KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Diskusi Dingin Antara Kucing dan Ikan

    Diskusi Dingin Antara Kucing dan Ikan

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 58 kali

    Penulis : Aida Maulidya (Member KMO Alineaku)

    John, si kucing jantan yang gagah, berbulu mewah dan dikaruniai mata yang indah, berjalan sore sembari memandangi langit dengan kemegahannya. Awan yang bergerak perlahan dibawa angin dengan kelembutannya. 

    John berjalan sambil bersiul menikmati indahnya pemandangan sore itu. Lalu berbaring di bawah naungan pohon rindang, memandangi lukisan alam yang membuat mata enggan untuk beranjak melihatnya. Namun perlahan, awan yang menyejukkan berubah menjadi menakutkan. Kilat dan petir saling berkejaran, seolah makhluk langit sedang melangsungkan perlombaan di atas sana. Jhon yang merasakan perubahan itu pun segera bangkit dari pembaringan menuju istananya yang berjarak 1 km. Berlari mengejar waktu untuk menghindari pertemuannya dengan hujan yang akan segera datang. Ya, memang hakikat hujan itu adalah rahmat dan bukti cinta Allah kepada semesta, namun tidak bagi John. Hujan adalah salah satu kenikmatan yang ia hindari. Entah kenapa? Ia pun tak tahu.

    Di tengah pacuannya, hujan pun turun tanpa basa-basi membasahi bumi dengan derasnya, tak terkecuali untuk John. Hal itu membuatnya harus menyerah dan menghentikan langkah. Hingga akhirnya, menepi dan berlindung di sebuah rumah tua yang tampaknya sudah ditinggal lama oleh tuannya. Rumah yang hampir roboh, dinding dan atap yang dipenuhi istana laba-laba membuat penampakannya semakin mengiba. John menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri untuk mengusir tetesan hujan yang sempat singgah di bulu tebalnya. Setelah merasa cukup dengan gerakannya, ia pun menjilat kaki kanan depan yang terkena hujan. Ketika akan menjilat kaki kiri depannya, ia pun dikejutkan oleh tawa yang datang tiba-tiba.

    “Hahaha… Dasar kucing. Makannya sih, boleh daging. Tapi nyalinya itu loh, lebih dari hello Kitty. Hahaha… Masa kena air hujan, seperti kena siram air panas sih? Hahaha…” ucap suara misterius itu.

    John pun menoleh ke kiri dan ke kanan, depan dan belakang. Tetapi tidak ada orang, ataupun hewan yang sama berteduh dengannya.

    Karena tidak melihat wujud yang bicara, akhirnya John berkata: 

    “Siapa itu? Beraninya cuma meledek aja. Tunjukin dong, kamu siapa. Gentlemen dong” tantang John. 

    “Aku adalah penghuni tempat ini” jawab si misterius. 

    “Ha, ha, ya… Maaf nenek penunggu. Saya minta maaf karena sudah berteduh di sini tanpa izin. Assalamualaikum Nek, izin berteduh ya Nek…” kata John pelan.

    “Apa? Kamu bilang saya nenek? Memangnya saya sudah tua? Dasar kucing gak punya mata” tepis si misterius.

    “Yah, saya harus manggil apa dong? Ibu, bibi, ammah, khalah, tante, oenni, sister…?” balas Jhon.

    “Wah…wah…wah, kamu tambah mengada-ngada ya kucing, bahasa planet kamu bawa kesini” 

    “Yah, habisnya saya bingung, mau panggil apa. Nanti salah lagi” jawab Jhon sambil menekukkan wajahnya.

    “Ha ha ha (tertawa lepas) Kamu panggil saja bestiie si ikan cantik.”

    “Apa? Ikan?” dengan kesadarannya yang masih mengambang. 

    “Iya, ikan cantiq” balas bestiie dengan bangganya.

    “Baiklah ikan cantiq (sambil mendekapkan kakinya, seperti orang yang sedang meminta maaf). Tiba-tiba matanya melotot, telinganya terbuka lebar.”Ikan? kamu benar ikan? dimana kamu” lanjut Jhon si kucing penakut.

    “Hahaha…kucing, lucu sekali kamu ini. Nampaknya saja yang gagah pemberani, tapi ternyata…”

    “Cukup… cukup ikan” Kalau kamu juga pemberani, tunjukkan merahmu.

    “Aku gak dimana-mana koq. Aku ada di hatimu” gombal ikan.

    “Ayolah ikan, aku sedang tidak bercanda.”

    “Hahaha… ok..ok..ok.. Aku di sebelah kirimu, disamping rumah yang sedang kamu singgahi.”

    Lalu Jhon pun melihat ke sana. Benar saja, ada kolam kecil seukuran 1×1 meter. Jhonpun berjalan pelan. Sesampainya dekat kolam, ia melihat lagi ke arah langit. Melihat rintikan hujan jatuh di depannya, juga ke kolam kecil yang ada dihadapannya sekarang.

    “Oh iya, aku lupa menjawab salammu tadi, nyong. Waalaikumussalam nyong” kata ikan.

    “Ah… kamu, aku salamnya kapan, kamu jawabnya kapan” jawab Jhon dengan kesalnya.

    “Hehe…Iya, maaf ya nyong. Abis kamu lucu banget sih tadi. Apalagi waktu kamu takut hahaha…”

    “Ah, ikan sudahlah. Delete itu dari pikiranmu dan jangan pernah bilang kejadian tadi ke siapa-siapa ya..ok ?” pinta Jhon

    “Ha ha ha, baiklah, dasar penakut” balas ikan sambil menyembur Jhon dengan air yang ada di mulutnya.

    Melihat hal itu Jhon pun dengan spontan menghindar.

    “Ikan… kamu apa-apaan sih? Semprot-semprot sembarangan. Kena tau, hampir basah lagi, nih” kesal Jhon

    “Kamu sih, badan gede, tampang… bolehlah, bulumu tebal, tapi takut air? Hahaha” balas ikan.

    “Eh, jangan gitu dong. Sombong banget kamu ya”

    “Ya iya dong, karna aku suka air. Aku bisa berenang sesukaku, la.. la… la…“jawab ikan sambil berdendang.

    “Wah.. benar-benar ini…Ok (sambil menahan amarahnya), sekarang gini deh kan. Kamu memang lahirnya di air, hidup di air, makan, minum bahkan buang airpun di air, karena memang sudah takdir hidupmu jadi makhluk air. Coba kamu bayangkan, kalau kamu hidup 1 menit saja tanpa air, gimana?” kata Jhon

    Si ikan yang dari tadi tidak berhenti bicara, sekarang diam seribu bahasa. 

    “Aku yakın, kamu akan sangaaaat ngos-ngosan karena kehabisan nafas. Karena tidak ada air” lanjut Jhon. 

    “Hmm…iya juga sih nyong ” sahut ikan.

    “lya juga sih? lya banget donk !!!” tepis Jhon

    “Makanya, kamu jangan menghina dan merendahkanku karena kekuranganku dong. Setiap kita punya kekurangan masing-masing. Tapi, jangan sampai hal itu memecah belah kita. Namun sebaliknya, hal itu harusnya memperindah kehidupan kita. Saling menghargai dan saling menyayangi, agar hidup ini terasa nikmat dan penuh warna. Coba kamu bayangkan kalau warna di dunia ini hanya satu, hitam saja misalnya. Maka gak akan ada variasinya. Gak ada indah-ndahnya. Gak bisa jalan karena gelapnya dunia. Begitu juga, jika di dunia ini hanya putih saja. Maka semuanya akan biasa-biasa saja, gak ada enaknya. Namun coba kamu lihat Pelangi. Ia cantik, karena banyak warnanya.” jelas Jhon

    “Iya, siap pak bos” jawab ikan.

    “Kamu ini, bilangnya siap pak bos. Tapi nanti diulang lagi” kata Jhon

    “Gak, gak lagi pak ustad, insyaallah gak lagi” bela ikan

    “Coba kamu lihat, kita para hewan aja ada herbivora, karnivora, juga omnivora. Kan indah. Jadi kita gak hanya rebutan untuk makan rumput saja. Coba kamu bayangkan, kalau semua jenis binatang makannya rumput. Otomatis rumput akan cepat habis, karena meningkatnya permintaan konsumen, akan ada kelangkaan makanan. Lalu semua kelaparan hingga akhirnya, secara perlahan kita dan teman-teman kita akan mati kelaparan. Apa kamu tega? hah?” sambung Jhon

    “Iya gak tega dong, pak ustad” jawab ikan

    “Kamu ini plin plan ya. Abis Iya, gak. Gimana sih?”

    “Maksudnya gak tega, pak ustad” jelas ikan.

    “Nah itu baru ada empati, ada rasa kasih dalam dirimu ikan. Muantap…” puji Jhon

    “Iya, maacih pak ustad. Maaf ya pak ustad, tadi saya salah karena udah ngejek pak ustad. Seharusnya saya memahami dan menolong pak ustad” kata ikan

    “Menolong? Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?” tanya Jhon

    “Nolong untuk bikin nyong tambah kuyup, hahaha… (jawab ikan sambil berpose mau menyiram Jhon dengan mulutnya, namun kali ini tanpa air).

    Namun Jhon menganggap hal itu serius, hingga akhirnya beranjak untuk menyelamatkan dirinya.

    “Gak, gak… becanda kok nyong” kata ikan

    “Ish… kamu ini, aku makan juga kamu ya. Aku lapar nih, udah dingin, mau malam, wah pas buanget momennya untuk makan ikan yang cerewet dan jail ini” kata Jhon sambil berdiri bersiap-siap menangkap si ikan.

    “Hayo, coba aja kamu tangkap langsung kalau bisa. Paling nanti kamu masuk kolam trus basah. Bukannya dapat aku, malah dapat kuyupnya aja. Hehehe…” tantang ikan

    “Iya juga ya. Ya udah deh, gak jadi. Hmm, nampaknya aku sudah lama di sini, dan hujan pun sudah reda. Aku mau melanjutkan perjalananku dulu ya. Takut kemalaman” jelas Jhon

    “Octre kucing ganteng nan penakut, sampai jumpa…. Fii amaanillah.””

    “Hmm, mulai lagi kan. Ya udah, au ah… Fii amaanillah ikan. Makasih ya, udah nemanin aku nungguin hujan” ucap Jhon

    “Hahaha nyantai itu mah pak bos. Hati-hati ya!” kata ikan

    “Ya ikan, terima kasih. Assalamualaikum…” tutup Jhon

    “Wa’alaikumussalam.” balas ikan.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Diskusi Dingin Antara Kucing dan Ikan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021