KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cinta Orang tua, Fondasi Kesehatan Mental Anak

    Cinta Orang tua, Fondasi Kesehatan Mental Anak

    BY 26 Jan 2025 Dilihat: 172 kali
    Cinta Orang tua, Fondasi Kesehatan Mental Anak_alineaku

    “Love is the foundation from which children flourish. It is not the luxury, 

    but the necessity of healthy development.”

    -Fred Rogers-

     

    Cinta dan kasih sayang orang tua merupakan elemen mendasar dalam kehidupan seorang anak. Ibarat fondasi sebuah bangunan, cinta yang diberikan oleh orang tua menjadi pijakan awal bagi perkembangan mental dan emosional anak. Ketika anak merasa dicintai, diterima, dan dihargai, mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang aman dan layak untuk dijelajahi. Sebaliknya, kurangnya kasih sayang dapat menjadi akar dari berbagai masalah psikologis, seperti kecemasan, rasa tidak percaya diri, dan bahkan depresi.

    Cinta dari orang tua tidak hanya ditunjukkan melalui kata-kata, tetapi juga tindakan kecil sehari-hari, seperti pelukan hangat, perhatian terhadap kebutuhan anak, mengantar anak sekolah, atau kesediaan mendengarkan cerita mereka. Hal-hal sederhana ini membangun ikatan emosional yang kuat, sekaligus memberi anak rasa aman dan perlindungan.

    Fondasi cinta ini berfungsi sebagai perisai yang melindungi anak dari tekanan hidup, seperti konflik sosial dengan teman, kegagalan, atau rasa kehilangan. Dengan kasih sayang yang tulus, anak belajar bagaimana menghadapi tantangan dengan sikap yang sehat, percaya diri, dan optimis.

    Anak-anak bisa saja mengalami tekanan yang ditimbulkan dari konflik sosial di lingkungan mereka, seperti dengan teman di sekolah, teman di lingkungan rumah, konflik di media sosial atau merasa sedih karena kehilangan seseorang.  Ayah dan bunda mari kenali anak-anak kita apakah sedang mengalami gangguan kesehatan mental? Berikut ciri-ciri anak yang sedang menghadapi masalah emosional.

    1. Perubahan perilaku yang signifikan
    2. Anak mudah marah
    3. Perubahan pola tidur dan nafsu makan
    4. Anak menarik diri dari temannya
    5. Melanggar batas
    6. Anak mengisolasi diri
    7. Anak sulit berkonsentrasi
    8. Muncul gejala sakit fisik tanpa sebab
    9. Anak menghindari pergi ke sekolah
    10. Sulit menghadapi situasi yang penuh stress *)

     

    Bunda dan ayah mari kenali anak-anak kita, apabila menemukan salah satu atau beberapa dari 10 tanda diatas itu menunjukkan bahwa anak kita sedang menghadapi masalah. Mari dengarkan mereka dan berikan dukungan emosional serta cinta dan kasih yang tulus pada mereka. 

     

    “When children feel seen, valued, and loved, they develop the resilience needed  to face the challenges of life.”

    – Daniel J. Siegel –

     

    Ketika anak-anak merasa dilihat, dihargai, dan dicintai, mereka mengembangkan ketahanan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan hidup. Kita tidak bisa selalu melindungi anak-anak dari konflik  sosial yang dia hadapi,  cara ia menghadapi konflik sosial justru akan menjadi pembelajaran bagi anak-anak dalam mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi tersebut. Tugas kita sebagai orang tua adalah menguatkan mental dan memberikan dasar kecerdasan emosional agar anak-anak siap menghadapi setiap masalah yang ada secara sehat dan solutif. 

    Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dengan cara yang sehat. Anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi lebih mampu menghadapi tekanan, membangun hubungan yang positif, dan merasa puas dalam hidup. Apa yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak?  

    Seorang psikolog dan peneliti terkenal yang Bernama John Gottman, menyajikan pendekatan berbasis penelitian untuk membantu orang tua membangun hubungan yang sehat dengan anak mereka. Dalam bukunya yang berjudul “Raising an Emotionally Intelligent Child.” Gottman memperkenalkan konsep orang tua sebagai Emotion Coach, yakni pembimbing emosional untuk anak. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah sebagai berikut:

    1: Menyadari Emosi Anak

    • Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda emosi anak, baik yang jelas maupun tersirat.
    • Perhatikan perubahan perilaku anak sebagai indikasi adanya emosi tertentu.

    2: Menggunakan Emosi Sebagai Kesempatan untuk Mendekat

    • Pandang emosi anak sebagai peluang untuk membangun koneksi dan mengajarkan keterampilan emosional.
    • Hindari mengabaikan atau meremehkan perasaan anak, terutama saat mereka sedang marah, sedih, atau takut.

    3: Mendengarkan dengan Empati dan Memvalidasi Emosi Anak

    • Dengarkan cerita anak tanpa menghakimi atau langsung memberikan solusi.
    • Validasi perasaan mereka dengan mengatakan, “Aku mengerti kamu merasa sedih/marah/frustasi.”

    4: Membantu Anak Menamai Emosi

    • Ajarkan anak untuk mengenali dan memberi nama pada emosi mereka, seperti marah, takut, atau kecewa.
    • Dengan mengenali emosi, anak lebih mudah mengendalikannya.

    5: Menetapkan Batas dan Membantu Menyelesaikan Masalah

    • Tetapkan batasan perilaku yang dapat diterima, sambil tetap menghormati perasaan anak.
      Contoh: “Aku tahu kamu marah, tapi memukul bukan cara yang baik untuk mengatasi perasaanmu.”
    • Ajak anak mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah mereka.

    Dalam bukunya Gotman juga menjelaskan tentang panduan praktis yang bisa dilakukan oleh orang tua saat anak-anak menghadapi masalah emosional:

    • Saat anak mengalami amarah: Tetap tenang, bantu anak mengenali emosinya, dan arahkan untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat.
    • Saat anak merasa sedih: Berikan dukungan emosional, pelukan, dan ruang untuk berbicara.
    • Saat anak menghadapi konflik dengan teman: Ajarkan keterampilan komunikasi, seperti berbicara dengan sopan dan mendengarkan orang lain.

    Menjadi pembimbing emosional membantu mereka memahami dan mengelola emosi dengan bijak. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional yang akan mendukung kesehatan mental  sepanjang hidup mereka.

     

    “Your children need your presence more than your presents.”

    Anak-anak Anda lebih membutuhkan kehadiran Anda daripada hadiah-hadiah Anda.
    Jesse Jackson –

    Pada akhirnya, cinta dan kasih orang tua adalah hadiah terbesar yang bisa  kita berikan kepada anak. Fondasi ini tidak hanya mendukung kesehatan mental di masa kecil, tetapi juga membekali mereka untuk menjadi individu dewasa yang bahagia, stabil, dan berdaya. Dalam setiap pelukan, kata-kata lembut, dan perhatian yang diberikan, orang tua menanamkan benih cinta yang akan tumbuh menjadi kekuatan mental seumur hidup.

    Namun, cinta bukan berarti memanjakan. Orang tua yang penuh kasih juga memberikan batasan yang jelas dan konsisten, membantu anak memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan keseimbangan ini, anak tidak hanya merasa dicintai, tetapi juga memiliki panduan moral yang kokoh untuk menavigasi dunia yang kompleks.

    Cinta dan kasih sayang orang tua juga satu-satunya asset besar dalam keluarga yang tidak bisa tergantikan oleh kecanggihan teknologi. Misalnya kecanggihan AI bisa memberikan banyak informasi pada anak, tapi AI tidak bisa memberikan cinta dan pelukan hangat pada anak-anak kita. 

     

    “A child who is loved becomes an adult who can love.”

    Seorang anak yang dicintai akan tumbuh menjadi orang dewasa yang mampu mencintai.

    Paul Carvel –

     

    Referensi:

    *) https://www.msn.com/id-id/gayahidup/keluarga/10-tanda-anak-butuh-dukungan-emosional-dari-orang-tua-kenali-segera-jangan-anggap-remeh

    Gottman, J. M., & Declaire, J. (1997). Raising an emotionally intelligent child: The heart of parenting. New York, NY: Simon & Schuster.

     

     

    Kreator : Iis Rosilah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cinta Orang tua, Fondasi Kesehatan Mental Anak

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021