“Ampun, harga-harga jadi mahal ya? Aku harus banyak-banyak berhemat nih,”kata Dewi sambil menaruh dompet beserta struk belanja di atas meja belajar.
“Sama, Wi, aku juga kayak gitu tapi kamu masih jauh lebih beruntung daripada aku soalnya kamu masih dapat kiriman rutin tiap bulan dari rumah. Nah, aku? Aku harus kerja dulu di minimarket. Beda sama kamu,” Pembicaraan di antara kedua anak kosan itu terus berlanjut hingga ke dapur, lokasi memasak mie instan pedas favorit mereka. Kebetulan hari yang sangat mendung berat itu jatuh di hari libur cuti bersama,”Wow nikmatnya dunia,”tercetus dalam hati mereka masing-masing.
“Pantas ‘emak-emak’ pada teriak ya. Paham sekarang,”Dewi berkata.
“Kamu tahu tidak, apa penyebab harga-harga jadi naik?”tanya Loli.
“Demand banyak, jumlah produksi sedikit,”jawab Dewi.
“Apa lagi?”
“Hm, jalur distribusi yang panjang jadi biaya transportasi ditambahkan ke harga jual produk,”tambah Dewi menjelaskan,”Jadi, kalau kamu biasanya beli beras ke Cianjur harganya 9.000 per kilo, nah kalau kamu ganti pengen belanja beras ke Vietnam, kamu harus keluar biaya lebih untuk tiket penerbangan. Jadinya mahal. Masuk akal ‘kan?”tambah Dewi menjelaskan.
“Kecuali kamu belanjanya jalan kaki, jadi bisa murah,”timpal Loli sembari bergurau.
“Tidak juga, justru bisa lebih mahal lho, soalnya kamu harus mengganti waktu yang hilang terpakai oleh jalan kaki, kamu harus menghitung biaya pengganti keringat dan ongkos makan termasuk ongkos menginap yang terpakai selama perjalanan,”balas Dewi bergurau.
“Hahaha, betul juga kamu.”
“Sudah benar ini, kita makan mie instan, gak perlu pergi ke Cianjur atau Vietnam, cukup ke warung saja, masak sendiri, kenyang. Sudah masak nih. Ayo makan,”ajak Dewi yang baru saja selesai memasak.
“Iya, Wi, eh tapi minyak goreng kan produk dalam negeri? Jadi harusnya sih gak mahal-mahal amat kan, tapi baguslah, aku jadi bisa paksa diri aku buat irit minyak, jadi lebih gampang untuk diet kan? Gak akan bakalan gemuk. Bisa sukses diet aku! Yes!”teman Dewi berkomentar.
“Bagus itu! Eh tapi kalau beras jadi mahal bagaimana? Masa kita harus diet beras? Atau harus ganti beras dengan makan sereal begitu? Import dari Australia? Beli sereal? Tambah mahal atuh!”komentar Dewi.
“Banyak jagung, kentang, ubi, singkong. Bisa makan perkedel jagung, perkedel kentang, dan yang lainnya kan Wi?”tampik Loli.
“Perkedel ubi? Perkedel singkong sekalian, begitu?”balas Dewi.”
“Makan ini saja, sudah jelas enak, panas, pedas, sepedas hidup ini,”jawab Loli sambil melahap mienya.
Pesan Moral:
Tak perlu overthinking. Gunakan jurus syukur, hadapi, kerjakan, dan nikmati. Syukuri semua yang ada dalam kehidupanmu, hadapi segala tugas tanggung jawabmu, lalu kerjakan secara baik dengan tujuan yang benar, dan nikmatilah prosesnya sebab dilihat dari semua arah sudut pandang, pekerjaan apapun akan selalu memiliki dua sisi berseberangan, yaitu resiko dan keuntungan.
So, Enjoy!
Kreator : Adyanthi
Comment Closed: DARI VIETNAM JALAN KAKI
Sorry, comment are closed for this post.