Part 19 : Makan Malam Spesial
Rama dan Rani tiba lebih lambat di rumah, sekitar 45 menit dari biasanya karena macet. Om dan Tante sudah menyambut mereka terlebih dahulu sebelum mereka sampai di halaman rumah.
Rani sangat senang saat tahu bahwa Om dan Tante sedang menunggu kepulangannya dari Tebing Breksi. Om langsung mengajak Rama untuk segera masuk dan mencicipi makanan yang sudah tersaji. Rama sangat bahagia saat tahu bahwa dirinya disambut dengan hangat oleh keluarga Rani. Om mengajak ngobrol Rama saat mereka selesai makan malam yang spesial, sementara Rani membantu Tante dan Simbok membersihkan serta membereskan meja makan.
Rani bercerita kepada tantenya mengenai hubungannya bersama Rama. Kini Rani dan Rama sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Tantenya tersenyum sangat senang mendengar berita bahagia mengenai dirinya dan Rama yang sama- sama memiliki karakter yang sangat sulit ditebak bisa bersatu dengan cepat.
Tante mengajak Rani untuk segera bergabung dengan Om dan Rama. Dimana mereka terlihat sedang mengobrol serius, entah apa yang mereka bicarakan sehingga mereka terlihat sangat serius.
Rama tersenyum saat melihat Tante dan Rani duduk bergabung bersama Om dan dirinya. Om membuka obrolan saat Rani datang bersama istrinya dan mengatakan bahwa Rama minggu depan bermaksud untuk meminta izin membawa Rani menemui orang tuanya di Bogor.
Tante dan Rani sangat syok ketika mendengar tutur kata dari Om yang mengatakan hal yang sama sekali Rani dan Tante tidak mengetahui sebelumnya.
Rani melirik Rama dan yang dilirik malah tersenyum dan memalingkan muka. Rama terlihat sangat senang ketika Rani melihatnya dengan bingung.
Raut wajah Rani yang merasa dirinya sedang bingung terlihat menggemaskan bagi Rama. Tantenya yang melihat pemandangan di depan keponakannya merasa sangat tenang dan ingin segera memberi kabar kepada kakaknya mengenai kabar bahagia dari anak bungsunya.
Tidak terasa hari sudah sangat larut dan Rama merasa sangat tidak enak bila keluar rumah terlalu lama dan pulang larut. Karena bagaimanapun juga Bude masih menunggu Rama pulang.
Tanpa basa-basi Rama meminta izin pulang kepada Om, Tante juga Rani yang masih termenung dengan kata-kata yang tadi ia dengar.
Rani berdiri dengan rasa bingung demi mengantar Rama, seseorang yang telah menjadi pasangannya, untuk keluar menuju kendaraan yang di parkir.
Setelah kepergian Rama, Rani pun menutup pintu untuk segera masuk ke kamarnya untuk istirahat begitu pula dengan Om dan tantenya.
Rani membersihkan badannya yang terasa lengket setelah kepulangannya tadi dari Tebing Breksi. Setelah selesai mandi Rani langsung rebahan.
Sambil menatap langit-langit, Rani merasa rindu dengan Ayah, Ibu dan Kakak. Kemudian, Rani bangkit untuk menelepon mereka.
”Assalamualaikum Kak. Apa Kakak masih bersama Ibu? Bagaimana keadaan Ayah?” Tanya Rani setelah teleponnya diangkat.
”Iya, Kakak masih bersama Ibu. Kakak senang kamu telepon dan sudah merasa lebih baik, juga tenang. Ibu selalu khawatir bila teringat kamu. Kini, kondisi Ayah sudah membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Kami semua akan segera Kembali ke Tanah Air, lusa pagi.” Jawab Kakak.
”Alhamdulillah, kalau memang Ayah kondisinya baik. Rani hanya khawatir kalau Ibu dan Kakak malah jadi sakit karena tidak istirahat.” Ucap Rani.
”Ya, kami di sini akan menjaga kesehatan agar bisa Kembali ke Tanah Air dengan sehat dan bahagia untuk berkumpul kembali.” Kata Kakak.
”Oke, Rani akan tunggu di bandara menjemput kalian semua.” Ujar Rani.
”Tidak usah dijemput, kasihan kamu. Kan dari Jogja takutnya kecapean.” Cegah Kakak.
”Tidak apa-apa, Kak. Sekarang Rani mau minta izin om dan tante agar Rani bisa pulang dengan kereta tercepat besok.” Jawab Rani.
”Tidak usah. Nanti merepotkan Om dan Tante, lagian kakak justru khawatir kalau kamu menjemput kami di bandara takutnya malah kamu yang kerepotan.”
”Rani akan berusaha untuk tidak merepotkan Tante dan Rani juga semaksimal mungkin menjadi lebih mandiri. Rani merasa tidak direpotkan malah Rani merasa senang bisa menjemput kalian semua, karena bagi Rani kalian semua harta yang paling berharga.”
”Oke terserah kamu saja, tapi kamu harus hati- hati ya.” Ucap Kakak mengalah.
”Oke terima kasih, Kakak. Sampai jumpa besok lusa.”
Kini Rani senyum-senyum sendiri setelah melihat foto keluarganya yang sengaja Rani simpan di handphone. Rani bangkit kemudian langsung segera menghampiri tante dan om nya untuk meminta izin agar Rani dipesankan tiket kereta api cepat.
Tante dan Om yang kebetulan belum tidur masih menonton televisi, mereka sedikit kaget dengan permintaan Rani yang mendadak.
Karena Om dan Tante berpikir bahwa yang terjadi adalah hal yang buruk sehingga Rani meminta dipesankan tiket dengan mendadak.
Namun, perasaan mereka segera terjawab karena Rani segera menjelaskan kondisi Ayahnya yang sudah membaik, dan keadaan Ibu juga Kakaknya yang baik- baik saja.
Om langsung menelepon kenalannya, siapa tahu masih punya tiket yang belum terjual untuk segera menginfokannya. Tante juga membelai tangan suaminya untuk memberikan tanda terima kasih.
Rani merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Om dan Tante, karena telah membantunya memesankan tiket untuk menjemput Ayahnya ke bandara.
Setelah Rani berterima kasih, Rani segera naik ke atas, menuju kamar dan langsung beristirahat agar besok Rani bisa terlihat segar.
Pagi-pagi sekali Rani langsung berkemas dan mengepak pakaian yang akan dibawa untuk tinggal beberapa hari di Bogor.
Setelah selesai mengepak pakaian untuk dibawa, Rani langsung mempersiapkan dirinya agar Om dan Tante tidak lama menunggu.
Rani langsung turun dan segera menghampiri Om dan Tante yang sudah siap dan segera berangkat namun tiba- tiba datang Rama dan sudah bersiap pula.
Padahal Rani tidak memberitahunya, tetapi Rama seolah tahu dan bersiap pula, seolah-olah tahu bahwa Rani akan pergi, dan Rama juga sudah berkemas serta membawa tas berisikan pakaian untuknya menginap beberapa hari.
Kebingungan Rani sudah terjawab saat Tante berterima kasih pada Rama yang bersedia mengantarnya ke bandara. Ternyata Rama diberitahu oleh Tante.
Bagaimanapun juga, Rani tidak marah, cuma merasa malu karena sudah merepotkan banyak orang apalagi melibatkan Rama yang baru jadi kekasihnya.
Om dan Tante meminta maaf kepada Rani karena tidak bisa mengantarnya ke bandara namun meminta kepada Rama untuk menemaninya sampai tujuan.
Rama yang menyetujuinya langsung meminta Rani untuk segera naik ke mobil karena waktu sudah mulai beranjak pagi takutnya terlambat ke Stasiun.
Rani terharu dengan kesediaan Rama yang mau mengantarnya dan melindunginya sebagaimana orang yang sudah dekat dari lama.
Mereka langsung meminta izin kepada Om dan Tante untuk meninggalkan mereka dan segera menuju stasiun.
Rama langsung memposisikan Rani duduk dengan nyaman karena perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Mereka kini sudah berada di dalam kereta api .
Rama duduk di samping Rani dengan rasa senang dan bahagia. Walaupun ini pertama kalinya Rani dan Rama pergi jauh bersama, namun bagi Rama ini hal yang baru dan menyenangkan.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part XIX)
Sorry, comment are closed for this post.