KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » DISALAH SATU UJUNG JALAN

    DISALAH SATU UJUNG JALAN

    BY 06 Mar 2023 Dilihat: 139 kali

    Oleh : Illyana Marita Hariyanti

    Senja mulai menampakkan warnanya, angin yang berhembus menambahkan suasana syahdu pada sore yang cerah. Kala itu seorang gadis tengah duduk termenung disalah satu hamparan rumput tanah lapang didekat area persawahan, Alena sedang menatap anak-anak yang bermain sepakbola. Pikirannya menerawang jauh ketika dirinya masih kecil, dulu dia tidak pernah merasakan indahnya masa kecil seperti anak pada umumnya. Ayahnya Alena yang seorang buruh tani dan ibunya hanya berjualan nasi keliling membuatnya hidup dalam kesederhanaan,  Alena kecil selalu membantu ibunya berjualan makanan ketika pulang sekolah lalu malamnya dia akan sibuk untuk belajar. Keadaan ekonomi yang serba kekurangan membuat Alena menjadi anak yang mandiri dan rajin, walaupun dalam hatinya terbesit rasa ingin bermain seperti teman-temannya namun Alena tetap merasa bersyukur atas kehidupanya saat itu. Alena adalah gadis yang sangat pandai, dari mulai SD dia sudah sering mendapatkan peringkat satu jadi ketika SMA dia mendapatkan beasiswa di sekolah ternama di kotanya. Hal itu tentu membuat Alena lebih bersemangat untuk terus belajar agar nantinya dia bisa membanggakan kedua orang tuanya serta merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Akan tetapi jalan yang ditempu Alena tidaklah mudah, karena pada waktu SMA dia sering mendapatkan perudungan dari teman-temannya. Alena yang sejak kecil terkadang mendapatkan perilaku buruk dari teman-temanya tentu sudah biasa akan hal tersebut, walaupun adakalanya dia merasa ingin menyerah dan berhenti sekolah tetapi dia selalu ingat akan perjuangan kedua orang tuanya yang selalu mendukung dia dalam meraih cita-citanya. Maka Alena selalu menghiraukan segala perilaku buruk dari teman-temanya hingga akhirnya dia bisa lulus dengan nilai tertinggi di sekolah dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

    “Awas Kak!” seru salah satu anak.

    Alena lalu tersadar dari lamunannya ketika ada sebuah benda yang mendarat di kepalanya.  Dia mengaduh sambil mengusap bagian kepalanya yang terkena lemparan bola, sedangkan dari arah seberang salah satu anak berlari menghampiri Alena.

    “Saya Minta maaf ya kak, saya tidak sengaja tadi” kata anak itu dengan wajah ketakutan. Alena tersenyum sambil berdiri dan mengambil bola tersebut “ Tidak apa-apa kok Dik, kakak juga tidak sakit kepalanya” lalu menyerahkan bola tersebut kepada anak itu.

    “Terima kasih ya kak, sekali lagi saya minta maaf” ujar anak itu lalu berlari menuju teman-temanya

    Alena pun segera pulang ke rumah karena orang tuanya pasti sedang menunggu dirinya. Rumah yang dulunya terlihat usang kini telah menjadi rumah dengan nuansa asri serta bangunan yang sederhana. Ya, Alena yang sekarang sudah menjadi seorang Dokter di salah satu rumah sakit di Kotanya walaupun saat ini dia sudah sukses dalam meraih cita-citanya tetapi dia tidak ingin meninggalkan tempat dimana dia dibesarkan dengan penuh perjuangan oleh kedua orang tuanya. Selamat Membaca

    Bagikan ke

    Comment Closed: DISALAH SATU UJUNG JALAN

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021