KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Di Mana Ada Kemauan Di Situ Ada Jalan

    Di Mana Ada Kemauan Di Situ Ada Jalan

    BY 14 Jun 2024 Dilihat: 168 kali
    Di Mana Ada Kemauan Di Situ Ada Jalan_alineaku

    Semburat cahaya oranye terlihat begitu memukau kala sang surya telah terbangun dari peraduannya. Udara sejuk begitu terasa saat kubuka jendela kamar. Harum bunga kemuning seakan memaksa hidung ini tuk terus menghirup semerbaknya. Pagi ini aku berniat ikut bapak pergi ke kebun untuk memetik buah salak. Kebun kami tak begitu jauh dari rumah, hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh menit untuk berjalan kaki menuju  ke sana. Kicau burung pagi seolah menyambut kedatangan kami di kebun. Hijau dedaunan nan segar terasa menyegarkan mata yang memandang. Segera kusiapkan wadah saat bapak mulai memetik buah salak. Kuambil sebuah dan kucicipi manis buahnya. Tak menunggu lama wadah  yang kubawa pun telah penuh. Akupun segera berpamitan pulang. Sementara bapak masih melanjutkan pekerjaan lainnya di kebun. Tampak ibu-ibu sibuk dengan pekerjaan rumahnya saat kulangkahkan kaki menuju rumah. 

    Sementara di rumah ibu telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ia pun segera membantuku membersihkan buah salak tadi. Setelah selesai segera kumenuju kamar mandi tuk membersihkan badan lalu menghampiri ibu yang telah menyiapkan hidangan di meja makan. Sambil mempersiapkan buku pelajaran hari ini kulihat jam dinding menunjukkan pukul 09.00 pagi. Itu berarti masih longgar waktuku untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Sudah tiga bulan ini semenjak aku masuk SMP jam masuk sekolah siang hari yakni pukul 13.00. Banyaknya siswa yang bersekolah di tempatku membuat ruang kelas yang tersedia kurang memadai. Sehingga kami harus rela bergiliran jadwal masuk pagi dan siang. 

    Teeeeet….bunyi bel tanda masuk telah berbunyi, para siswa segera masuk ke kelas tuk memulai pembelajaran. Beberapa temanku berbisik-bisik menanyakan pesanan mereka kemarin. “ Rat, bawa nggak?”. Tanya Rini padaku. “ia bawa, sabar ya… nanti pas istirahat ku bagi”. Bu guru segera mengakhiri pelajaran saat bunyi bel tanda istirahat tiba. Teman-teman segera menghampiriku sambil mengeluarkan uangnya. Sejak masuk SMP ini aku tidak malu untuk berjualan. Hari ini aku bawa buah salak, kemarin aku bawa buah nangka yang sudah dikupas. Karena terlalu seringnya membawa beban berat, tas sekolahku pun cepat sobek talinya. Hmmmm sedih memang, tapi aku senang karena bisa menabung dari hasil jualanku. 

    Rajin berjualan tidak hanya sewaktu SMP. Setelah masuk SMA pun masih berlanjut. Bahkan hingga masuk ke perguruan tinggi hobi jualanku tetap berjalan. Beruntung waktu itu aku bertemu dengan teman yang sudah lebih maju bisnisnya. Akhirnya, aku pun diajak kerjasama dengannya. Ikut gabung jadi member salah satu multi level terkenal waktu itu, juga ikut berjualan pakaian dan sepatu yang langsung diambilnya dari Bandung. Keuntungan dari hasil penjualan lumayan besar. Tak malu-malu aku tawarkan barang daganganku ke tetangga, teman-teman kuliah, teman mengajar bahkan aku mulai berkeliling kampung untuk menawarkan daganganku. Respon yang baik dari tetangga dan teman-temanku membuatku lebih bersemangat berjualan. Saat bulan puasa tiba, aku pun mencoba berjualan kue-kue kering untuk lebaran. 

    Setahun setelah lulus dari kuliah, aku pun menikah. Tentu kegiatan berjualan ku masih terus berlanjut. Meski waktuku setengah hari untuk mengajar, namun aku masih tetap bersemangat mengembangkan usahaku. Kini aku bahkan berkeliling ke desa tetangga. Hasil yang kudapat sungguh lumayan. Hal ini yang membuatku seolah tak merasa capek menjalankan bisnisku. Hingga suatu hari toko pakaian dan perabot rumah tangga yang tak jauh dari rumahku menawarkan barang dagangannya padaku . Tentu peluang ini tidak aku sia-siakan. Suatu keuntungan bagiku karena tak perlu repot-repot menghabiskan waktu dan ongkos untuk berbelanja ke kota. Bagiku apapun bisa jadi duit asal mau berusaha dan tidak malu. Bahkan sambil mengajar kubawa roti dan kue buatan kakak iparku. Selain mencari keuntungan kali ini lebih kuniatkan  membantu saudara. Satu kebahagiaan tersendiri rasanya bisa membantu orang lain. Tanpa rasa malu kujual roti dan kue ke teman-teman guru juga murid-muridku. Alhasil mereka sangat menyukainya. 

    Hobi jualanku juga mendapat dukungan dari suami dan ibu mertuaku. Tentu aku sangat mensyukurinya. Hingga saat covid melanda negeri ini kami terpaksa mengikuti pembelajaran daring. Hal tersebut tentu membuat waktu luang kami lebih longgar dari biasanya. Orang-orang mulai banyak yang melirik bisnis bunga. Tentu hal ini segera kusambut dengan gembira. Tanpa pikir panjang lagi, aku pun mulai sibuk menanam bunga. Ada yang ku dapat dari membeli di kampung ada juga yang memang kubeli dari penjual bunga di kota. Sehari dua hari bahkan berbulan-bulan lamanya bisnis ini masih terus diminati. Alhamdulillah keuntungan yang kudapat pun lumayan besar. Intinya asal ada niat pasti kemudahan akan didapat. Seperti peribahasa “ dimana ada kemauan, di situ ada jalan”. Jangan pernah malu untuk memulai usaha apapun itu. Yang terpenting tidak bertentangan dengan ajaran agama kita. 

    Indahnya kuntum mawar yang mulai mekar di depan rumahku seindah perasaan puas ini karena bisa membantu suami mencari tambahan penghasilan. Aku jadi bisa menabung dan membeli kebutuhanku meski aku atau suamiku belum gajian. Semoga aku senantiasa bisa membagi waktu antara bekerja dan beribadah. Terimakasih Tuhan atas segala yang kau berikan. Sungguh semua tak kan kudapatkan tanpa ridhoMu.

     

    Kreator : Sri Dewi Rejeki

    Bagikan ke

    Comment Closed: Di Mana Ada Kemauan Di Situ Ada Jalan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021