KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » DOA YANG TETAP

    DOA YANG TETAP

    BY 23 Des 2022 Dilihat: 308 kali

    Oleh : Yosep Boli

    Where is a will, there is a way, “ di mana ada kemauan di situ ada jalan.” Demikian  petikan bahasa pengantar yang pertama aku dengar dari mulut guru bahasa Ingris kala itu sebagai bahasa pengantar di hari pertama belajar bahasa Inggris pada bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Aku kembali membayangkan seperti apa pikiranku waktu itu ketika guru bahasa Ingris mengawali pembelajaran dengan mendahuluinya dengan motto syarat makna itu. Jalan tentu akan dengan sendirinya tetap ada karena hanya melaluinyalah kita sampai ke tujuan tetapi apa sesungguhnya makna kemauan itu sendiri. Sekarang ketika aku sudah melewati lika-liku jalan itu dan aku telah menjadi pribadi yang sempurna baru aku sadar bahwa kemauan itu sungguh selalu ada dan senantiasa mengiringi tapak hidupku sampai saat ini. Hanya kemauanlah aku bisa memiliki semuanya. 

    Yang pasti waktu itu adalah bahwa akan terasa sulit untuk menggapai sukses dalam keterbatasan akses pembelajaran. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama waktu itu masih terasa menjadi momok yang menakutkan untuk meraih keberhasilan di tingkat ini. Bagaimana bisa memastikan meraih sukses kalau belajar masih bergantung pada orang lain dengan segala keterbatasan tanpa ada dukungan akses dan sumber belajar yang bisa dimiliki sendiri atau sekurang-kurangnya bisa dipinjamkan dari teman namun semuanya semata-mata hanya dari guru.  Kenyataan ketika itu bahwa mencatat adalah rutinitas keseharian dalam kegiatan pembelajaran. Tidak pernah mengenal lelah apalagi mengeluh. Setiap pertukaran semester di akhir tahun ajaran, yang terlintas dipikiran dan menjadi ketakutan adalah bayangan kegagalan untuk tidak bisa beranjak naik ke kelas yang lebih tinggi berikutnya. Tentu dengan keterbatasan ini tidak bisa mengurangi kemauan yang telah di kutulis apik di halaman depan catatan ku. Kemauan harus mengalahkan keterbatasan. 

    Berbekalkan kekuatan baru ketika raga dan jiwa ini merasakan menyatu dengan Tuhan dalam prosesi  agung menjadi pemeluk agama yang dewasa. Mmemperoleh meterai iman sebagai bekal menapaki kehidupan bersama Tuhan menjadikan ku sudah harus berpikir tentang bagaimana menggantungkan  kemauan bersama Tuhan sebagai modal untuk memacu jiwa dan raga demi menggapai keberhasilah. Ada ujud doa kecilku setiap kali aku dibayangi oleh perasaan cemas karena terbayang akan kegagalan, terseliplah doa ini dalam intensi pribadiku untuk meminta campur tangan Tuhan,” Ya Tuhan, mohon cita-citaku berhasil.” Setiap kali doa kecilku ini ku ucapkan rasa takut  dan cemasku beranjak pergi dan yang tersisa hanyalah keyakinan bahwa Tuhan pasti menolongku.

    Aku bisa membuktikannya ketika menghadapi ujian akhhir pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebagai sekolah titipan. Mengeyam pendidikan di sekolah swasta, segala sesuatunya menjadi terasa sulit. Nasib kita tergantung pada sekolah penyelenggara. Bisa dibayangkan, hanya untuk mendapatkan pas foto saja kami harus melakukan perjalanan hampir sehari penuh padahal jarak tempuh tidak lebih dari lima puluh kilo meter. Di tahun delapan puluhan, pemandangan seperti itu adalah lazim. Dan dengan kondisi yang sama juga para pengawas dari sekolah penyelenggara akan mendatangi sekolah kami dalam tugas kepengawasan. Memasuki ruang ujian terasa seperti berada pada sebuah ruang pengadilan dengan dua orang pengawas ruang  duduk di depan kami. Mereka begitu asing bagi kami yang setiap saat mungkin akan menjatuhkan sangsi ketika mendapatkan kesalahan sedikitpun dari peserta ujian. Kalau demikian keadaannya, segala sesuatu yang disiapkan oleh peserta ujian dari rumah, kegigihan belajar hampir separuh malam bisa jadi akan terbang berantakan. 

    Bagaimana dengan aku ? Melewati tahap akhir pendidikan ini terasa seperti berusaha untuk menggulingkan batu besar seorang diri. Seribu satu bayangan akan kegagalan tetap terngiang di telingaku. Apakah kerja keras ku selama tiga tahun harus sampai pada titik kegagalan karena kegagalan alias tidak lulus ujian masih merupakan hukuman bagi yang tidak memiliki kemauan sebagaimana yang disampaikan guru Bahasa Inggrisku ketika itu. Dalam diam tetap ku sebut Nama Tuhan melalui doa kecilku ,” Ya Tuhan, mohon cita-cita ku berhasil.” Doa kecil ku inilah yang terus ku bawa dalam daras doaku setiap saat aku berada dalam kecemasan, sebelum belajar, sebelum pergi tidur, setelah bangun dari tidur malam sampai masuk dalam ruang ujian. Doa kecil ku inilah membuat aku teguh dalam kemauan. Aku harus menang, aku pasti berhasil. Aku yakin doa kecilku pasti didengar Tuhan. Dan sesuatu yang bagiku terasa mustahil, telah dijawab Tuhan ketika pengumuman kelulusan tiba. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mendengar doa kecil ku. Engkau mengulurkan tangan lembutMu untuk memacu kemauanku, aku akhirnya meraih suksesku di jenjang ini. Syukur berlimpah bagi Mu Tuhan, aku tetap dalam pelukan Mu melalui doa ku yang tetap. 

    Bagikan ke

    Comment Closed: DOA YANG TETAP

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021