KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » CINTAKU KANDAS DI PERSIMPANGAN JALAN

    CINTAKU KANDAS DI PERSIMPANGAN JALAN

    BY 24 Nov 2022 Dilihat: 178 kali

    Oleh : Yosep Boli

    Medyo Mey di sore yang cerah, aku tersipu di balik jendela bambu. Aku boleh tersenyum sendiri tanpa tak seorangpun melarang karena senyumku tersembunyi di balik tirai jendela. Aku bisa merasakan kalau ada saat gunda ketika di depanku beradu kata dengan seorang kekasih. Bisa jadi itu salah sang pangeran karena tidak mampu menata kata karena bisa jadi tata kata menggambarkan suasana hati. Ada sepasang kekasih bukan sementara memadu mesrah memelihara cinta mereka. Mereka nampak beradu kata pertanda ada pertaruhan hati yang tidak terpelihara asa.

    Geriat pintu bambu tak mengusik debat mereka ketika aku buka padahal jarak mereka beradu kata bisa menangkap hela napas tetangga. Dengan langkah pasti aku ayunkan kaki tak beralas, bukan karena aku tak memiliki alas kaki namun karena ketergesaanku sendiri untuk menangkap aroma ketersinggungan mereka. Seperti setengah berbisik kusebut kata permisi ketika  lewat di depan mereka. Dari keraguan jawaban, mereka terlihat sedang menunggu siapa yang mendahului untuk membalas sapaanku. Mereka pun kompak membalasnya tetapi bukan dari perpaduan hati. Jawaban yang sampai ke telingaku memberikan pesan ada perasaan bersalah karena dari jawaban mereka aku bisa menangkap kegalauan hati mereka. Dari kejauhan aku masih menempatkan tatapan tajamku untuk terus membuntuti gerak mereka. Mereka terlihat tidak kompak lagi dari jarak mereka beriringan jalan melewati persimpangan jalan di sebelah rumah bambuku.

    Sebagai laki-laki yang belum memiliki tambatan hati yang pasti, situasi seperti ini menjadi kesempatan namun bukan dalam kesempitan karena ada nasihat tetua bahwa kesempatan berharga tidak datang berkali kali tetapi hanya sekali dalam hidup. Mungkinkah ini menjadi kesempatan terakhir untuk mendapatkan pilihan hati.

    Sepertinya ada gerak tangkas secepat kilat tanpa menunggu pagi datang. Kuraih diary kusamku yang tinggal beberapa lembar masih belum tersentuh goresan kata. Ada pena usang di dalam saku tas punggungku. Kuletakan diary di atas meja persis berhadapan dengan pelita minyak karena memang hari sudah malam. Kuraih sebatang pena. Jemari ini mulai menari dengan kata-kata gundah untuk ikut hanyut dalam perasaan sang gadis itu. Sepertinya aku selam betul perasaannya dari bisikan tetangganya yang kutemui senja itu juga. Ulasan panjang menggugah hati terurai apik pada lembaran putih tak bisa ku bending kare hanya dengan cara inilah aku menangkapnya di persimpangan jalan sampai aku tak sadar bahwa tinta penaku tidak mau mewakili hatiku.

    Kuraih kembali pena lain dari saku tas, walaupun warnanya tidak bisa berpadu dengan pendahulunya. Aku bolak-balikan diaryku sekedar mendapatkan lembaran baru namun diaryku seperti tidak memberikan aku kesempatan untuk menggantikan secarik lagi. Persis kata tetua, kesempatan emas biasanya datang hanya sekali, artinya aku tidak punya kesempatan lagi untuk menyatukan warna tinta tetapi harus memadukannya. Perpaduan warna yang kutata untuk mengungkapkan rasa dalam goresan pena menjadi makna warna warni hatiku karena aku bukan saja jatuh cinta padanya tetapi selebihnya itu aku ingin memilkinya. Jadilah sudah goresan kata diatas secarik kertas dengan dua warna tulisan. Sambil kulipat dan kukemas dalam amplop, aku berharap kiranya bingkisan ini dapat meneruskan maksud hatiku karena sepucuk surat ini adalah satu-satunya wakil hati, jiwa dan ragaku untuknya. Gadis di persimpangan jalan itu pasti akan menerimanya tanpa mendua hati dengan kekasih yang baru saja beradu kata di persimpangan jalan tadi karana perasaan ingin memiliki sudah alamiah dari setiap lelaki. Aku pasti mampu memenangkan hati gadis di persimpangan jalan itu.

     

    Berpamitan dengan kekasih lama malam itu semakin menguatkan rasa ini bahwa gadis tempat berlabuhnya bingkisan kata malam tadi akan menempatkan aku dihatinya. Hukum kedekatan menjadi modal untuk mengasa rasa karena sebahagian buah cinta datang dari sini. Gadis di persimpangan jalan itu bukan sosok yang baru ku temui namun sudah lama kukenali. Hanya karena jaraklah yang mebuat cinta lambat bertunas. Ia gadis tetangga sebelah rumahku. Tulang dari tulangku sendiri. Engkau ditakdirkan sebagai belahan jiwaku, ibu dari anak-anak kita kelak. Dipersimpangan jalan itulah tunas itu tumbuh sekejap, tunas dari pohon yang berakar kuat menancap di perut bumi. Bumi ada di sisni di hati  ini, hati yang berpadu dengan hatimu. Engkau bukan siapa-siapa lagi tetapi engkau adalah ibu dari anak-anak kita, buah hati dari belaian hati kita. Aku tidak lagi menyebut namamu dan engkau pun demikian. Yang harus ada adalah kusapa dirimu ibu dari anak-nak kita dan engkau sapa diriku bapak dari anak-anak kita. 

    Bagikan ke

    Comment Closed: CINTAKU KANDAS DI PERSIMPANGAN JALAN

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021