Part 23 : Pengalaman Pahit
Rama walaupun dalam keadaan yang kacau sekalipun tetap ingat untuk menunaikan kewajibannya melaksanakan sholat Shubuh.
Rama berjalan menuju mushola yang ada di Rumah Sakit tersebut dan segera masuk untuk mengambil wudhu serta mengerjakan shalat fardhu dengan khusyu.
Rama berdoa dan meminta pada Allah SWT agar keluarganya dalam keadaan baik- baik saja. Rama ingin merasakan berkumpul dengan keluarga besar dan memiliki sosok seorang ayah, juga kakak.
Walaupun rasanya serakah karena itu semua milik Rani, namun Rama juga merindukan sosok keluarga yang hangat. Rama tahu rasanya jadi yatim piatu kalau saja orang tua Rama tidak mengalami kecelakaan saat dirinya masih kecil dan Bulenya yang terkena serangan jantung saat dirinya masuk SMP.
Semua peristiwa dan pengalaman pahit yang dialami Rama jangan sampai dialami oleh Rani. Rama berdoa sampai mengeluarkan air mata yang terus mengalir tanpa henti.
Setelah merasa dirinya tenang dan kuat, Rama segera keluar dari mushola dan melihat ke ruangan dimana dokter masih berusaha menangani keluarganya.
Rama langsung menuju ke ruangan dimana Rani berada, Rama duduk sebentar dan membenahi kerudung Rani yang sedikit berantakan, sambil menggenggam tangannya menyalurkan kekuatan yang dimilikinya agar Rani segera sadar.
Sesaat Rama merenung melihat sosok Rani yang cantik dan begitu polos membuatnya tidak tega melihat keadaannya sekarang, bila bangun nanti apa yang akan dilakukannya.
Rani dengan perlahan membuka matanya dan langsung berteriak memanggil Ayah, Ibu, dan kakaknya. Rama yang kaget berusaha menenangkannya dan memanggil suster yang kebetulan melintas dekat dengan ruangannya kini.
Suster menenangkan Rani, kemudian setelah tenang dan sadar Rani terduduk lemas dan menangis. Rama yang khawatir dengan seizinnya Rani, Rama memeluknya berusaha untuk memberinya kekuatan dan perlindungan.
Rani menumpahkan segala kesedihannya yang menjadi beban dihatinya selama ini semenjak di Bandara tadi Rani sudah merasakan rasa yang sangat janggal dan itu artinya peristiwa ini.
Rama terus menguatkan Rani dan membujuknya agar Rani kuat dan dapat mendampingi dan memberikan kekuatan bagi Ayah, Ibu, dan juga kakaknya yang masih terbaring dan ditangani Dokter.
Akhirnya Rani mau mendengarkan apa yang Rama katakan yang membuatnya semangat untuk segera pulih. Rani meminta tolong Rama untuk mengantarkannya ke mushola terdekat untuk melaksanakan kewajibannya sebagai Muslimah yang taat pada agamanya.
Rama segera memapah Rani menuju mushola terdekat karena Rani memaksa tidak mau sholat di ruangan rawat yang baginya kurang khusus karena berbaur dengan pasien lain.
Setelah Rani keluar dari ruang IGD, menuju ruang mushola Rani melihat sekilas Dokter sedang menangani keluarganya membuatnya Kembali menangis dan segera berlari menuju ruangan tersebut.
Namun Rama dengan sigap segera mengingatkan Rani untuk menunaikan kewajibannya terlebih dahulu. Rani pun pasrah dan mengikuti perintah Rama.
Di dalam mushola, Rani menangis tersedu setelah menuntaskan ibadahnya dan berdoa memohon pada Allah SWT agar melindungi keluarganya dan mudah- mudahan keluarganya dalam keadaan baik- baik saja.
Setelah keadaannya tenang Rama dan Rani menuju ruangan dimana keluarganya berada. Bertepatan dengan kedatangannya, dokter pun keluar menanyakan keluarga pasien dan memintanya untuk segera menemui pasien.
Rani dan Rama pun bergegas masuk untuk menemui pasien yang tidak lain adalah ibunya, di saat Rama dan Rani masuk menemui pasien datang pula dengan setengah berlari Bude, Paman, dan Tante Rani.
Mereka menunggu Rani dan Rama di luar ruangan pasien sementara Rama dan Rani berada didalam menemui pasien yang ingin segera bertemu dengan anaknya.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part XXIII)
Sorry, comment are closed for this post.