“Pagi semua….” Sapa ku saat memasuki kelas XII MIPA 5
” Pagi Bu…, ” Jawab mereka kompak, Tampa aba- aba berbarengan menjawab sapaku. Akupun tersenyum menyambut siswaku yang kadang membuatku sedikit menahan emosi. Kelas yang dianggap rusuh dan ribut.entah mengapa pagi ini menjadi tenang dan lengang.
“Kita absen dulu ya…” Kataku
“Andi, Wira,Anju,Ghaitsa……sampai pada nama yang sering buat ulah di kelas Wahyu ”
“Tidak datang bu….” Jawab Siti
” Hmm apa kabarnya?” Tanyaku lagi
” Sakit Bu, ini suratnya” balas Siti
” Baiklah.kita mulai pelajaran hari ini, mengenai kata Antonin” jelasku
Akupun menjelaskan pelajaran dengan panjang lebar sampai siswaku mengerti dengan pembahasan. Saatnya latihan pun tiba aku mengajak siswaku dalam permainan, dengan melakukan ini aku anggap dapat meningkatkan semangat belajar siswaku. Permainan pun dimulai dengan menyebutkan kata dan siswaku harus menjawab lawan kata. Mereka antusias dengan permainan ini sampai giliran Deni siswaku yang rada lambat dalam pemikiran ” berdiri” kataku. Deni pun langsung berdiri tampa menjawab kebalikannya, suasana menjadi riuh karena ulah Deni, dan mereka menjadi sedikit emosi melihat tingkah Deni. Aku hanya mampu menenangkan suasana.
” Kamu Den seharusnya menjawab kebalikan yang di tanyakan Bu Ayi, bukan berdiri yang di perintahkan …” seru Deo rada kesal.
” Benarkan aku, tadi ibu bilang berdiri, ya aku berdiri lah” ucapnya tak mau kalah sengitnya
Hal ini membuat kelas semakin ribut melihat ulah Deni dan Deo.
“Udah kita ulang lagi ” kataku menengahkan suasana.
” Bu kita sebenarnya main apa sih? ” Tanya Deni dengan wajah tampa dosa
Kami pun menatap Deni dengan wajah kesal namun tak mampu menahan tawa. Deni pun mulai dengan aksi nya yang kadang mengesalkan namun comel.
” Ya kan Bu, saya benarkan Bu, makanya Bu kalau mau buat permainan tentukan dulu nama permainannya, jalaskan dulu Bu, biar kami mengerti dengan permainan ini,” katanya
Mendengar ucapan Deni membuat seisi kelas menjadi sedikit kesal namun mengocok perut.
” Makanya dengar Bu Ayi ngomong, badan kamu aja di sini tapi pikiran kamu entah kemana ” teriak Agnes.
” Tadi kan udah dijelaskan Deni…Deni dasar lemot” kata Habib
Tak tersa bel pun berbunyi, tanda pergantian pelajaran. Suasana kelas semakin ribut dan terus menyalahkan Deni. Akupun mengambil alih “ ayo, coba diam dulu, dengarkan Ibu bicara. Semuanyapu diam dan fokus dengan pengarahanku. “Untuk tugas berikutnya silakan buat sebuah cerita yang isinya berkaiatan dengan pelajaran kita hari ini, jangan lupa antonym itu apa?” tanyaku lagi
“lawan kata bu…” jawab mereka serentak
“Jadi isi ceritanya mengenai antonim ya Bu ?” Tanya Deni lagi dengan wajah polosnya.
Aku hanya bisa mengurut dada, sambil tersenyum aku menjelaskan dengan agak lambat agar mampu membantu siswa istimewaku yang satu ini, sedangkan teman-temannya mulai riuh da nada juga yang tertawa mendengat pertanyan Deni.
“Baik kita ketemu minggu depan dengan materi yang sama ya..” salamku di kelas tersebut.
Denipun mengerjarku dengan penuh pertanyaan yang membuat hatiku tergelitik dengan pertanyaannya. Dengan sabar aku jelaskan semua pertanyaannya sekaligus contoh termudah yang dpat membantu ia berfikir. Deni….oh….Deni… senyumku mengiringi langkahnya pasti seolah sudah paham dengan apa yang aku jelaskan.
Comment Closed: Deni…Oh…Deni
Sorry, comment are closed for this post.