KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Dilema Kaos Kaki

    Dilema Kaos Kaki

    BY 27 Okt 2022 Dilihat: 60 kali

    Karya     :     eMMa 

     

    “Bersamamu asmara berangta tak terkira, saling bermesrah tak mengisyaratkan sirna. Kita akan saling berjanji menjaga kisah cinta, memadu kasih dalam suka dan duka. Selalu kujaga diriku bersama nostalgia cinta, hingga hanya suaramu yang indah di telingaku. Kuteguhkan jiwa dikebahagiaan hakiki, hingga hanya dirimu yang mempesona sampai ke hati.

     

    Bilakah sarwa bersama sempurna?, mengarungi kehidupan bunga-bunga setia. Berpadu bahagia dikedalaman cinta kasih berdua. Biarlah Tuhan satukan kembali seluruh nostalgia. Terus-menerus berpengharapan, hingga terkumpul kekuatan keyakinan. Bahwa dengan nama-Nya yang Maha Kuasa, kelak kan kita kukuhkan bahagia arungi hidup paling juwita”.

    Kirana membacakan puisi baru yang ditulisnya untuk Kayyis suaminya tercinta. Betapa bahagianya mereka berdua mengarungi suka duka dikehidupan dunia yang penuh cerita dan kisah.

    Kebahagiaan itu harus terjada, saat di luar rumah ada tamu sedang mengetuk pintu. Kirana lalu keluar dan betapa terkejutnya ia saat melihat tetangganya menangis di depan pintu rumahnya.

    “Astagfirullah, mama Azki, kenapa lagi itu pipi, lebam lagi, memar lagi, bengkak lagi?”. Kata Kirana sambil mengambil adiknya Azki dari gendongan ibunya.

    “Kaos kaki lagi bu, kaos kaki lagi, muka saya kena tonjok lagi, saat dia mencari kaos kaki yang diinginkannya, belum juga dia temukan di tumpukan pakaian yang belum sempat saya lipat bu”. Jawabnya sambil menangis sesenggukan.

    “Ya Allah, ampuni hamba (kata Kirana dalam hati). Hmmm…mama Azki belum sempat beli loker ya?”, tanyaku sedikit miris.

    “Iya bu Ki” Jawab mama Azki sekenanya.

    “Oke, kalau memang belum sempat beli loker,  sepulang dari sini mama Azki singgah di warung yang ada di dekat rumah mama Azki. Minta atau beli kardus bekas mie instan. Minta barang empat atau lima ya.

    Lalu itu pakaian yang kecil-kecil, yang sudah kering dari jemuran  tertumpuk dan belum sempat dilipat, pisahkan menurut jenisnya. Khusus kaos kaki suamimu sendirikan masukkan kardus yang saya bilang tadi atau loker lebih baik.

    Baju dalam dan celana dalam suamimu sendirikan dan masukkan kardus. Pakaian dalam anak-anakmu sendirikan juga. Pakaian dalam mama Azki juga tersendiri. Akan lebih aman mencarinya meskipun belum dilipat. Jadi misalnya bapak Azki mau cari kaos kakinya dia tidak perlu mengaduk-aduk tumpukan pakaian”. Kata Kirana panjang lebar padanya.

    Suami mama Azki adalah seorang wasit sepak bola daerah. Kirana dengar sendiri dari mama Azki kalau sebentar lagi bapak Azki mau ikut tes wasit nasional.

    Ini kali kedua mama Azki mengadukan suaminya pada Kirana. Dan anehnya dengan kasus yang sama, masalah kaos kaki.

    “Mama Azki, dengar saya ya…..bukan saya tidak mau prihatin dengan keluh kesahmu dek, tapi kalau misalnya kamu datang mau mengadu lagi, tolong jangan masalah kaos kaki lagi ya, masalah yang lain kek”. Kata Kirana sambil ia candain, ia senyumi berharap mama Azki sedikit terhibur dengan canda Kirana.

    “Iyya ya bu Ki, itu artinya saya tidak belajar dari kesalahan ya bu?. Tapi saya maunya seperti ibu Ki, kelihatan tidak pernah ada masalah dalam rumah tangga”. Kata-kata mama Azki memberi Kirana isyarat kalau dia sungguh mau belajar untuk jadi isteri yang baik bagi suaminya.

    “Suamimu itu bakalan jadi wasit nasional loh dek. Pekerjaan dia tentu sangat erat dengan kaos lkakinya. Jadi jangan pernah kamu sepelekan itu. Kalau perlu kaos kaki itu proiritas perhatian kamu. Bagaimana kaos kakinya harus selalu siap ketika dia akan bekerja”. Kata Kirana padanya.

    Waktu kasus kaos kaki yang pertama sudah Kirana jelaskan pada mama Azki. Alangkah bagusnya kaos kaki, pakaian dalam, dan pakaian yang kecil lainnya saat belum dicuci mestinya sudah terpisah dari pakaian besar. Sebisa mungkin saat mencucinya pun dipisah. Begitupun saat di jemur, usahakan ngumpul satu pakaian kecil-kecil. Jadi begitu dipungut dari jemuran bisa langsung dipilah-pilah masuk ke loker atau kardus-kardus yang sudah kita siapkan,  walaupun belum sempat dilipat.

    Mama Azki terlihat menganggukkan kepala sambil senyum masam karena masih menahan sakit di are wajahnya. Dia kemudian pamit pulang setelah menyalami tangan Kirana orang yang sangat diseganinya, yang selalu menjadi tempat tumpahan curhat-curhatnya.

    Setelah mengantarkan tetangganya sampai teras rumah, Kirana kembali ke kamarnya. Menemui suaminya tercinta. Berharap masih bisa melanjutkan percakapan yang sempat terjedah karena ada tamu.

    Tiba-tiba suaminya langsung berucap “Alhamdulillah ya Allah Kau kasih saya istri yang sabar, cantik, baik hati, suka menolong, rajin” dan seterusnya (semua sifat-sifat baik terucap dari bibir Kayyis) lalu menambahkan nama isterinya Naimah Insan Kirana di penghujung kalimat pujiannya.

     

    Masya Allah, semua yang terjadi adalah atas kehendak-Mu. Pun pada kedua hamba-Mu Kayyis dan Kirana. Senang dan bahagia terlihat dari sikap-sikap yang ditunjukkan antara mereka berdua.

    Mau jadi penulis Sebariskata dan berpeluang gajian ? Sangat terbuka untuk penulis umum

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Dilema Kaos Kaki

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021