KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cinta dalam Diam

    Cinta dalam Diam

    BY 21 Okt 2024 Dilihat: 227 kali
    Cinta dalam Diam_alineaku

    Di sebuah pondok pesantren yang terletak di daerah Yogyakarta, tinggallah seorang santri bernama Fajar. Ia adalah seorang pemuda pendiam dan rajin. Setiap hari, rutinitasnya dipenuhi dengan kegiatan mengaji, belajar kitab kuning, dan shalat berjamaah. Kehidupan di pondok membuatnya terbiasa dengan kedisiplinan dan keteraturan. Namun, di balik kesederhanaan dan kedalaman ilmunya, hatinya mulai merasakan sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya—jatuh cinta.

    Perasaan itu datang ketika ia bertemu dengan Zahra, seorang santri perempuan yang juga tinggal di pondok tersebut. Zahra adalah sosok yang lembut dan selalu tersenyum. Setiap kali mereka berpapasan di lorong pondok atau di halaman ketika acara pondok bersama, Fajar merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Dia mencoba mengalihkan pandangannya dan menundukkan kepalanya, seperti yang diajarkan oleh para Ustadz, tetapi perasaan itu tak kunjung hilang. Senyuman Zahra selalu terlintas di benaknya, dan tatapan matanya yang penuh ketulusan membuat Fajar merasa semakin sulit mengendalikan hatinya.

    Namun, Fajar tahu betul bahwa peraturan di pondok sangat ketat. Santri laki-laki dan perempuan dilarang berinteraksi kecuali dalam kegiatan yang sudah diatur oleh pondok. Bahkan, menatap atau berbicara tanpa alasan yang jelas bisa dianggap melanggar adab. Fajar pun mengerti bahwa cinta yang ia rasakan ini tak seharusnya ada, setidaknya belum waktunya. Dia menyadari bahwa perasaan itu adalah sebuah ujian bagi dirinya, dan sebagai seorang santri yang baik, ia harus menahan diri dan menjaga kesucian hatinya.

    Malam demi malam, Fajar bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Dalam sujud panjangnya, ia memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk mengendalikan perasaannya. Ia meminta petunjuk apakah perasaan ini adalah ujian yang harus ia atasi ataukah sebuah rahmat yang harus ia simpan dalam diam. Dalam doa dan munajatnya, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa cinta sejati adalah yang diridhoi oleh Allah, dan jika memang Zahra adalah takdirnya, Allah pasti akan mempertemukan mereka pada waktu yang tepat.

    Setiap hari, Fajar berusaha mengalihkan perasaannya dengan memperdalam ilmu agama. Ia memperbanyak hafalan Al-Quran, mempelajari kitab-kitab fiqih, dan mengikuti setiap kajian dengan sungguh-sungguh. Namun, di tengah-tengah kesibukannya, bayangan Zahra selalu muncul. Ketika Fajar membaca ayat tentang cinta dan pernikahan, hatinya tergerak dan ia membayangkan bahwa suatu hari nanti, mungkin saja ia dan Zahra akan dipertemukan dalam ikatan yang sah. Tetapi seketika itu pula, ia menepis pikirannya dan kembali fokus pada pelajarannya.

    Waktu pun berlalu, dan Fajar semakin menyadari bahwa perasaannya kepada Zahra adalah sesuatu yang harus ia simpan rapat-rapat. Meskipun ia tahu Zahra mungkin tidak pernah menyadari perasaannya, ia merasa cukup bahagia bisa melihatnya dari kejauhan. Bagi Fajar, mencintai dalam diam adalah cara terbaik untuk menjaga kesucian hati dan perasaan. Lagipula, ia percaya bahwa jika memang Zahra adalah jodohnya, Allah pasti akan memberikan jalan bagi mereka untuk bertemu kembali, bukan di pondok ini, tetapi di saat mereka sudah siap untuk menjalani kehidupan bersama dalam ikatan suci.

    Pada akhirnya, Fajar memilih untuk menerima bahwa cinta yang ia rasakan saat ini adalah sebuah bentuk latihan bagi dirinya untuk bersabar. Ia percaya bahwa Allah selalu punya rencana terbaik, dan terkadang, rencana itu tidak bisa dipahami dengan segera. Dengan hati yang teguh dan doa yang tulus, Fajar melanjutkan hari-harinya di pondok, berharap bahwa suatu hari nanti, ia akan menemukan jawaban atas perasaannya, jawaban yang penuh berkah dan kebahagiaan.

     

     

    Kreator : Safitri Pramei Hastuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cinta dalam Diam

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021