah. Hubungan selama dan seintens ini tapi tidak ada status yang pasti.

    Salsa yang berusia 24 tahun semakin dibuat bingung dengan hubungan virtual ini. Ia sudah terlanjur nyaman dengan Afif tapi Afif tidak pernah memberikan kepastian. Pengecut, kata itu yang pantas dijuluki untuk sikap Afif pada Salsa. Bahkan beberapa kali Salsa sempat jalan dengan cowok lain karena ia merasa tidak ada hati yang perlu dijaga. Dan Afif pun tahu, ia hanya membiarkan saja. Baginya selagi dia bukan siapa – siapanya Afif maka kebebasan untuk Salsa untuk jalan dengan siapa saja.

    Terkadang Afif juga minder dengan keadaan mereka yang berbeda. Bisa diakui jika Salsa berasal dari keluarga yang baik – baik dan sempurna. Hidupnya enak dan berkecukupan. Apa yang ia minta bisa langsung dipenuhi oleh orang tuanya. Berbeda dengan Afif yang apa – apa harus sendiri. Bahkan untuk makan sehari – hari kadang kekurangan. Hal itu yang membuat ia tak berani untuk memberi kepastian kepada Salsa, karena ia takut Salsa tidak akan bahagia jika hidup bersamanya. 

    Lambat laun, Salsa mulai menyadari bahwa hubungannya tidak bisa dipertahankan lagi. Ia harus tegas untuk bisa ikhlas keluar dari ketidakpastian. Banyak cita – cita yang harus Salsa raih walau sendiri. Tak rela memang untuk menjauh dari Afif, tapi bagi Salsa ini yang terbaik. Karena untuk apa ia terus menumbuhkan cinta tapi tak berstatus dan tidak ada tujuan yang pasti. Suatu hari tejadi pertengkaran hebat antara mereka berdua melalui whatsapp. Salsa yang awalnya meminta ingin video vall untuk ngobrol justru dibalas dengan kata – kata yang kurang baik dari Afif. Katanya “kita bukan siapa – siapa, untuk apa kau terus meminta waktuku dan segala kepastian hubungan ini, aku sudah bilang tinggal jalani saja”. Dari kata – kata itu Salsa menangis dan diam. Memang ia tidak ada hak untuk memberontak. Karena perasaannya sudah masuk dalam hubungan virual tanpa status. 

    Sejak kejadian itu, Salsa tak lagi meghubungi Afif. Sesekali Afif hanya chat menanyakan kabar. Dengan kesibukannya Salsa, dia mulai bisa memudarkan rasa pada Afif. Dia ikhlas dan rela meninggalkan Afif karena sikapnya yang tidak tegas. Salsa yakin bahwa ia akan dipertemukan dengan seseorang yang tepat untuknya. Salsa sedang menikmati kesendirian dan memperbaiki diri untuk bisa dipertemukan dengan jodoh terbaik pula.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
    isi naskah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.”


    Bagikan ke

    Comment Closed: Cinta Bukan Milik Kita

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021