Bab 1 Januari
“Manusia terkadang lupa dalam hal bersyukur. Mereka beranggapan bahwasanya mereka sudah memiliki segalanya sehingga tidak memerlukan sesamanya dan sang pemilik kehidupan ini dan melakukan apapun semaunya”.
Kehidupan adalah milik pribadi dengan Tuhannya. Tidak semestinya kita terlalu ikut campur dalam masalah orang lain. Karena setiap pribadi punya privasi masing-masing.
Jangan selalu mengatasnamakan hubungan keluarga maupun pertemanan di dalam sebuah tindakan. Hal seperti itulah yang nantinya bisa memicu sebuah konflik. Entah itu dalam ranah kecil ataupun besar. Inilah kehidupan yang harus kita lalui, penuh dengan dera dan cobaan.
Di sudut kota kecil, seorang gadis sedang berbisik kepada angin malam untuk membawa pesan ini kepada setiap makhluk yang singgah sejenak. Tentang rasa sakit yang sedang dialaminya dan sebuah cerita dari lingkungan sekitar.
Hahahaha, lucu bukan? Sesuatu yang tidak kita perbuat malah di tuduhkan pada kita. Sebenarnya, hal seperti itu hanya peralihan dari sang pelaku yang sesungguhnya untuk membebaskan dan melarikan diri dari masalah.
Kepada jiwa yang bersedih, aku selalu menitipkan pesan agar tetap semangat walau banyak yang tidak mengharapkan kehadiranmu.
Inilah aku, sang pendiam yang tidak pernah menyerukan secuil harapan. Bukannya enggan atau takut, hanya saja aku diam untuk mengamati sekitar lalu memilih langkah apa yang harus ditempuh ketika terdesak.
“Aku sangat lelah dengan semua ini. Semua seakan tidak memperdulikan ku dan menganggapku tidak ada. Hmmm,” gumam seorang gadis di sudut ruang yang sepi.
Seorang gadis yang tidak pernah meminta untuk diperlihatkan pada dunia, kini terlihat sangat menderita oleh cerca dan dera kehidupan.
Dia kesepian dan membutuhkan seorang teman hanya sekedar mendengarkan keluh kesahnya.
“Ku kira kehidupan ini sangat indah, namun semua hanyalah fatamorgana. Ada namun tidak nyata. Hmmm. Angin aku merindu. Hanya saja aku tidak tahu merindu kepada siapa dan apa. Semua terasa hampa,” gumam gadis bersurai hitam yang sangat indah.
Namun sayang, dia terlalu tertutup dengan kehidupan luar karena sebuah musibah yang pernah menimpanya.
Setiap harinya, dia akan mengurung diri dari dunia luar dan selalu menyalahkan dirinya atas semua yang telah terjadi.
Dahulu, dia adalah gadis yang sangat periang dan suka bergaul. Sangat di senangi oleh orang-orang di sekitarnya, suka menolong serta melakukan hal-hal yang membangun semangat orang lain.
Entahlah, sekarang jiwanya sudah rapuh seakan terkikis oleh waktu. Dia adalah January, gadis manis yang penuh cinta dan kasih. Kelahiran Toraja tahun 1999 dan menjadi harapan kedua orangtuanya.
Namun, semua itu sirna setelah kepergian salah satu cinta pertamanya, yaitu sosok ayah. Dia sangat hancur dan mulai menyalahkan diri sendiri, apalagi dia setiap saat mendengar omongan pedas dari tetangganya yang membuat mentalnya semakin down.
Inilah dunia, penuh dengan teka teki. Banyak hal yang tidak kita ketahui, bahkan sekeliling pun kadang kita abaikan.
Januari, kamu adalah gadis kuat dan pantang menyerah. Hadapilah dunia ini beserta egonya yang tinggi dengan tenang.
Di ujung sana, akan ada jawaban yang menanti setiap langkah kakimu. Jadi, berusaha dan tetap maju. Jangan hiraukan kata tetangga yang katanya paling tahu tentang kehidupanmu.
Jangan biarkan orang lain menganggap bahwa kamu diam selama ini karena kamu lemah. Tapi tunjukkan pada mereka bahwa diammu adalah sebuah hal yang berbahaya bagi mereka yang terlalu suka mengurusi kehidupan orang lain.
Kreator : Sermiati Ma’dika
Comment Closed: Diam Bukan Berarti Lemah
Sorry, comment are closed for this post.