Part 4 : Acara
Sebelum ayam berkokok, Sinta sudah bangun terlebih dahulu, sebetulnya sinta tidak bisa tidur walaupun sudah dipaksakan dari tadi malam ,dia hanya berpura-pura untuk tidur agar Rani segera tidur dan tidak melihat kegugupan yang Sinta rasakan.
Acara upacara adat yang harus dilalui oleh Sinta lumayan lama prosesinya dan juga Panjang,tujuannya mengandung banyak filosofi, demi membentuk keluarga yang Sakinah ,mawadah,warohmah.
Berikut susunan acara pernikahan adat jawa yang harus dilalui Sinta adalah :
- Pasang Tarub yaitu pihak keluarga Wanita yang akan melangsungkan pernikahan biasanya memasang tarub sebagai tanda resmi akan mengadakan hajatan.
- Srah-srahan yakni keluarga pihak pengantin pria memberikan barang kepada keluarga pihak Perempuan.(sudah terlaksana)
- Siraman membersihkan jasmani dan ruhani sebelum melangsungkan ijab Kabul.(Sudah terlaksana)
- Midodoreni yakni mempelai wanita bersama,ibu,ayah,dan teman-temannya memanjatkan doa agar ijab Kabul dan pesta berjalan lancar. (Sudah terlaksana )
- Ijab Kabul adalah akad nikah,pengesahan seorang pria dan wanita menjadi pasangan suami istri.
- Sungkeman merupakan simbol ungkapan dharma bakti kepada orang tua.
- Ngunduh mantu itu diserahkan kepada keluarga pihak dari pria.
Keluarga Sinta mulai berdatangan disaat hari masih gelap gulita mereka sangai ramai lalu Lalang mempersiapkan semua kebutuhan Sinta.
Sementara Sinta sangat bingung dan sedikit grogi menghadapi situasi ini,hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan apapun karena itu Rani merasa heran melihat Sinta yang masih saja berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun.
Rani akhirnya menghampiri Sinta tiba-tiba saja Sinta pingsan dipangkuan Rani.Sungguh diluar prediksi Rani, tanpa basa basi lagi, Rani langsung meminta pertolongan keluarganya yang saat itu kebetulan lewat di hadapan Rani.
Keluarga besar Sinta sangat panik dan khawatir melihat keadaan Sinta yang masih belum membuka matanya.Ayah Rani kebetulan memiliki teman berprofesi dokter.
Tanpa berfikir Panjang ayah langsung menghubunginya dan memintanya datang untuk memeriksa Sinta, calon pengantin yang akan segera melangsungkan pernikahannya beberapa jam lagi.
Tanpa harus menunggu lama, pak dokter segera datang dan memeriksakan kondisi Sinta.Ternyata Sinta hanya kelelahan dan sedikit shock menghadapi serangkaian acara yang terus berlangsung selama dua hari kemarin.
Rani jadi merasa bersalah karena dirinya baru datang kemarin setelah acara srah-srahan selesai, tanpa menghadiri acara tersebut sangat berdampak pada Sinta.Rani menggenggam tangan Sinta yang masih belum sadarkan diri.
Rani setia menemani Sinta dengan perasaan khawatir takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.Tapi ketakutannya itu tidak mendasar karena perlahan sinta siuaman dan tersenyum terhadap Rani.
Rani bergegas untuk memeluknya dan mendudukkannya dengan sangat nyaman agar Sinta tidak terlalu merasa tertekan dengan keadaannya sekarang.
Sinta meminta tolong pada pihak keluarga tanpa kecuali Rani untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk merias wajah maupun waktunya untuk melalui serangkaian acara yang harus Sinta lalui. Keluarga sangat menyetujui keinginan Sinta.
Kini sudah tiba waktunya Ijab Kabul, Sinta dan Rani masih saja tak tenang ,bulak balik mengelilingi kamar pengantin untuk menghilangkan grogi.Sinta merasa grogi menghadapi calon suami entah sudah sah menjadi suami atau belum.
Sementara Rani grogi untuk bertemu Rama yang beberapa waktu ini selalu mengusik ketenangan dirinya ,Acara berlangsung sesuai rencana yang diharapkan ,Sinta digandeng oleh Rani turun dari tangga untuk menghampiri Sandi yang kini sudah sah menjadi suami sekaligus pendamping hidupnya .
Tanpa Rani sadari seseorang sedang menatap kagum terhadapnya ,sampai Rani duduk dekat dengan kakaknya, Rama masih terus menatap penuh kagum terhadap Rani yang menggunakan baju kebaya adat Jawa yang sangat pas dengan tubuhnya.
Setelah prosesi ijab Kabul selesai dan rangkaian acara pun berlanjut pada acara sungkem pada orang tua masing-msing kemudian saling bertukar kepada orang tua dan mertua.
Rani dan Rama baru bisa bertegur sapa saat keluarga besar besan sedang makan , Rama menyempatkan diri untuk menghampiri Rani dan mengajaknya ngobrol.
Rani tersenyum menyambut kedatangan Rama, mereka saling menatap sebentar kemudian hening sejenak setelah itu mereka berdua berbarengan menuju tempat yang tidak terlalu ramai dan enak untuk mengobrol sambil menikmati cemilan.
Rama memberanikan diri memulai perbincangan mengenai Rani yang ternyata adalah sepupuan dengan sahabatnya sejak masih SMA.
Rama :”Hari ini kamu cantik sekali, saya sampai pangling lihat kamu,anggun sekali menggunakan kebaya yang cocok dengan badan kamu.”
Rani:”Terima kasih sudah memuji saya, tapi itu sangat berlebihan,saya jadi geli mendengarnya.”
Rama:”serius saya mengatakannya dan itu yang saya lihat.”
Rani:”Ngomong-ngomong mas Rama sudah lama berteman dengan kak Sinta dan kak Sandi?”
Rama:”Kami berteman saat masih SMA waktu itu Sinta sangat tomboy,kadang kami lupa kalau salah satu teman dari kami adalah Wanita.”
Rani:”Ada-ada saja mas Rama bikin saya jadi ingin tertawa .”
Saat mereka sedang asyik berbincang ,Sinta dan Sandi merupakan pasangan pengantin yang sedang dibicarakan mereka menghampiri dan mengajaknya berfoto.
Ketika sedang berfoto tiba-tiba datang seorang Wanita yang menghampiri mereka dengan gaun berwarna biru muda berwajah cantik dan tersenyum ke arah sepasang pengantin.
Terlihat wajah Rama yang menegang begitu pula dengan Sinta dan Sandi.Rama langsung pergi tanpa permisi membuat Rani jadi bingung dan bertanya-tanya atas perilaku Rama yang langsung berubah semenjak kedatangan Wanita tersebut.
Sinta dan Sandi menerima uluran tangan wanita misterius tersebut dengan ramah ,walaupun dengan rasa yang bercampur aduk, pasangan pengantin tersebut masih bersikap tenang dan tetap tersenyum menyambut tamu tersebut.
Rani masih terpaku dan berdiam diri tanpa mau beranjak dari tempatnya sekarang berdiri.Rani merasa ada yang ganjil dari perilaku antara Sinta,Sandi,Rama dan Wanita cantik tersebut.
“Siapakah Wanita misterius itu?”ucap Rani dalam hati.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part IV)
Sorry, comment are closed for this post.