KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cinta di Antara Puncak dan Kabut

    Cinta di Antara Puncak dan Kabut

    BY 21 Agu 2024 Dilihat: 179 kali
    Pendakian melepas kegalauan hati di Rinjani_alineaku

    Yuda dan Yuna telah berjalan berhari-hari menyusuri jalur panjang Gunung Argopuro, yang terkenal sebagai trek terpanjang di Pulau Jawa. Keduanya adalah jurnalis lingkungan, yang sering kali bersama-sama meliput perjalanan di pelosok negeri, mengungkap kekayaan alam yang tersembunyi dan menceritakan kisah-kisah tak terjamah.

     

    Suatu pagi yang dingin di Pos Cikasur, mereka duduk di pinggir tenda, menyaksikan kabut perlahan-lahan naik dari lembah, menyelimuti pemandangan. Percakapan mereka, yang dimulai dengan diskusi ringan tentang perjalanan, perlahan-lahan berubah menjadi pembicaraan yang lebih mendalam tentang cinta, alam, dan sejarah pegunungan yang mereka jelajahi.

     

    Yuda: “Kamu tahu, Yuna, perjalanan ini selalu mengingatkanku pada sesuatu yang lebih besar dari sekadar fisik. Ada semacam keterhubungan antara kita dan alam yang sering terlupakan. Seperti cinta, yang sering kali kita anggap hanya urusan hati, padahal ia juga menyatu dengan alam, dengan cara yang misterius.”

     

    Yuna: “Aku setuju, Yud. Alam ini seakan-akan menuntun kita untuk memahami cinta dalam bentuknya yang paling murni. Lihat saja Argopuro ini. Bukannya hanya tempat mendaki, tapi sebuah rangkaian sejarah dan mitos yang membentuk identitas kita. Gunung ini bukan sekadar batu dan tanah, tapi sebuah kisah panjang, seperti kisah cinta yang tumbuh dan berkembang.”

     

    Mereka terdiam sejenak, meresapi kabut yang semakin pekat. Suara angin yang berbisik seolah menyampaikan rahasia dari puncak-puncak yang menjulang di atas mereka.

     

    Yuda: “Aku pikir kita bisa belajar banyak dari Puncak Rengganis. Legenda Rengganis yang memilih mengasingkan diri di puncak ini karena cintanya yang tak berbalas, menggambarkan betapa cinta itu bisa menjadi pemandu, sekaligus penghancur.”

     

    Yuna: “Rengganis, ya. Seorang putri yang kuat, yang menolak tunduk pada kekuasaan cinta yang tak sejalan dengan hatinya. Dia memilih kesunyian daripada menyerah pada cinta yang tak sesuai dengan prinsipnya. Ini adalah pengingat bahwa cinta sejati harusnya selaras dengan siapa kita sebenarnya, bukan hanya mengikuti apa yang diinginkan oleh orang lain.”

     

    Yuda: “Dan, lihatlah Argopuro sendiri. Gunung yang namanya berarti ‘Kota Sejati’. Puncaknya melambangkan kesempurnaan dan ketenangan. Aku merasa, seperti Argopuro yang tenang namun kokoh, cinta yang sejati juga seharusnya begitu. Tenang, kokoh, tapi juga memberikan kedamaian.”

     

    Yuna memandang Yuda, mata mereka bertemu sejenak sebelum Yuna mengalihkan pandangannya kembali ke kabut yang menari di atas lembah.

     

    Yuna: “Ketenangan dalam cinta… seperti yang kita rasakan di sini, di antara puncak-puncak yang hening. Cinta itu bukan hanya tentang gairah, tapi juga tentang kedamaian, rasa aman, dan saling memahami. Seperti Argopuro yang tenang namun penuh misteri, cinta juga penuh dengan lapisan-lapisan yang butuh waktu untuk dijelajahi.”

     

    Yuda tersenyum, merasa seolah-olah pembicaraan mereka semakin menyatukan mereka dengan alam di sekitar. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, menuju Puncak Hyang, puncak tertinggi di Argopuro.

     

    Di tengah perjalanan, ketika mereka mendaki menuju puncak, Yuda kembali membuka percakapan.

     

    Yuda: “Yuna, aku pernah membaca bahwa Hyang dalam bahasa Jawa kuno berarti ‘dewa’ atau ‘suci’. Puncak ini bisa saja menjadi simbol dari cinta yang suci, cinta yang berada di atas segalanya, seperti bagaimana puncak ini berdiri di atas seluruh lanskap.”

     

    Yuna: “Iya, cinta yang suci… Cinta yang mengangkat kita ke tempat yang lebih tinggi, mengingatkan kita pada nilai-nilai yang lebih besar. Tapi seperti mendaki Hyang, cinta seperti itu butuh usaha, keberanian, dan kesabaran. Kadang kita harus melewati kabut, jalan berbatu, dan rintangan lain untuk mencapainya.”

     

    Perlahan-lahan, mereka mendekati puncak. Yuda berhenti sejenak, mengambil nafas panjang, sementara Yuna berdiri di sampingnya, memandang ke arah cakrawala yang samar-samar terlihat di kejauhan.

     

    Yuda: “Kadang aku berpikir, apa semua ini hanya kebetulan, Yuna? Perjalanan yang kita lakukan, gunung-gunung yang kita daki, dan sekarang, di sini, kita berbicara tentang cinta dan alam. Mungkin ini cara alam untuk mengajarkan kita tentang kehidupan, tentang bagaimana cinta itu seharusnya—tak pernah memaksakan, selalu berjalan berdampingan dengan alam, dengan tenang, namun penuh makna.”

     

    Yuna: “Aku percaya alam punya caranya sendiri untuk menyampaikan pesan, Yud. Cinta itu seperti alam, tak pernah tergesa-gesa, tak pernah memaksa, dan selalu memberikan ruang bagi kita untuk tumbuh. Seperti puncak-puncak ini, yang menunggu dengan sabar sampai kita siap untuk mencapainya.”

     

    Ketika akhirnya mereka tiba di Puncak Hyang, keduanya terdiam. Hanya ada suara angin yang berhembus pelan, dan kabut yang perlahan-lahan mulai menghilang, memperlihatkan pemandangan yang indah di sekeliling mereka.

     

    Yuda: “Yuna, mungkin di sini, di puncak ini, aku bisa mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya. Bukan tentang memiliki, tapi tentang menyatu dengan sesuatu yang lebih besar dari kita, seperti bagaimana kita menyatu dengan alam ini.”

     

    Yuna tersenyum, menatap Yuda dengan lembut.

     

    Yuna: “Cinta yang sejati, Yud, adalah ketika kita bisa berdiri bersama, menikmati keindahan ini tanpa kata, tapi tahu bahwa kita tidak pernah sendirian.”

     

    Mereka berdua duduk di puncak itu, merasakan kehangatan dari kebersamaan yang tak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Di atas segalanya, di antara puncak-puncak yang abadi, cinta mereka menyatu dengan alam yang mengelilinginya, mengukir sebuah kisah yang akan selalu mereka kenang.

     

    Di atas puncak gunung yang tinggi, kabut turun perlahan, membelai lembut, menyelimuti lembah dalam pelukan dingin, seakan alam berbisik dalam bahasa cinta.

     

    Embun jatuh dari langit senja, menyentuh dedaunan, membawa pesan pagi, menyatu dengan hati yang penuh cinta, menghidupkan harapan dalam keheningan…

     

    Di bawah naungan awan yang temaram, kabut menyelimuti setiap sudut lembah,  seperti kasih yang merengkuh tanpa batas,  membawa damai bagi jiwa yang lelah…

     

    Oh, betapa indahnya kabut dan embun ini, seperti cinta yang turun dari ketinggian, mengalir lembut, tanpa suara, tanpa desah,  menjelma menjadi keindahan yang abadi.

     

    Perjalanan ke alam dapat menginspirasi pemahaman yang lebih mendalam tentang cinta, melalui filosofi yang diambil dari perjalanan mendaki dan legenda yang terkait dengan puncak-puncak di Gunung Argopuro.

     

     

    Kreator : Mariza

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cinta di Antara Puncak dan Kabut

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021