KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Coretan Pena dalam Hamparan Asa

    Coretan Pena dalam Hamparan Asa

    BY 26 Jan 2025 Dilihat: 142 kali
    Coretan Pena dalam Hamparan Asa_alineaku

    Bersyukur atas nikmat Tuhan tak kan pernah memalingkan haluan, jika niat dan ketulusan melampaui semua tahapan. Tahapan kehidupan manusia dengan segala titah-Nya yang tiada terduga. Dan yakinlah bahwa semua usaha takkan mendustai segala asa.

    Sebagai pasangan muda yang berjibaku dalam membangun mahligai rumah tangga tampaknya banyak tantangan. Pada era yang kian merambah ke depan di setiap zaman. Sudah tidak asing lagi bahwa masa kini pasangan suami istri harus bekerja keduanya.

    Ketika komitmen awal dibangun juga telah ada ikrar saling menguatkan. Pilihan untuk saling mendukung dalam mencari nafkah. Sangat beruntung pula ketika dimampukan memiliki gubug kecil sendiri walau harus teken kontrak mengangsur puluhan tahun. Itupun sebuah rumah tinggal yang ada di pinggiran kota.

    Jarak tempuh untuk mencapai tempat kerja pun bisa puluhan kilometer. Alat transportasi yang lazim dimiliki pasangan muda sederhana hanyalah kendaraan roda dua. Itupun juga sudah sangat bersyukur. Pasangan baru saja setahun menikah, bisa mengangsur rumah, diawali dengan membeli transportasi pribadi roda dua tersebut. Begitulah modal awal perjuangan bersama.

    Idealisme membangun rumah tangga bersama dalam suka duka menjadi prinsip hidup. Perputaran roda kehidupan sejalan dengan tujuan berkeluarga adalah mendapatkan keturunan. Meskipun rahasia Tuhan pula, kapan mendapatkannya. Amanah keturunan menjadi suratan tangan Tuhan.

    Ketika Tuhan izinkan dan percayakan kepada pasangan untuk memperoleh keturunan, mulailah babagan baru. Yang biasanya irama tiap hari hanya berdua, pagi berangkat kerja dan sore pulang kerja, berboncengan dengan kendaraan roda dua tanpa ada tanggung jawab orang ketiga. Ya, Sang Buah Hati yang mulai membersamai. Dengan siapa dia harus ditinggalkan kerja?

    Fenomena itu sebagian besar dialami para pasangan muda. Sangat beruntung bagi yang masih memiliki orang tua alias kakek nenek Sang Bayi. Apalagi bila kakek nenek tinggal di satu kota atau satu wilayah atau berdekatan. Begitulah satu pengalaman yang tiada terelakkan. Kakek nenek yang menjadi tumpuan. Meskipun di usia renta, mereka sangat bahagia mengasuh Sang Cucu. Kembali pada prinsip bahwa tak ingin anak diasuh orang lain kecuali keluarga terdekatnya. Ya, kakek nenek yang limpahan kasih sayangnya melebihi ayah bundanya. Bahasa Jawanya Simbah menjadi tempat untuk ‘tambah-tambah’.

    Prinsip yang kuat untuk ‘kaku’ pada idealisme membangun mahligai rumah tangga sendiri alias mandiri ternyata tak akan tergantikan dengan peran Simbah. Seperti halnya kisah pasangan yang sudah tinggal di rumah sendiri harus berputar haluan tinggal di rumah Simbah ini.

    Dengan mengatur rencana bahwa ketika Sang Bayi lahir akan dititipkan Simbahnya. Pagi hari bertiga meluncur ke rumah Simbah dulu, menitipkan bayinya. Sore hari pulang kerja menjemput kembali dan baru pulang ke rumah sendiri. Tiap hari menempuh jarak tiga puluhan kilometer. Hal itu bertahan sampai Sang Bayi usia tujuh bulan. Hingga suatu hari Sang Bayi harus dirawat di sebuah rumah sakit. Dia mengalami diare sampai dehidrasi. Sangat bersyukur Sang Bayi kembali sembuh dan sehat wal afiat. Kata Simbah, kata orang tua zaman dulu; itu karena kena angin tiap hari pergi pulang naik sepeda motor. 

    Sejak saat itulah keputusan untuk tinggal di rumah Simbah. Tak perlu lagi perjalanan pergi pulang dan menitipkan anak atau cucu. Kelapangan dan kebesaran hati Simbah merawat cucunya harus diimbangi keluasan hati anak serta menantunya. Tak semua menantu bisa menerima keadaan ini.

    Tulisan ini mewakili para menantu yang musti siap dan berdamai tinggal bersama mertua, utamanya bagi para anak dan menantu yang sama-sama bekerja. Peran Simbah dalam mengasuh serta merawat cucunya adalah gambaran masa depan anak keturunan dalam sebuah keluarga besar. Kasih sayang Simbah menjadikan penerus keturunan yang senilai dengan penanaman karakter Simbahnya.

    Begitulah ibarat coretan pena dalam lembaran asa. Pasangan hidup yang melahirkan keturunan dengan dinamika tugas kerja. Sang anak yang harus dalam pengasuhan Simbah. Jalinan kasih sayang keluarga besar yang terajut dengan benang-benang garis keturunan secara lahir batin terpaut dalam hati nurani yang tiada pernah terputus. 

    Kisah inspiratif ini hanyalah sebagian kecil coretan pena dalam lembaran asa yang terhampar di muka bumi ini. Ritme pun irama nada kehidupan penuh warna.

     

     

    Kreator : Dwi astuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Coretan Pena dalam Hamparan Asa

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021