KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Dilema Kaos Kaki

    Dilema Kaos Kaki

    BY 27 Okt 2022 Dilihat: 169 kali

    Karya     :     eMMa 

     

    “Bersamamu asmara berangta tak terkira, saling bermesrah tak mengisyaratkan sirna. Kita akan saling berjanji menjaga kisah cinta, memadu kasih dalam suka dan duka. Selalu kujaga diriku bersama nostalgia cinta, hingga hanya suaramu yang indah di telingaku. Kuteguhkan jiwa dikebahagiaan hakiki, hingga hanya dirimu yang mempesona sampai ke hati.

     

    Bilakah sarwa bersama sempurna?, mengarungi kehidupan bunga-bunga setia. Berpadu bahagia dikedalaman cinta kasih berdua. Biarlah Tuhan satukan kembali seluruh nostalgia. Terus-menerus berpengharapan, hingga terkumpul kekuatan keyakinan. Bahwa dengan nama-Nya yang Maha Kuasa, kelak kan kita kukuhkan bahagia arungi hidup paling juwita”.

    Kirana membacakan puisi baru yang ditulisnya untuk Kayyis suaminya tercinta. Betapa bahagianya mereka berdua mengarungi suka duka dikehidupan dunia yang penuh cerita dan kisah.

    Kebahagiaan itu harus terjada, saat di luar rumah ada tamu sedang mengetuk pintu. Kirana lalu keluar dan betapa terkejutnya ia saat melihat tetangganya menangis di depan pintu rumahnya.

    “Astagfirullah, mama Azki, kenapa lagi itu pipi, lebam lagi, memar lagi, bengkak lagi?”. Kata Kirana sambil mengambil adiknya Azki dari gendongan ibunya.

    “Kaos kaki lagi bu, kaos kaki lagi, muka saya kena tonjok lagi, saat dia mencari kaos kaki yang diinginkannya, belum juga dia temukan di tumpukan pakaian yang belum sempat saya lipat bu”. Jawabnya sambil menangis sesenggukan.

    “Ya Allah, ampuni hamba (kata Kirana dalam hati). Hmmm…mama Azki belum sempat beli loker ya?”, tanyaku sedikit miris.

    “Iya bu Ki” Jawab mama Azki sekenanya.

    “Oke, kalau memang belum sempat beli loker,  sepulang dari sini mama Azki singgah di warung yang ada di dekat rumah mama Azki. Minta atau beli kardus bekas mie instan. Minta barang empat atau lima ya.

    Lalu itu pakaian yang kecil-kecil, yang sudah kering dari jemuran  tertumpuk dan belum sempat dilipat, pisahkan menurut jenisnya. Khusus kaos kaki suamimu sendirikan masukkan kardus yang saya bilang tadi atau loker lebih baik.

    Baju dalam dan celana dalam suamimu sendirikan dan masukkan kardus. Pakaian dalam anak-anakmu sendirikan juga. Pakaian dalam mama Azki juga tersendiri. Akan lebih aman mencarinya meskipun belum dilipat. Jadi misalnya bapak Azki mau cari kaos kakinya dia tidak perlu mengaduk-aduk tumpukan pakaian”. Kata Kirana panjang lebar padanya.

    Suami mama Azki adalah seorang wasit sepak bola daerah. Kirana dengar sendiri dari mama Azki kalau sebentar lagi bapak Azki mau ikut tes wasit nasional.

    Ini kali kedua mama Azki mengadukan suaminya pada Kirana. Dan anehnya dengan kasus yang sama, masalah kaos kaki.

    “Mama Azki, dengar saya ya…..bukan saya tidak mau prihatin dengan keluh kesahmu dek, tapi kalau misalnya kamu datang mau mengadu lagi, tolong jangan masalah kaos kaki lagi ya, masalah yang lain kek”. Kata Kirana sambil ia candain, ia senyumi berharap mama Azki sedikit terhibur dengan canda Kirana.

    “Iyya ya bu Ki, itu artinya saya tidak belajar dari kesalahan ya bu?. Tapi saya maunya seperti ibu Ki, kelihatan tidak pernah ada masalah dalam rumah tangga”. Kata-kata mama Azki memberi Kirana isyarat kalau dia sungguh mau belajar untuk jadi isteri yang baik bagi suaminya.

    “Suamimu itu bakalan jadi wasit nasional loh dek. Pekerjaan dia tentu sangat erat dengan kaos lkakinya. Jadi jangan pernah kamu sepelekan itu. Kalau perlu kaos kaki itu proiritas perhatian kamu. Bagaimana kaos kakinya harus selalu siap ketika dia akan bekerja”. Kata Kirana padanya.

    Waktu kasus kaos kaki yang pertama sudah Kirana jelaskan pada mama Azki. Alangkah bagusnya kaos kaki, pakaian dalam, dan pakaian yang kecil lainnya saat belum dicuci mestinya sudah terpisah dari pakaian besar. Sebisa mungkin saat mencucinya pun dipisah. Begitupun saat di jemur, usahakan ngumpul satu pakaian kecil-kecil. Jadi begitu dipungut dari jemuran bisa langsung dipilah-pilah masuk ke loker atau kardus-kardus yang sudah kita siapkan,  walaupun belum sempat dilipat.

    Mama Azki terlihat menganggukkan kepala sambil senyum masam karena masih menahan sakit di are wajahnya. Dia kemudian pamit pulang setelah menyalami tangan Kirana orang yang sangat diseganinya, yang selalu menjadi tempat tumpahan curhat-curhatnya.

    Setelah mengantarkan tetangganya sampai teras rumah, Kirana kembali ke kamarnya. Menemui suaminya tercinta. Berharap masih bisa melanjutkan percakapan yang sempat terjedah karena ada tamu.

    Tiba-tiba suaminya langsung berucap “Alhamdulillah ya Allah Kau kasih saya istri yang sabar, cantik, baik hati, suka menolong, rajin” dan seterusnya (semua sifat-sifat baik terucap dari bibir Kayyis) lalu menambahkan nama isterinya Naimah Insan Kirana di penghujung kalimat pujiannya.

     

    Masya Allah, semua yang terjadi adalah atas kehendak-Mu. Pun pada kedua hamba-Mu Kayyis dan Kirana. Senang dan bahagia terlihat dari sikap-sikap yang ditunjukkan antara mereka berdua.

    Mau jadi penulis Sebariskata dan berpeluang gajian ? Sangat terbuka untuk penulis umum

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Dilema Kaos Kaki

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021