KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dengan Menikah Bisa Jadi Sehat atau Malah Batuk-Batuk

    Dengan Menikah Bisa Jadi Sehat atau Malah Batuk-Batuk

    BY 24 Nov 2024 Dilihat: 187 kali
    Dengan Menikah Bisa Jadi Sehat atau Malah Batuk-Batuk_alineaku

    Alhamdulillah, di tahun 1443 Hijriah lalu, usia pernikahan kami sudah masuk bilangan ke 30 tahun. Ya, tepat di 13 Dzulhijjah 1413 H atau 10 Juni 1993, kami melangsungkan akad nikah dalam kesederhanaan yang penuh kebahagiaan. Namun, jujur, di sudut hati yang paling dalam, aku masih membayangkan betapa sempurnanya kebahagiaanku ini jika papa, mama, dan adikku satu-satunya masih ada membersamai hari bersejarahku bersama lelaki soleh bernama Mochammad Ilmi ini.

    Tak dapat kubayangkan, bagaimana ekspresi bahagia Papa saat melepas putri satu-satunya dipersunting mantan murid SMA-nya dulu. Sepertinya, semua akan merasakan ketakjuban atas skenario Allah yang penuh misteri ini, punya mantu mantan murid sendiri. Tetapi, ternyata, aku akhirnya menikah di tahun ke-9 kepergian papa, mama, dan adikku yang meninggal di tahun 1984 karena kecelakaan di lintasan kereta api Wonocolo. Kereta dari Blitar yang akan masuk Stasiun Wonokromo harus berhenti beberapa waktu setelah melanggar mobil yang ditumpangi kedua orang tua dan adikku. Aku menikah sebagai anak yatim piatu.

    Mas Eko, saudara kandungku satu-satunya yang masih hidup (karena kami berdua tidak turut dalam kecelakaan di Sabtu sore 12 Mei 1984 itu) yang menjadi wali nikahku. Selanjutnya, Mas Eko pasrah wali kepada kakak laki-laki tertua almarhum Papa, yaitu pakde Man yang biasa kupanggil BA. Maka, di hari Kamis, 10 Juni 1993 itu, sahlah aku menjadi istri mas Ilmi. Alhamdulillah, dengan niat suci karena Allah, aku menyempurnakan kebahagiaan keluarga besar dengan wisuda sarjana (beroleh ijazah di bulan Mei) dan wisuda sebagai istri (menjalani ijab sah di bulan Juni 1993).

    Dalam acara akad nikah kami hari itu, hadir ulama besar Jawa Timur kala itu. Kyai Haji Bey Arifin nama beliau (penulis buku Samudra Al-Fatihah dan Hidup Sesudah Mati yang best seller di masa itu). Beliau menyampaikan khutbah nikah penuh pesan dan nasihat bagi kami sebagai pengantin baru juga hadirin.

    Penggalan kalimat khutbah beliau yang paling berkesan bagi kami dan kami ingat sampai saat ini adalah “Bahwa dalam pernikahan, orang yang sebelumnya batuk-batuk (sakit-sakitan) bisa menjadi sehat atau sebaliknya, orang yang sebelumnya sehat bisa menjadi batuk-batuk (sakit-sakitan).”

    Jadi, semua itu tergantung niat awal kita dan pribadi kita dalam menyikapi sebuah lembaga yang bernama pernikahan itu. Bisa bahagia atau sebaliknya, bisa ringan-ringan saja atau justru berat. Istilah Jawanya, digawe enteng yo dadi enteng, digawe abot yo dadi abot atau biso dadi enteng yen digawe enteng lan biso dadi abot yen digawe abot.

    So, semua berpulang pada diri pribadi kita masing-masing. Mau menjadikan keluarga sebagai surga dunia atau sebaliknya. Namun, aku yakin banget, semua pasangan pasti menginginkan bahtera rumah tangganya adalah surga dunia yang penuh kebahagiaan.

     

     

    Kreator : Maryam Damayanti Payapo

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dengan Menikah Bisa Jadi Sehat atau Malah Batuk-Batuk

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021