Aku bosan dengan kampung ku, tapi mau bagaimana lagi, aku harus menerima dengan lapang hati bahwa ini tanah kelahiran ku, kampung terpencil yang rasanya tidak mungkin untuk menjadi maju, mana ada orang tau tentang kampung ku, bahkan kabupaten ku saja tidak terkenal. Ya, nama ku Chafid Marzuki dan aku tinggal diantara rimba dan belantara kota.
Aktifitasku yang itu-itu saja, begitu membosankan, namun apalah daya, yang ada didepan mata dan yang dapat aku lakukan kala ini walau sekedar kecean ning pinggir kali alias bermain air dan lumpur di tepi sungai.
Peluh rasa ini, sesekali benak ku berontak akan kondisi ini, namun angan mengajak berdamai dengan diri, sembari merumput emosi ku terus meluap, seraya benak ku berteriak “Aku Harus Keluar Dari Kepayahan Ini, Aku Harus Bisa Bangkit Memajukan Kampung Ini” apa guna aku dilahirkan di kampung ini tanpa aku mendedikasikan diri untuk sebuah perubahan, mungkin itu salah satu bagian tugasku oleh Tuhan ku mengapa aku ditakdirkan lahir di tengah kampung terpencil ini.
Terima kasih atas segala ketetapan Mu Tuhan, ketetapan atas diri ku ini, semuanya baik, hanya terkadang aku yang kurang menyadari untuk me syukur, maka teruslah tuntun hamba Mu ini menuai angan dan ingin dengan penuh harap atas ridho Mu, dari Desa untuk Indonesia maju, Barakallah.
Ini adalah latihan menulis pertama ku yang aku tulis langsung dan langsung aku tayangkan di web keroyokan kompasiana, dan ini adalah link laman kompasiana ku; https://www.kompasiana.com/nagariamerta5892
Kreator : Chafid Marzuki
Comment Closed: Diantara Rimba dan Belantara Kota
Sorry, comment are closed for this post.