KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Djogjakarta I’M in love (Part XXV)

    Djogjakarta I’M in love (Part XXV)

    BY 24 Feb 2025 Dilihat: 130 kali
    Djogjakarta I’M in love_alineaku

    Part 25 : Bahagia Berselimut Duka

    Rama dengan sigap meminta bantuan temannya yang ada di daerah Bogor untuk mencarikan seorang penghulu yang bisa datang untuk menikahkannya di tempat yang tidak biasa.
    Zidan sangat senang membantu Rama. Sebagai sahabat yang sangat dekat dan sudah dianggap sebagai saudara, ia dengan cepat melaksanakan tugas yang diberikan Rama kepadanya dan tidak ingin mengecewakannya.

    Zidan juga menghubungi istrinya untuk mencarikan salon yang sederhana tetapi terkesan elegan agar riasan pengantin tidak berlebihan.
    Lastri, istri Zidan, meski sempat bingung, akhirnya menyetujui permintaan tersebut dan segera menghubungi kenalannya yang sudah akrab dengannya untuk merias sekaligus mempersiapkan segala sesuatu terkait akad nikah.

    Rama merasa lega dan segera bersiap mengabari sang ayah yang masih terbaring di ruang ICU.
    Sementara itu, Rani yang sempat syok dengan permintaan ayahnya semakin bingung sekaligus sedih. Walaupun Rani sangat menyukai Rama, ia tidak menyangka harus menikah secara mendadak di usia muda.

    Tantenya segera menenangkan Rani dengan mengusap pundaknya dan membujuknya agar menyetujui permintaan terakhir sang ayah.
    Sebab, tantenya sudah berbicara dengan dokter yang menangani ayahnya dan mendapat kepastian bahwa kondisi ayahnya sudah sulit untuk disembuhkan.

    Dengan perasaan campur aduk, Rani menyetujui permintaan ayahnya. Kini, ia hanya tinggal menunggu dan melihat bagaimana reaksi Bude terhadap permintaan ayahnya yang mendadak.
    Rani melihat Bude sedang berbicara serius dengan Rama di luar ruangan. Dari raut wajahnya, Rani menebak bahwa Bude merasa kaget dengan permintaan ayahnya.

     

    Percakapan antara Rani, Rama, dan Bude:

    Rani: “Mas Rama, kalau sekiranya permintaan ayah sangat memberatkan, Mas boleh menolaknya. Karena bagi Rani, pernikahan adalah janji suci dan bukan main-main. Janji ini langsung dengan Allah SWT.”

    Rama: “Mas sudah yakin sejak pertama kali kita bertemu. Mas justru ragu apakah Rani mau menikah dengan Mas, mengingat usia kita terpaut jauh, yaitu 10 tahun.”

    Bude: “Rani, Rama, Bude hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Bude sangat senang melihat hubungan kalian yang semakin berkembang. Walaupun bukan karena kejadian ini, Bude dan keluarga Rani sebenarnya sudah berencana untuk mendekatkan kalian sampai ke jenjang pernikahan.”

    Rama dan Rani memeluk Bude, kemudian mereka bertiga segera mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan permintaan ayahnya.

    Meski di hatinya masih tersimpan duka, Rani sebenarnya sangat bahagia, begitu pula dengan Rama. Mereka tidak menyangka bahwa cinta mereka akan dipersatukan secepat ini. Namun, di satu sisi, Rani juga sangat berduka karena keadaan yang serba kacau.


    Di momen bahagianya ini, ibunya sudah terlebih dahulu meninggalkannya, sementara kakaknya masih belum sadar.
    Kini, ayahnya pun hanya memiliki waktu yang tidak bisa dipastikan, karena semua bergantung pada ketahanan tubuhnya untuk bertahan hidup.

    Lastri tiba di rumah sakit bersama tim salon, lalu menghampiri Rama dan Rani.
    Rani segera mengikuti penata rias yang akan mendandaninya, sementara Rama tetap menunggu di luar, menanti Zidan yang belum datang bersama penghulu.

    Tantenya masih berada di ruang ICU, menemani ayahnya Rani yang sudah tidak sabar ingin segera menikahkan putrinya.
    Sementara itu, Lastri menyiapkan meja untuk ijab kabul beserta aksesori sederhana.

    Dengan tergesa-gesa, Zidan akhirnya tiba bersama penghulu, menghampiri Rama yang tampak sangat khawatir.
    Saat hendak masuk ke ruang ICU, Zidan menarik Rama dan menyerahkan mas kawin yang sangat indah.

    Rama terkejut karena ia sampai lupa menyiapkan mas kawin untuk Rani. Namun, Zidan memahami situasi, sebab ini bukanlah akad nikah yang biasa dilakukan orang-orang pada umumnya.

    Dengan perasaan yang campur aduk, Rama mengucapkan Bismillah, berharap acara pernikahannya berjalan lancar, penuh berkah, dan dapat memenuhi keinginan terakhir ayah Rani.

    Rama masuk ke ruang ICU, ditemani penghulu, Zidan, serta tante yang menjadi saksi.
    Dengan lantang dan fasih, Rama mengucapkan ijab kabulnya, yang langsung dinyatakan sah.

    Setelah sah, Rani yang didampingi Bude menghampiri Rama dan ayahnya. Mereka kemudian memeluk sang ayah setelah saling menyematkan cincin pernikahan.

    Tangis haru menyelimuti seluruh ruangan. Namun, tiba-tiba, ayahnya memuntahkan banyak darah dari mulutnya dan langsung tidak sadarkan diri.

    Rani panik, begitu pula dengan Rama. Mereka segera memanggil dokter. Dengan sigap, dokter memeriksa kondisi ayahnya, tetapi hanya bisa menggelengkan kepala dan meminta maaf karena tidak bisa berbuat apa-apa.

    “Allah SWT lebih sayang kepada ayahnya,” ujar sang dokter dengan nada penuh simpati.

    Rani langsung berteriak histeris, memeluk ayahnya, dan menangis meraung-raung.
    Rama mencoba menenangkannya, meski hatinya sendiri terasa begitu berat.

    Semua orang yang ada di ruangan itu ikut bersedih melihat Rani, yang benar-benar mengalami nasib malang.
    Baru beberapa jam yang lalu, ia kehilangan ibunya, dan kini harus kembali menelan pil pahit karena kepergian ayahnya.

    Rama tetap berusaha menguatkan Rani, sementara tantenya mengurus administrasi jenazah dan Bude membantu membopong Rani yang nyaris kehilangan tenaga.
    Zidan dan istrinya ikut menyelesaikan dan merapikan bekas acara akad nikah yang baru saja berlangsung.

    “Sungguh miris, ya. Kasihan Rani dan Rama. Hari bahagia mereka justru berselimutkan duka. Mudah-mudahan mereka diberikan kebahagiaan yang akan terus menyertai mereka di masa depan,” ucap Lastri dengan suara lirih.

    “Aamiin,” sahut Zidan.

    “Kita doakan saja mereka bersama-sama.”

     

     

    Kreator : Rani.Ramayanti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part XXV)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021