KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » DARI VIETNAM JALAN KAKI

    DARI VIETNAM JALAN KAKI

    BY 02 Jul 2024 Dilihat: 171 kali
    DARI VIETNAM JALAN KAKI_alineaku

    “Ampun, harga-harga jadi mahal ya? Aku harus banyak-banyak berhemat nih,”kata Dewi sambil menaruh dompet beserta struk belanja di atas meja belajar.

    “Sama, Wi, aku juga kayak gitu tapi kamu masih jauh lebih beruntung daripada aku soalnya kamu masih dapat kiriman rutin tiap bulan dari rumah. Nah, aku? Aku harus kerja dulu di minimarket. Beda sama kamu,” Pembicaraan di antara kedua anak kosan itu terus berlanjut hingga ke dapur, lokasi memasak mie instan pedas favorit mereka. Kebetulan hari yang sangat mendung berat itu jatuh di hari libur cuti bersama,”Wow nikmatnya dunia,”tercetus dalam hati mereka masing-masing. 

    “Pantas ‘emak-emak’ pada teriak ya. Paham sekarang,”Dewi berkata.

    “Kamu tahu tidak, apa penyebab harga-harga jadi naik?”tanya Loli.

    Demand banyak, jumlah produksi sedikit,”jawab Dewi. 

    “Apa lagi?”

    “Hm, jalur distribusi yang panjang jadi biaya transportasi ditambahkan ke harga jual produk,”tambah Dewi menjelaskan,”Jadi, kalau kamu biasanya beli beras ke Cianjur harganya 9.000 per kilo, nah kalau kamu ganti pengen belanja beras ke Vietnam, kamu harus keluar biaya lebih untuk tiket penerbangan. Jadinya mahal. Masuk akal ‘kan?”tambah Dewi menjelaskan.

    “Kecuali kamu belanjanya jalan kaki, jadi bisa murah,”timpal Loli sembari bergurau. 

    “Tidak juga, justru bisa lebih mahal lho, soalnya kamu harus mengganti waktu yang hilang terpakai oleh jalan kaki, kamu harus menghitung biaya pengganti keringat dan ongkos makan termasuk ongkos menginap yang terpakai selama perjalanan,”balas Dewi bergurau.

    “Hahaha, betul juga kamu.”

    “Sudah benar ini, kita makan mie instan, gak perlu pergi ke Cianjur atau Vietnam, cukup ke warung saja, masak sendiri, kenyang. Sudah masak nih. Ayo makan,”ajak Dewi yang baru saja selesai memasak.

     “Iya, Wi, eh tapi minyak goreng kan produk dalam negeri? Jadi harusnya sih gak mahal-mahal amat kan, tapi baguslah, aku jadi bisa paksa diri aku buat irit minyak, jadi lebih gampang untuk diet kan? Gak akan bakalan gemuk. Bisa sukses diet aku! Yes!”teman Dewi berkomentar.

    “Bagus itu! Eh tapi kalau beras jadi mahal bagaimana? Masa kita harus diet beras? Atau harus ganti beras dengan makan sereal begitu? Import dari Australia? Beli sereal? Tambah mahal atuh!”komentar Dewi.

    “Banyak jagung, kentang, ubi, singkong. Bisa makan perkedel jagung, perkedel kentang, dan yang lainnya kan Wi?”tampik Loli.

    “Perkedel ubi? Perkedel singkong sekalian, begitu?”balas Dewi.”

    “Makan ini saja, sudah jelas enak, panas, pedas, sepedas hidup ini,”jawab Loli sambil melahap mienya. 

    Pesan Moral:

    Tak perlu overthinking. Gunakan jurus syukur, hadapi, kerjakan, dan nikmati. Syukuri semua yang ada dalam kehidupanmu, hadapi segala tugas tanggung jawabmu, lalu kerjakan secara baik dengan tujuan yang benar, dan nikmatilah prosesnya sebab dilihat dari semua arah sudut pandang, pekerjaan apapun akan selalu memiliki dua sisi berseberangan, yaitu resiko dan keuntungan. 

    So, Enjoy!

     

     

    Kreator : Adyanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: DARI VIETNAM JALAN KAKI

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021