Part 21 : Bandara Soekarno Hatta
Dengan waktu yang tersisa sedikit, akhirnya Rama dan Rani bisa datang tepat waktu dan sampai di Bandara sesuai dengan ekspektasi.
Rani menyambut keluarganya dengan suka cita dan penuh haru, Rani tanpa sadar langsung memeluk Ibu dan Ayah serta kakak tercintanya.
Rasa haru yang Rani rasakan, dirasakan juga oleh Rama yang melihat keharmonisan keluarga Rani. Rasa senang Rani sangat jelas terlihat oleh Rama, begitu pula dengan keluarganya.
Ayahnya, yang baru saja pulih dari rasa sakitnya dari bekas operasi jantung, memeluk Rani tanpa ingin melepaskannya. Semua sangat senang melihat tingkah Rani yang seperti anak- anak dan manja terhadap Ayahnya.
Ibunya langsung membujuk Rani yang lupa bahwa mereka sedang ada di tempat umum dan langsung memeluknya untuk segera beranjak.
Rama yang sempat terlupakan langsung memberi salam pada Ayah dan Ibu Rani serta kakaknya yang sedari tadi hanya fokus terhadap Rani saja.
Ayahnya langsung terlihat sangat ramah saat melihat ke arah Rama yang mau datang mengantar Rani. Padahal Ayahnya tahu bahwa Rama memang sudah menyukai Rani sejak Rani masuk sekolah SMA namun karena Rani jarang datang ke Yogyakarta begitupun dengan Rama yang jarang pulang.
Mereka sengaja dipertemukan oleh Bude dan Ibu di acara pernikahan Sinta. Karena cuma cara ini satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk mempersatukan mereka.
Tanpa campur tangan Bude dan Ibu, mana mungkin mereka dapat bertemu dan bersatu melihat Rama yang sifatnya sangat dingin terhadap perempuan dan cuek sehingga orang lain segan untuk sekedar bertegur sapa.
Ayah dan Ibu Rani langsung meminta Rani untuk segera beranjak dari tempatnya kini berada dan segera meninggalkan Bandara Soekarno Hatta menuju Bogor.
Di perjalanan menuju parkiran Rama asyik ngobrol dengan kakaknya Rani. Sementara Rani selalu nempel sama ayah dan ibunya.
Mereka langsung naik kendaraan yang sudah disiapkan oleh supir yang sudah bekerja lama di keluarga Rani. Rani sangat ingin ikut naik mobil bersama keluarganya namun Rani harus ikut dengan Rama.
Rama terus memasang senyum yang sangat hangat saat dekat dengan Rani maupun keluarganya. Rani pamit dan mencium tangan kedua orang tuanya untuk menggunakan kendaraan yang sudah disediakan Rama.
Ayah Rani tersenyum manis begitupun dengan ibunya entah apa yang janggal padahal tidak terjadi apapun yang membuatnya heran namun Rani merasa sedih.
Memang sedikit tidak masuk diakal bahwa mereka akan pergi berjauhan, toh cuma berbeda mobil saja tetapi dengan tujuan yang sama.
Rani segera menepis rasa yang menurutnya tidak masuk akal. Sungguh diluar dugaan bahwa yang Rani rasakan dirasakan pula oleh Rama.
Rama menyadari raut muka sedih yang tersirat di wajah Rani seperti menyimpan kesedihan yang mendalam padahal tidak ada yang terjadi pada keluarga Rani terutama Ayahnya yang sudah baik- baik saja setelah operasinya berhasil di luar negeri.
Rama dengan hati-hati membelai kepala Rani dengan lembut dan menenangkan Rani agar rani terlihat nyaman sebelum kendaraan melaju.
Rani berusaha sekuat mungkin untuk mengusir rasa yang sangat tidak nyaman selama perjalanan, Rani merasa sangat rindu dan kangen terhadap ayah, ibu dan kakaknya entah mengapa rasa itu semakin kuat. Padahal baru saja Rani dan keluarganya berpisah beberapa jam yang lalu.
Rani selalu merasa bahwa pertemuannya di Bandara Soekarno Hatta akan menjadi hari terakhir Rani bertemu dan memeluk keluarganya.
Tanpa terasa Rani meneteskan air mata yang terus mengalir tanpa henti membasahi pipinya yang mulus dan kejadian itu sangat membingungkan bagi Rama.
Dengan rasa sayang dan penuh perhatian terhadap Rani , Rama langsung bertanya kepada Rani.
“Sayang, apa yang terjadi sampai kamu harus menangis? Apakah Mas membuat Rani tidak nyaman?”
Rani cuma terdiam dan tiba-tiba langsung memeluk Rama yang sedang menyetir mobil sehingga harus menepi terlebih dahulu.
“Maaf Mas, Rani peluk sebentar. Rani tidak tahu ini perasaan apa sampai susah untuk menghilangkannya. Rani hanya merasa kalau di Bandara Soekarno Hatta tadi adalah pertemuan Rani terakhir bersama keluarga Rani.”
Kata Rani sambil memeluk Rama dan menangis. Rama sangat kaget mendengar penuturan dari Rani dan merasa aneh juga terhadap perasaan Rani, padahal Rama dan Rani ini juga akan mengunjungi rumahnya di Bogor dan otomatis Rani dan keluarganya pasti bertemu Kembali.
Rani juga bingung dengan perasaannya mengapa harus merasa sedih yang teramat sangat seakan-akan Rani tidak akan pernah bertemu lagi dengan keluarganya.
Rama terlihat sedikit kecewa terhadap Rani yang selalu memikirkan hal yang belum terjadi bahkan mungkin tidak akan terjadi.
Rani dituntun Rama untuk beristighfar dan memohon maaf serta perlindungan terhadap Allah SWT. Rani segera melakukannya karena apa yang dikatakan Rama memang benar adanya.
Setelah Rama melihat Rani tenang dan terlihat nyaman, Rama pun langsung melanjutkan perjalanannya menuju rumah Rani di Bogor.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part XXI)
Sorry, comment are closed for this post.