KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dari Rumah Duka ke Taksi Online

    Dari Rumah Duka ke Taksi Online

    BY 10 Jun 2025 Dilihat: 10 kali
    Dari Rumah Duka ke Taksi Online_alineaku

    Aku bekerja di tempat yang mungkin tidak banyak orang ingin kerjakan: rumah duka. Namun, pekerjaan ini telah memberiku pengalaman berharga dan mengajarkanku tentang arti kehidupan. 

     

    Di rumah duka ini, setiap hari, aku bertemu dengan orang-orang yang sedang berduka, ditinggalkan orang tercinta. Entah itu orangtua sendiri atau mertua, saudara kandung atau saudara sepupu, tetangga rumah, teman di waktu sekolah dan kuliah, atau mungkin mantan kekasih yang mendahului pergi selamanya.

     

    Bicara soal kematian yang memisahkan kita dari yang tercinta, aku teringat dialog di drama teromantis di sepanjang zaman, karya sastrawan Inggris William Shakespeare, yaitu Romeo and Juliet. Dalam suatu adegan, di depan pusara Juliet putrinya, Bunda Ratu mengatakan, “Sweet to the sweet farewell.” (terjemahan W.S. Rendra: yang cantik dan yang molek, pergilah!). sebuah ungkapan kesedihan juga keikhlasan seorang ibu yang ditinggal putri tercinta untuk selamanya.

     

    Kepada keluarga-keluarga berduka yang bertemu denganku, aku harus membantu mereka melewati masa-masa sulit itu. Tapi, di balik kesedihan dan kehilangan, aku menemukan makna dan tujuan dalam pekerjaan ini.

     

    Setelah seharian bekerja di rumah duka, aku memiliki kegiatan lain yang mungkin tidak banyak orang tahu: aku menjadi driver taksi online. 

     

    Setiap sore, setelah pulang kerja pukul 16, aku balik ke kost di dekat tempat kerja untuk beristirahat sejenak. Setelah rebahan, tidur sebentar, aku bangun lalu mandi. Usai mandi aku mengambil mobil yang aku parkir di tempat kerja. Tempat kerjaku ini mempunyai lahan parkir yang luas, sehingga aku leluasa dan aman meninggalkan mobil di parkiran sampai berhari-hari.

     

    Aku siap di belakang kemudi. Menghidupkan aplikasi taksi online, menunggu orderan masuk. Biasanya tidak sampai 15 menit, orderan masuk. Oke, siap, aku bergerak menjemput penumpang. Ke luar area tempat kerjaku berbelok ke kiri atau ke kanan, masuk Jalan nasional yang selalu  macet pada setiap sore. Maklum jalan ini merupakan jalur padat lalu lintas, karena berada di kawasan industri. Banyak truk besar melewati jalan trans Jawa untuk masuk tol melalui pintu tol Bitung, mengarah ke pelabuhan Tanjung Priok atau luar kota untuk mengantar barang untuk diekspor. 

     

    Aku mencari orderan di wilayah Ibukota, sedari pukul 17.00 hingga pukul 21.00 mengaspal di jalanan. Yang paling sering aku memutar Karawaci mall yang banyak penumpang. Sekali narik, cukup dua atau tiga orderan, aku kembali ke kost untuk istirahat. Dan besoknya berangkat dengan berjalan kaki, pagi pagi ke tempat kerja. 

     

    Kesepian

    Aku melakukan ini (jadi driver taksi online) bukan hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tapi juga untuk mengisi waktu kosong dan mengatasi kesepian di tempat kost.

     

    Menjadi driver taksi online telah membawaku bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Aku bertemu dengan mahasiswa yang sedang bersemangat mengejar cita-cita, karyawan yang sedang pulang kerja, pegawai negeri yang sedang menjalankan tugas, ibu-ibu yang pulang belanja dengan senyum lebar, dan bahkan perempuan yang menjajakan diri dengan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Mereka semua memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda-beda, dan aku senang mendengarkan dan berbagi cerita dengan mereka.

     

    Pernah aku mengantar penumpang seorang perempuan tua yang barusan sembuh dari sakit. Aku menjemputnya di sebuah rumah sakit di kawasan Jatiuwung, mengantarkannya ke daerah Pasar Kemis di Tangerang Utara. Di dalam mobil nenek itu tampak ngab, dibantu alat pernapasan di mulutnya. Duuh, si nenek ini batuk batuk sepanjang jalan, aku khawatir dengan kondisinya. 

     

    Setelah melewati jalan kampung yang sempit dan gelap, sampailah di rumah si nenek. Beberapa orang sigap menggendong nenek turun dari mobil, membawanya masuk ke dalam rumah. Aku pun pamit. Di tengah perjalanan, aku menemukan sebungkus serbuk, yang ternyata itu adalah obat si nenek, tertinggal di jok mobil.  Duuh, bagaimana mengembalikan obat ini ke nenek, jarak yang sudah kulewati terlalu jauh dan sudah larut malam. Serbuk obat itu masih kusimpan di dashboard mobil hingga kini.  

     

    Menjadi driver taksi online juga memiliki sisi-sisi yang tidak mudah. Kadang, aku harus berputar-putar di jalan yang sama selama berjam-jam tanpa mendapat seorang penumpang pun. Aku rela bersabar dan tidak putus asa. Aku tahu bahwa penumpang akan datang jika aku terus berusaha. Saat hampir putus asa karena sudah berjam-jam berputar tak jua ada orderan masuk, aku berdoa mohon penumpang pada Tuhan. “Ya. Tuhan, aku minta penumpang,” ujarku sambal memandang ke depan. Selalu terjadi mukjizat, saat doa selesai kuucapkan seringkali orderan masuk, dan long trip. Puji Tuhan.

     

    Aku juga harus siap untuk mengantar penumpang ke tempat-tempat yang jauh dan sulit dijangkau, seperti kampung-kampung yang terletak di jalan-jalan sempit dan gelap, seperti tempat tinggal nenek tadi itu. Aku harus berhati-hati dan fokus saat mengemudi, karena keselamatan penumpang adalah prioritas utama.

     

    Kadang, aku harus pulang larut malam setelah mengantar penumpang ke tempat yang jauh. Aku merasa lelah dan lapar, karena tidak sempat makan di saat mengantar penumpang. Sebelum kembali ke kost aku mampir dulu di warung tenda sekadar makan pecel lele supaya perut kenyang dan bisa tidur lelap. Aku tidak menyesali keputusan aku untuk menjadi driver taksi online, karena aku tahu bahwa ini adalah pilihan yang tepat untuk aku.

     

    Aku sering mendapat tips dari penumpang yang baik hati. Walau sudah membayar dengan opo, ada saja yang memberikan aku uang tambahan. Puji Tuhan mereka berkenan atas pelayananku. Aku merasa senang dan bersyukur ketika mendapat tips, karena itu membuat aku merasa bahwa usaha aku dihargai.

     

    Bagi aku, menjadi driver taksi online bukan hanya tentang mendapatkan penghasilan tambahan, tapi juga tentang membangun hubungan dengan orang lain. Aku bertemu dengan banyak orang yang memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda-beda, dan aku senang mendengarkan dan berbagi cerita dengan mereka. Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa kehidupan adalah tentang hubungan dan interaksi dengan orang lain, dan kita harus siap untuk membuka diri dan menerima orang lain.

     

    Dalam perjalanan hidupku, aku telah belajar bahwa kesuksesan tidak hanya tentang mencapai tujuan, tapi juga tentang proses dan pengalaman yang kita dapatkan sepanjang jalan. Menjadi driver taksi online telah membawaku ke berbagai tempat dan pengalaman. Selama setahun menjalani profesi ini aku jadi mengenal jalan-jalan dan tempat-tempat di Ibukota. Aku merasa semakin kaya dengan pengalaman hidup. Aku percaya bahwa Tuhan senantiasa membuka pintu rezeki jika kita mau berusaha dan tidak diam di rumah.

     

     

    Kreator : Breska Dirgantara

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dari Rumah Duka ke Taksi Online

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021