Aku adalah Sabrina adiba kanzha,seorang gadis yang lahir dari keluaraga sederhana.
Akan tetapi walaupun aku bukan keluarga kaya,orang tua ku cukup mampu untuk membahagiakanku,memenuhi semua kebutuhanku,memanjakan aku,dan menuruti semua keinginanku.
Bahkan aku pernah berpikir ,aku tidak ingin menjadi dewasa,aku ingin tetap menjadi anak kecil walaupun waktu terus berjalan ,aku ingin selalu menjadi kesayangan di keluargaku,
Pernah suatu hari aku berdoa kepada sang pencipta agar tidak mendewasakan aku,agar tetap menjadi anak kecil.namun itu adalah doa yang mustahil Allah kabulkan.
Sejak aku kecil ,aku punya cita-cita,yaitu berkeliling dunia,aku ingin berkelana kemanapun aku mau,dan mengetahui apa yang tidak aku tahu.
Mungkin saat itu yang terlintas di benakku adalah menjadi “tour guide”(pemandu pariwisata).
Namun itu tinggal angan-angan saja.orang tuaku tak setuju,mereka mau aku menjadi seorang”bidan” profesi yg tidak pernah ada dalam pikiranku,.
Semenjak saat itu aku menjadi dilema,antara cita-citaku dan harapan kedua orang tuaku.
Waktu berlalu begitu cepat,tidak terasa aku sudah beranjak remaja, dan betul Allah tidak menjawab doaku untuk tetap menjadi anak kecil,buktinya aku sudah remaja.
Dan selama ini, bila ada orang bertanya tentang apa cita-citaku ,maka aku akan menjawab “dimana aku berhasil,disitu adalah cita-citaku.
Singkat cerita saat aku menjalani pendidikan Sekolah Menengah atas,kemalangan menimpahku.Ibuku sang pahlawan hidupku pergi untuk selamanya.
Meniggalkan aku yg masih sangat membutuhkan kasih sayangnya,bukan hanya itu aku juga kehilangan kasih sayang dari ayahku,bagaimana tidak ,,semenjak ibu meninggal ayah mengalami depresi yg sangat berat,jiwanya terguncang.
Dia sama sekali tidak perduli denganku,cinta dan jiwanya sudah ikut terkubur dengan jasad ibuku.
Ya ,inilah jalan yg sudah diatur Allah , jalan yg di tuliskan sang pencipta sebagai jalan takdirku.
Seperti kata pepatah”sudah jatuh tertimpah tangga pula” ya …seperti itulah kisahku.tidak mau berlarut dalam kesedihan,aku berdamai dengan takdirku,aku terima segala apapun cobaan yg datang,walaupun aku harus dewasa sebelum waktunya.
Aku tidak boleh egois,hidup terus barjalan,menyalahkan takdir Allah sungguhlah dosa.
Dan tibalah pada akhirnya aku memutuskan untuk menjadi “chef” astaga …aku seorang chef..dan inilah yg mengantarkanku menuju kesuksesan.
Sebearnya aku bisa mewujudkan mimpiku utuk menjadi seorang “tour guide”tapi aku masih ingat pesan almarhum ibuku,walau tak terlihat tapi aku yakin dia ada sekitarku.
Dan seperti kataku sewaktu kecil “dimana aku berhasil disitulah citaku”(chef adalah cita-citaku ,profesi yg melambungkan namaku).
By Aeni 0406
1 Komentar Pada “dimana aku berhasil,disitu adalah cita-citaku”
Artikelnya menarik