“Life without love is like a tree without blossoms or fruit.”
-Khalil Gibran-
Laras membuka matanya. Dari balik tirai jendela, ia melihat langit di luar masih gelap. Dengan semangat Laras bangun dari tidur dan berlari ke kamar orang tuanya.
“Mama, Papa!” teriaknya, kamar itu sudah kosong.
“Mama, Papa!” ia kembali berteriak, namun tak ada suara balasan dari sosok yang dirindukannya. Laras membalikkan badannya dan Kembali ke kamarnya dengan lunglai.
Ia sedih sekali, setiap bangun tidur, kedua orang tuanya sudah tak ada di rumah, begitu juga saat mereka pulang, Laras sudah terlelap tidur dikamarnya. Laras jarang sekali bisa berkumpul bersama orang tuanya, jangankan bercerita dan peluk Mama dan Papa, ketemu juga jarang. Hari Libur satu-satunya harapan Laras bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya juga sulit sekali, hanya salah satu dari mereka yang bisa menemaninya di rumah atau berlibur.
Apakah anda dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Laras?
Kisah di atas adalah kisah fiktif yang terinspirasi dari kisah nyata. Saat ini kisah Laras sering kita jumpai ceritanya dari teman dan saudara kita. Besarnya biaya kebutuhan hidup dan tuntutan pekerjaan membuat para orang tua sangat sibuk bekerja, dan anak-anak menjadi kesepian, kurang sentuhan cinta dan quality time bersama orang tuanya.
“Life without love is like a tree without blossoms or fruit.”
Kalimat yang ditulis oleh Kahlil Gibran dalam bukunya yang berjudul The Prophet (1923) dapat diartikan bahwa hidup tanpa cinta seperti pohon tanpa bunga atau buah. Kita bisa melihat pohon yang kita tanam terasa kurang indah jika tidak berbunga, dan terasa kurang bermakna jika tidak berbuah. Bayangkan kita punya pohon mangga. Saat musim mangga tiba dan pohon mangga kita berbunga, kita merasa bahagia sekali, muncul sebuah harapan bahwa pohon yang kita tanam akan segera berbuah, maka terbayanglah manis dan lezatnya buat mangga tersebut. Begitu juga dengan kehidupan manusia, sebuah kehidupan yang kita jalani akan terasa kering dan tidak bermakna jika tanpa cinta. Cinta adalah kebutuhan yang menyuburkan dan memberikan keindahan pada kehidupan manusia.
Hal senada disampaikan oleh Mahatma Gandhi Where there is love, there is life– Dimana ada cinta disitu ada kehidupan. Menurut Mahatma Gandhi, Cinta adalah sumber kehidupan, tanpa cinta kehidupan kehilangan makna dan semangat untuk berjuang. Kita sering mendengar banyak orang yang kehilangan cinta, hidupnya menjadi tidak bergairah lagi, menjadi sakit dan kurus bahkan ada juga yang kehilangan semangat lalu mengakhiri hidupnya. Sebaliknya ada banyak orang tua yang diuji dengan berbagai kesulitan tapi terus berjuang hidup demi anak yang dicintainya.
Leo Tolstoy menguatkan pentingnya cinta bagi kehidupan manusia, ia menekankan bahwa cinta adalah esensi kehidupan. Cinta membantu manusia memahami dunia, dirinya sendiri, dan tujuan hidupnya. Dalam bukunya, Tolstoy menuliskan sebuah kalimat Love is life. All, everything that I understand, I understand only because I love. Artinya, Cinta adalah kehidupan. Semua, segalanya yang saya mengerti, saya mengerti hanya karena saya mencintai. Cinta membuat seseorang memahami makna hidupnya, mencintai anak-anak membuat para orang tua memahami indahnya menjadi orang tua. Mencintai para murid membuat guru-guru merasakan indahnya mengajar. Memiliki sahabat membuat seorang anak/remaja menjadi semangat bermain dan belajar.
Selain membangkitkan semangat dan menemukan makna kehidupan, cinta juga dapat mempererat sebuah hubungan, hubungan anak dengan orang tua, hubungan murid dengan guru, hubungan pertemanan, hubungan dengan rekan kerja, juga hubungan antar umat yang menciptakan kerukunan dan persatuan. Ali Bin Abi Thalib memiliki pandangan mendalam tentang cinta. Menurutnya cinta adalah pengikat hati dan dasar persaudaraan. Jika cinta hilang, maka manusia akan hidup dalam perpecahan. Cinta adalah kebutuhan fundamental untuk membangun persatuan dan persaudaraan di antara manusia. Tanpa cinta, masyarakat akan kehilangan keharmonisan dan kedamaian. Cinta mampu menghindarkan perpecahan, cinta bisa menghalau perselisihan dan cinta juga bisa menghentikan peperangan
Sayyidina Ali Bin Abi Thalib juga berkata:
“Hati manusia seperti tanah, apa yang kau tanam di dalamnya akan tumbuh. Maka tanamlah cinta, karena ia akan memberi buah kebahagiaan.”
Ungkapan ini mengibaratkan cinta sebagai benih yang kita tanam. Benih itu akan menumbuhkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup. Ini menunjukkan bahwa cinta adalah kebutuhan yang mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang. Kita sering mendengar pepatah, apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai. Sesuatu yang diawali dengan cinta, insya Allah akan mendapatkan cinta lagi.
Rasulullah SAW menekankan pentingnya cinta dalam hubungan manusia, baik dengan Allah, sesama manusia, maupun makhluk lainnya. Cinta dipandang sebagai elemen mendasar dalam kehidupan seorang Muslim untuk membangun keharmonisan. Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”— (HR. Bukhari dan Muslim)
Cinta kepada sesama adalah tanda keimanan yang sempurna. Hadis ini menunjukkan bahwa cinta adalah kebutuhan manusia, karena mencintai sesama dapat menciptakan hubungan saling mendukung dalam harmoni sosial.
Dalam teori psikologi tentang teori kebutuhan hidup manusia kita menemukan kalimat yang ditulis oleh Abraham Maslow dalam bukunya Motivation and Personality (1954) sebagai berikut:
“The need to belong and to be loved is one of the basic human motivations.”
Artinya, Kebutuhan untuk menjadi bagian dan dicintai adalah salah satu motivasi dasar manusia. Menurut Maslow, setiap manusia membutuhkan rasa cinta. Cinta adalah kebutuhan dasar ke-3 setelah kebutuhan fisiologis dan keamanan. Maslow menambahkan, bahwa manusia membutuhkan cinta untuk merasa bahwa ia diterima di lingkungan tempat ia berada, dan merasa dihargai oleh orang lain di sekitarnya. Cinta membuat seseorang merasa dibutuhkan, merasa dirindukan dan merasa diharapkan kehadirannya.
Berdasarkan beberapa teori dan ungkapan para tokoh penting dunia, kita bisa menyimpulkan bahwa cinta merupakan kebutuhan dasar manusia. Setiap orang dari mulai lahir sampai usia senja semuanya membutuhkan cinta. Cinta dari orang tua, cinta dari anak dan cucu, cinta dari guru dan cinta dari teman-teman. Serang celebritis bisa menjadi besar dan terkenal karena cinta dari fansnya.
Cinta membuat seseorang terikat, cinta menciptakan emosi saling peduli, saling menjaga dan saling memperhatikan. Seseorang yang memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, seseorang yang terpenuhi kebutuhan cintanya, maka dapat dipastikan ia akan memiliki kepercayaan diri yang baik, mampu membangun hubungan dengan orang lain dan mampu mengontrol emosinya dengan baik.
“What cannot be communicated to the mother, cannot be communicated to the self.”
Apa yang tidak dapat dikomunikasikan kepada Ibu, tidak dapat dikomunikasikan kepada diri sendiri.
Para orang tua di rumah dan guru di sekolah mari berikan cinta kita kepada anak-anak, cintai mereka sampai mereka merasa dicintai. Ungkapkan dan ekspresikan rasa cinta itu maka kita akan melihat berbagai keajaiban yang tumbuh dari cinta yang kita tanam.
Kreator : Iis Rosilah
Comment Closed: Cinta, Kebutuhan Dasar Manusia
Sorry, comment are closed for this post.