KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » CINTA DALAM DIAM

    CINTA DALAM DIAM

    BY 10 Sep 2025 Dilihat: 32 kali
    CINTA DALAM DIAM1_alineaku

    “Mbak Niaaa…, awaaas…!” Seru Mas Tito sambil menarik tubuhku, melindungiku dengan merapatkan tubuh kami ke tebing di atas air terjun untuk menghindari reruntuhan tanah dan kerikil dari atas tebing.

    Setelah tak terdengar lagi suara reruntuhan, aku membuka mataku dan terkejut mendapati Mas Tito memelukku erat. Spontan kulepaskan pelukannya dengan tersipu malu. Sejenak kami salah tingkah. Kemudian aku tersadar kalau kening Tito berdarah karena terkena batu kerikil saat melindungiku tadi. 

    “Yaa Allah, Mas Tito. Keningmu berdarah!” seruku dengan nada penuh kekwatiran.

    Kuusap pelan darah di keningnya dengan ujung jempolku. Sejenak netra kami saling mengunci. Sejurus kemudian kami saling tersenyum gugup.

    “Maaf, keningmu terluka,” kataku sambil menjauh darinya.

    “Terima kasih, Nia,” jawab Mas Tito, dengan suara bergetar sedikit terbata. Akhirnya kami pun melanjutkan langkah menaiki jalan setapak tanpa bersuara.

    “Niaaa…, Mas Tito…, kalian tidak apa-apa?” teriak Rista dan kawan-kawan dari atas tebing.

    “Aman, Mbak…!” jawab Mas Tito sambil mengacungkan jempolnya.

    Sejak kejadian dari air terjun itu kami semakin akrab. Bahagia melingkupi hatiku jika bertemu dengannya.  Dan hari-hari terasa begitu indah. Dia selalu mendampingiku setiap aku dan Rista sahabat karibku mendapat job bermain voli di klub lain pada malam hari. Kecuali malam hari ini, karena dia ada seminar kedokteran di luar kota.

    “Nia… Kamu pacaran dengan Mas Tito ya? Kulihat dia selalu mengikutimu kemanapun kita pergi.” tanya Rista di saat kami selesai bertanding voli. Aku tergagap mendapat pertanyaan mendadak dari Rista.

    “Eh, oh, itu… aku tidak tahu, Ris.” jawabku. Karena memang kami tidak pernah saling mengutarakan isi hati kami.

    “Aneh kalian ini. Apa dia tidak pernah menyatakan sesuatu padamu, Nia?” lanjut Rista.

    “Tidak pernah.” jawabku singkat sambil melepas sepatu Mizuno-ku.

    “Terus, perasaanmu sendiri terhadapnya bagaimana?” tanya Rista lagi.

    “Jujur, aku suka banget kalau ketemu dia, dan ada rasa berdebar-debar kalau dekat dengannya.” jawabku jujur.

    “Itu tandanya kamu menyukainya, atau bahkan mencintainya Nia.” tukas Rista.

    “Apa begitu ya, Ris. Karena ini baru pertama kali aku merasakan ini kepada seorang pria.” jawabku balik bertanya, menghentikan aktivitasku kemudian menatap Rista, sahabatku.

    “Kamu harus meminta kepastian padanya, Nia. Sebentar lagi kamu kuliah ke luar kota!” tegas Rista, sambil menepuk pipiku. “Kulihat Mas Tito orangnya baik, perhatian banget padamu, sudah mapan juga,” lanjut Rista. Aku terdiam, menggaruk keningku yang tidak gatal.

    Kami berdua pun akhirnya mengemasi dan memasukkan sepatu dan kaos voli ke dalam tas kami masing-masing, kemudian bergegas pulang dengan berboncengan motor merah milik Indah. Kupeluk erat pinggang Rista, ku sandarkan kepala di punggungnya. Ingatanku melayang pada saat-saat aku bersama Mas Tito, dan itu membuatku berkali-kali tersenyum sendiri. Hingga tak terasa kami sudah tiba di halaman rumahku.

    “Nia…, sudah sampai! Kamu tidur ya, dari tadi tidak bersuara?” Panggil Rista, sambil menepuk pahaku. Aku tergagap dan tersadar dari lamunanku.

    “Eh… oh…, sudah sampai ya…” jawabku sambil turun dari motor Rista.” Terima kasih Ris, kamu langsung pulang atau menginap disini saja, besok kan libur?” lanjutku.

    “Langsung pulang saja, Nia. Kasihan ibuku sendirian, ayah ke luar kota. Kamu langsung tidur jangan banyak melamun. Selamat tidur, semoga bermimpi ketemu Mas Tito, daa…!” Kata Indah, sambil nyengir, sebelum melajukan motornya meninggalkan halaman rumahku. Ku pandangi motor Rista sampai hilang ditelan gelap malam, kemudian segera kuseret langkah memasuki rumah dan menuju kamar tidurku.

    Setelah membersihkan diri, kurebahkan tubuh di atas ranjang. Kata-kata Rista yang menyarankanku untuk meminta kepastian kepada Mas Tito terus terngiang-ngiang, hingga membuatku kelimpungan susah tidur. “Benarkah aku mencintai Mas Tito? Benarkah Mas Tito mencintaiku juga…?” batinku berperang dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk, hingga akhirnya membuatku terlelap bersama berjuta tanya yang belum terjawab.

     

     

    Kreator : Niken Nuruwati

    Bagikan ke

    Comment Closed: CINTA DALAM DIAM

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021