KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dejavu

    Dejavu

    BY 29 Nov 2022 Dilihat: 235 kali

    Oleh : Arunika Damai

    Bip.

    Suara notifikasi pesan masuk di akun Facebookku sore itu. Kuraih gawai yang terletak tak jauh dari tempatku duduk.

    Mataku tercekat. Terasa detak jantungku berdegup lebih cepat. Aku seolah merasakan dejavu. Kutengok sekali lagi nama pengirim pesan tersebut.Tidak mungkin.

    [Apa kabar, Riani?]

    Ragu-ragu ku buka pesan itu kemudian membalas.

    [Baik, Alhamdulillah] jawabku sekenanya.

    [Aku sekarang di Bukit Dalam, jadi teringat kamu.]

    [Kenapa kamu kembali kesini, Bang?] tanyaku

    [Aku kebetulan dapat tawaran di salah satu perusahaan, ternyata di tempatkan di kota ini.]

    ***

     

    Flashback 6 tahun lalu.

    Perkenalanku dengan Bang Arqim dimulai saat kami bekerja pada salah satu perusahaan jasa di Bukit Dalam. Saat itu aku hanya sebatas kenal namanya saja. Karena kami berbeda divisi jadi hampir tidak pernah berkontak langsung kecuali saat ada acara atau beberapa pertemuan gabungan antar divisi.

    Selang beberapa waktu kemudian kantor perusahaan harus pindah ke lokasi yang baru. Sebagian karyawan memutuskan untuk ikut pindah sementara yang lainnya memilih berhenti dan tetap tinggal di Bukit Barisan, termasuk aku. Sedang Bang Arqim ikut pindah. Perpisahan kala itu tak ada artinya bagiku. Aku memilih mencari pekerjaan lain.

    Hidupku terus berjalan, aku sudah mendapatkan pekerjaan lain di Kota Bukit Dalam ini. Suatu hari ada  pesan masuk di akun Facebookku.

    [Hai, Riani. Apa kabar?

    Kuperhatikan nama pengirimnya. Mencoba mengingat-ingat. Gagal.

    [Baik, maaf dengan siapa ini?]

    [Emot tersenyum- Ini Arqim yang dulu sama-sama bekerja di Bukit Dalam sebelum pindah.]

    Tak langsung membalas. Kubuka profil Facebooknya, mencari-cari foto terbarunya. Jujur saja aku masih tidak mengenali siapa dia. Tak lama, kudapati beberapa foto dia dan beberapa temannya yang sebagian masih kuingat. Kuperbesar gambar di layar gawaiku. Memperhatikan satu per satu dengan seksama.

    “Ah, ternyata dia.” Gumamku dengan sunggingan senyum.

    [Oh, Bang Arqim dari divisi service, ya?] Jawabku sok kenal

    [Iya, -emotikon tertawa- boleh minta kontak telepon nya, Riani?]

    [Boleh]

    “Ups.”

    Jemari tanganku bergerak lebih cepat dari yang kupikirkan. Malu sekali rasanya pesan terkirim tanpa kusadari. Segera saja kulanjut mengetik dua belas digit nomor teleponku..

    Bip bip bip.

    Panggilan masuk. Sengaja kubiarkan berdering beberapa kali sebelum akhirnya menjawab.

    “Halo, Riani.”

    Terdengar suara halusnya di sambungan telepon.

    ***

     

    Aku memutuskan untuk mengabaikan pesannya. Bukan tanpa sebab, karena saat ini aku sudah berkeluarga.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dejavu

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021