Aku kembali ke jalan itu
Yang dulu kita lewati berdua…
Kini berlumut sepi
Berbatas jurang dan kenangan yang
Terjerembap
Ranting patah berserakan seperti janji
yang dulu sempat kita ukir di batang kayu lapuk
Angin hanya menertawakan
Betapa cinta bisa lapuk oleh waktu
Namun tak hancur oleh rindu
Aku duduk di bawah langit senja
Langit yang dulu memantulkan tawa kita
Kini menjadi cermin dan tangis
Yang tak pernah sempat tumpah di pelukmu
Daun meranggas di sepanjang musim
laksana hatiku yang kehabisan alasan
untuk berharap, tapi tak mampu melupa
setiap gugurnya selembar daun kering
adalah sepotong cerita
yang tetap mengarah padamu
Waktu bukanlah obat, Tuan…
Ia hanya membungkus luka dengan debu
Membuatku seakan tampak sembuh
Padahal masih berdenyut setiap kali
namamu kusebut dalam doa yang pilu
Apakah kau masih ingat
Bagaimana tatap netra kita pernah bertemu
Di ujung senja keemasan itu ?
Ataukah bagimu, semua ini telah berlalu
Dan, aku hanyalah hantu dari masa lalu
Aku hanya ingin tahu
Apakah rindumu juga mengumpar
di ruang yang sama denganku?
Ataukah aku satu-satunya
yang terperangkap di jurang cinta
yang tak sempat dijembatani?
Kota hujan, 15 Juli 2025
Kreator : Nyak Rori
Comment Closed: Di Jurang yang Tak Sempat Dijembatani
Sorry, comment are closed for this post.