Di sebuah tempat pusat perbelanjaan, dua sahabat Karina dan Bagus sedang ngopi di sebuah café. Mereka masing-masing mengantar adik-adiknya berburu barang-barang keperluan MPLS. Rani, adik Karina, baru saja diterima di sekolah pertama dan Dani, adik Bagus, baru diterima di sebuah SMK.
Sementara Karina dan Bagus berbincang santai, di ruangan lain, kedua adik mereka terlihat serius dengan buruan masing-masing seperti buah-buahan Minion, susu tumpah, permen ratu perak dan barang-barang aneh lainnya.
“Pagi, apa kabar Gus?” Karina menyapa Bagus dengan ramah. “Eh, Rin. Pagi. Ada apa nih?” tanya Bagus balik menyapa.
“Aku baru saja baca buku keren banget tentang pemilihan jurusan dan karir, judulnya ‘Pemikiran Jitu Memilih Jurusan: Lebih Dari Sekedar Cuan’,”jelas Karina bersemangat.
“Wah, keren tuh. Gimana isinya?” tanya Bagus penasaran karena dia juga bingung mau pilih jurusan apa pas kuliah nanti.
“Buku ini bahas gimana generasi Z dan Alpha kayak kita ini punya tantangan gede buat pilih jurusan dan bangun karir di era digital yang serba cepat ini. Kita nggak cuman nyari gaji gede atau gengsi, tapi juga pengen berkontribusi positif buat masyarakat dan lingkungan,” jelas Karina panjang lebar.
“Jadi, nggak cuman soal gaji besar dan jabatan tinggi gitu ya? Terus, gimana caranya kita nentuin karir yang tepat?” tanya Bagus penasaran.
“Nah, itu dia yang menarik! Buku ini ngajak kita buat mikir arti kontribusi dalam karir kita. Kayak, pilih kerjaan yang bikin hidup orang lain lebih baik. Kayak kata Carol Dweck, kesuksesan nggak cuman soal bakat atau ingin menang, tapi juga tentang gairah ngasih kontribusi dan bikin perubahan positif,” jelas Karina dengan penuh semangat.
“Wah, keren banget. Jadi, kita harus cari karir yang bikin dampak positif juga ya?” tanya Bagus mulai tertarik.
“Betul banget! Martin Seligman juga bilang kalo kebahagiaan sejati itu datang dari kekuatan pribadi kita dalam membidik tujuan yang lebih besar dari diri kita sendiri. Membantu orang lain nggak cuman bikin hidup kita lebih bahagia, tapi juga ngasih makna lebih mendalam dalam karir kita,” jelas Karina layaknya seorang bijak.
“Berarti kayaknya gue harus pikir ulang nih soal pilih jurusan. Bukan sekedar gampang didapat, tapi juga yang sesuai minat dan bisa ngasih kontribusi,” kata Bagus mulai mantap dengan pendiriannya.
“Setuju banget. Ngomong-ngomong kamu cerdas juga ya, Gus. Oke lanjut. Buku ini juga nekenin pentingnya pemenuhan intrinsik. Pencapaian dan kepuasan dari kerjaan bukan cuman dateng dari gaji atau pengakuan, tapi juga dari rasa ngasih kontribusi yang berarti,” jelas Karina dengan mantap.
“Contoh konkretnya gimana nih kalo mau mulai pilih karir dengan pemikiran kayak gitu?” tanya Bagus penasaran.
“Adam Grant saranin buat cari peran pekerjaan yang sejalan dengan nilai-nilai kita sekaligus yang bikin kita bisa ngasih kontribusi buat sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Kerjaan yang didorong tujuan bukan cuman bikin puas kerja, tapi juga merangsang kreativitas dan inovasi,” jelas Karina dengan penuh semangat.
“Jadi, langkah pertama adalah refleksi diri biar tahu apa yang kita suka dan apa yang bikin kita puas gitu?” tanya Bagus untuk memastikan pemahamannya.
“Iya, betul banget. Aku makin yakin kalau kamu itu ternyata memang benar-benar pintar ya Gus. Oke lanjut. Coba jelajahi berbagai jalur karir yang sesuai minat dan nilai-nilai kamu. Kayak, kerjaan yang bikin kamu bisa bertumbuh dan berkembang, baik secara pribadi maupun profesional,” jelas Karina dengan gaya bijaknya lagi.
“Semangat gue jadi lebih termotivasi nih buat pertimbangkan ulang pilihan gue. Makasih banyak ya, Rin, atas wawasannya. Gue bakal baca buku itu juga. Hm, kamu udah bacanya?” kata Bagus dengan penuh semangat.
“Jelas udah, makanya bisa cerita sama kamu juga.”
“Kalau gitu aku bisa pinjem dong.”
“Dasar, nih!” timpal Karina seraya membuka tas punggungnya, mencari sesuatu kemudian memberikannya kepada Bagus.
“Makasih Rin,”ujar Bagus.
“Sama-sama, semoga buku ini bisa ngasih inspirasi dan panduan bermanfaat buat menemukan makna sejati dalam karir kamu. Sukses selalu!” kata Karina dengan penuh semangat.
Sesaat Karina teringat sesuatu,” Oh iya, Gus. Dani, yang baru saja masuk SMK, dia juga punya semangat yang luar biasa dalam menentukan minat dan bakatnya. Ini bisa jadi momen tepat buat mengenalkannya pada pentingnya memilih karir sejak dini. Ade aku juga baru masuk SMP, lusa MPLS.”
“Betul banget, Rin. Dani emang lagi antusias. Dia memang sering tanya tentang berbagai profesi. Aku rasa dia perlu mendapatkan arahan yang tepat biar nggak cuman fokus sama jurusan yang sekedar populer, tapi yang sesuai minat dan bakatnya.”
“Setuju. Kita ajak dia gabung kalau udah pada beres,” ujar Bagus seraya mengeluarkan hp dari saku jaketnya kemudian mengirim sebuah pesan kepada Dani.
Rani dan Dani yang sudah saling mengenal dan berada di lokasi perburuan yang sama pun tak lama kemudian bergabung dalam percakapan mereka.
Karina menyapa,”Hai, udah beres? Sukses huntingnya? Kita lagi ngobrol nih.”
“Seru banget? Serius amat,”ujar Dani.
“Ya, soal pentingnya kenal dengan minat dan bakat sejak dini untuk memilih jurusan yang tepat di masa depan. “
“Wuih, mantap!” Dani kembali berkomentar.
“Kamu gimana, Ran?” tanya Bagus.
“Hai Kak, aku di SD sebenernya udah suka banget juga sama sains tapi aku masih bingung kalau harus pilih jurusan apa nantinya, kan masih jauh, masih lama banget berapa tahun lagi ke kuliah.”
“Aku juga suka teknologi dan sedang belajar banyak scrolling tentang itu tapi ya sebenarnya masih takut apa pilihan ini benar-benar pas buat aku ke depan,” timpal Dani.
Bagus termotivasi berkomentar,”Kalian berdua sudah benar, tinggal eksplor lagi saja minat kalian ke mana. Kebetulan barusan kita ngobrol soal pilihan karir yang sesuai dengan minat dan bakat. Jangan sampai salah pilih, soalnya penting banget. Ini akan memberi kita kepuasan yang lebih besar dan memungkinkan kita bisa berkontribusi positif kepada masyarakat.”
Karina memberi masukan kepada adiknya,”Betul, Ran, misalnya, kamu suka sains, coba pikirkan bagaimana kamu bisa menggunakan pengetahuanmu untuk membantu orang lain. Dunia teknologi punya banyak potensi untuk berinovasi dan menciptakan perubahan positif. Fokuslah pada konsep bagaimana kamu bisa menciptakan sebuah perbedaan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang sudah kamu pelajari itu.”
Rani mencoba menemukan kepastian,”Jadi, aku harus mencari tahu lebih banyak lagi tentang bagaimana sains bisa digunakan untuk kebaikan begitu ya, Kak?”
“Dan aku harus berpikir bagaimana teknologi bisa membuat hidup banyak orang menjadi lebih baik?” Dani pun tak kalah menegaskan.
“Iya dong,” jawab Karina.
“Nggak nyadar aku sebelumnya, ternyata hidup kita seserius ini? Memilih jurusan sepenting ini? Ya Tuhan, kemana aja aku selama ini,” cetus Dani.
Karina segera menimpali,”Makanya ingat bahwa sukses bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan kontribusi. Dengan pemikiran ini, kalian bisa menemukan jurusan dan karir yang bukan hanya menjanjikan masa depan yang mapan, tapi juga memberikan kepuasan batin.”
Suasana hening bak tak berpenghuni mampir beberapa detik. Rani dan Dani tampak termenung dengan ekspresi khasnya masing-masing.
Bagus yang cukup peka menangkap kegalauan mereka, segera mencairkan suasana kembali dengan berkata,”Semoga kalian bisa menemukan minat kalian dengan lebih baik. Jangan takut bermimpi besar dan teruslah berkontribusi pada dunia. Kita semua belajar banyak dari pengalaman perjalanan ini.”
“Ya sudah, ayo semangat! Semoga sukses!” ujar Karina tak mau membuat Dani dan Rani, adiknya, menjadi lebih terfokus pada kegalauan mereka masing-masing.
Diiringi alunan musik kafe yang menenangkan, Karina, Dani, dan Rani pun beranjak dari tempat duduk mereka. Mereka berempat pun melangkah keluar dari café, siap menghadapi petualangan hidup dengan semangat baru. Meskipun masih ada secercah keraguan di hati Dani dan Rani, mereka nyatanya berhasil terinspirasi oleh kata-kata motivasional Karina.
Pesan moral:
Di era digital yang penuh dinamika ini, berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi Z dan Alpha dihadapkan pada pilihan yang lebih kompleks. Bukan hanya masalah memilih sekolah, generasi Z dan Alpha juga harus menentukan jalan hidup yang akan mereka tempuh melalui pilihan jurusan dan karir.
Generasi Z dan Alpha tidak hanya terobsesi pada kesuksesan finansial dan status sosial, melainkan juga belum menyadari bahwa dalam diri mereka tersembunyi dorongan kuat untuk memberi kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar.
Di mata generasi Z dan Alpha, konsep keberhasilan bukan hanya soal penghasilan dan pengakuan, melainkan juga soal pengalaman, nilai-nilai yang diusung dan dampak positif yang diciptakan.
Ubah cara Anda melihat dan meraih keberhasilan dalam dunia kerja yang terus berubah ini. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa tujuan utama dalam memilih karir adalah untuk menjadi kaya atau terkenal. Alih-alih, carilah pekerjaan yang memberi diri kesempatan untuk berkontribusi secara nyata, yang memberikan kepuasan batin sekaligus memenuhi hasrat memberikan dampak positif bagi dunia.
Dengan memilih jalur ini, generasi Z dan Alpha bukan hanya akan mencapai keberhasilan pribadi, melainkan juga akan meninggalkan warisan yang sangat berarti bagi generasi mendatang.
Membangun pola pikir yang tepat dalam memilih karir bukan semata terkait masalah menentukan jurusan yang tepat. Kemampuan berpikir dengan pola yang tepat merupakan proses berkelanjutan yang melibatkan refleksi diri, eksplorasi peluang, serta pengambilan keputusan secara matang.
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk membangun pola pikir yang tepat dalam memilih karir:
Membangun pola pikir yang tepat dalam memilih karir memang membutuhkan banyak waktu dan usaha. Namun, investasi ini akan terbayar dalam jangka panjang.
Dengan memilih karir yang tepat, Anda akan hidup lebih bahagia dan puas, hingga mampu menciptakan perbedaan-perbedaan yang positif bagi dunia.
Berikut kutipan inspiratif dari para ahli:
“Keberhasilan bukan hanya tentang bakat bawaan atau keinginan untuk menang, melainkan juga tentang gairah untuk memberikan kontribusi kepada orang lain dan menciptakan perbedaan di dunia.”
“Kebahagiaan yang autentik datang dari penggunaan kekuatan Anda untuk tujuan yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Ketika Anda memberikan kontribusi untuk kesejahteraan orang lain, Anda tidak hanya meningkatkan kepuasan hidup Anda sendiri melainkan juga menemukan makna inti dalam karir Anda.”
“Emosi positif memperluas pola pikir kita dan membangun sumber daya yang berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang kita. Memilih jalur karir yang memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain dan memberikan dampak positif dapat mengarah pada kesejahteraan dan ketahanan yang lebih besar.”
“Kunci motivasi dan kepuasan di tempat kerja terletak dalam menemukan peran-peran yang sejalan dengan nilai-nilai kita dan memungkinkan kita untuk berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Pekerjaan yang didorong oleh tujuan tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja tetapi juga merangsang kreativitas dan inovasi.”
“Ketekunan dan ketahanan sangatlah penting demi mencapai kesuksesan, tapi kesuksesan hanya dicapai oleh mereka yang mampu menerapkannya dengan cara paling efektif, mampu mengusung makna pribadi sekaligus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Kutipan-kutipan tersebut menyoroti betapa pentingnya memilih karir berdasarkan nilai-nilai intrinsik serta kemampuan untuk berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Pandanglah karir bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan/target pribadi, melainkan juga sebagai sarana untuk membangun makna yang lebih mendalam dalam kehidupan profesional.
Memilih karir yang tepat sebagai tempat berkontribusi selalu melibatkan sejumlah tantangan dan hambatan yang tentu saja harus diatasi oleh setiap individu. Tantangan dan hambatan tersebut antara lain:
Terkadang individu merasa tertekan untuk memilih karir yang dianggap prestisius atau menguntungkan secara finansial oleh keluarga, teman, atau masyarakat. Tekanan ini dapat mengaburkan pandangan terhadap nilai-nilai intrinsik yang lebih penting dalam memilih karir.
Kurangnya informasi yang memadai mengenai berbagai jalur karir dan kesempatan yang tersedia dapat menimbulkan kesulitan bagi individu untuk membuat pilihan yang terinformasi. Hal ini bisa mengakibatkan individu tidak berhasil mempertimbangkan dan menentukan karir yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai yang dimiliki.
Memilih jalur karir yang lebih berisiko atau tidak konvensional seringkali memicu rasa takut akan kegagalan atau ketidakpastian di masa depan. Hal ini jelas menghalangi individu untuk mengeksplorasi opsi karir yang sebenarnya cocok bagi dirinya.
Sejumlah individu mungkin saja menghadapi keterbatasan dalam hal akses terhadap pendidikan atau pelatihan yang diperlukan untuk memasuki karir tertentu. Keterbatasan finansial atau dukungan juga dapat menjadi hambatan dalam mengejar impian karir.
Bagi mereka yang baru memasuki pasar kerja atau belum memiliki banyak pengalaman, memilih karir yang sesuai dengan minat dan potensi, kerap kali menjadi sebuah tantangan besar. Keterbatasan dalam keterampilan atau pengalaman dapat mengurangi kepercayaan diri individu dalam mengambil langkah-langkah karir yang besar.
Selama perjalanan hidup, preferensi dan nilai-nilai yang diusung individu dapat berubah. Hal ini bisa membuat seseorang menemukan bahwa karir yang telah dipilih sebelumnya menjadi tak lagi memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan aspirasi diri.
Tekanan kebutuhan finansial cenderung sangat mudah mendorong individu untuk memilih karir apapun yang menghasilkan uang secara cepat dan stabil, sekalipun pekerjaan tersebut sama sekali tidak memenuhi aspirasi mereka untuk berkontribusi secara signifikan kepada masyarakat terlebih kepada dunia.
Upaya mengatasi tantangan ini seringkali memerlukan refleksi pribadi yang mendalam, pemahaman yang mendalam terkait minat dan nilai-nilai pribadi, serta pendekatan yang terbuka untuk mengeksplorasi berbagai jalur karir yang memungkinkan agar memberikan dampak positif yang signifikan.
Berikut sejumlah tips untuk mengatasi tantangan dalam membangun pola pikir yang tepat dalam memilih karir:
Memilih karir yang tepat adalah salah satu keputusan penting dalam hidup Anda. Dengan membangun pola pikir yang tepat dan mengikuti tips-tips di atas, Anda pasti mampu meningkatkan peluang Anda untuk menemukan karir yang memuaskan dan bermakna baik secara personal maupun profesional.
Kreator : Adwanthi
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Dari Keuntungan ke Kontribusi: Revolusi Pemikiran Karir
Sorry, comment are closed for this post.