KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dua Dunia Atan part 2

    Dua Dunia Atan part 2

    BY 29 Des 2024 Dilihat: 98 kali
    Es Menjadi Bubur_alineaku

    ES MENJADI BUBUR

    Sudah dua bulan lamanya Ayah Atan ke Pekanbaru. Pendidikan Polisi Pamong Praja, katanya. Itu loh polisi yang suka mengatur pedagang kaki lima. Polisi yang suka marah-marah sama orang yang buang sampah sembarangan. Sudah dua bulan juga Atan bersama Ibu membanting tulang guna menyara hidup mereka. 

    Seperti biasanya, ibu Atan tetap membuat roti bakar. Setiap pagi sehabis subuh, Atan menjajakan roti buatan Ibu ke rumah-rumah tetangga. Begitu matahari muncul di ufuk timur, Atan segera mandi dan mengantar roti ke warung Haji Harun. Pulangnya, tidak lupa singgah di pabrik es A Chuan di Pelantar Baru. Satu termos es kemudian bergayut di stang sepeda ontel yang dibawanya. Kerja keras yang dilakukan Atan dan Ibu adalah untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Saat berangkat, Ayah Atan tidak meninggalkan uang belanja sepeser pun buat mereka.

    ”Tan, nanti kalau ke sekolah jangan lupa singgah rumah Mak Tih, ya. Bawakan daun pisang yang beliau pesan semalam.”

    ”Ya, Mak. Berapa harganya?”

    ”Kasih saja. Uangnya sudah dibayar semalam.”

    Kemudian Atan berangkat ke sekolah sambil menenteng termos es dan daun pisang pesanan Mak Tih.

    Sesampai di halaman sekolah, teman-teman telah mengerubungi Atan dan membeli es yang dibawanya. Memang es yang dijual Atan cukup enak. Es lilin namanya. Es yang berbahan baku santan dan gula ini begitu renyah. Harganya juga tergolong murah. 

    Lonceng tanda dimulainya pelajaran memecah hiruk pikuk warga sekolah. Anak-anak berhamburan menuju ke pintu kelas lalu berbaris rapi. Atan sibuk membenahi jualannya dan segera mendapatkan kelasnya. Ia berbaris di belakang teman-teman lelaki di kelasnya. Satu per satu murid masuk ke kelas. Atan masuk paling belakang dan meletakkan dagangan esnya di dinding dekat pintu.

    Tidak berapa lama berselang, Bapak Abdul Kadir telah muncul di depan pintu. Langkahnya sedikit terhenti. Matanya tertuju pada termos es yang ada di dekat pintu. Kemudian pandangannya menyapu ke seluruh ruangan.

    ”Siapa punya?” tanya Bapak Abdul Kadir.

    ”Saya, Pak.” jawab Atan sambil berdiri.

    Taruk di luar!”

    Taruk di luar, Pak?” Atan bertanya untuk meyakinkan dirinya.

    ”Ya. Mengganggu!”

    Dengan langkah yang lemah, Atan bergerak menuju termos es nya dan meletakkan di sebalik dinding bagian luar kelas. Kemudian kembali ke bangkunya.

    Sepanjang pelajaran Bapak Abdul Kadir, pikiran Atan tidak fokus pada pelajaran yang dijelaskan. Sesekali lehernya dipanjangkan dan melihat ke arah jendela dekat dinding dimana esnya diletakkan.

    ”Kumpulkan!” 

    Terdengar suara Bapak Abdul Kadir mengagetkan warga kelas. Atan terkejut karena soal yang diberikan Bapak Abdul Kadir baru tiga dari sepuluh soal. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang terjatuh di sebalik dinding dekat pintu. 

    Atan menghambur keluar. Sejenak dia tertegun. Termos esnya tumbang. Atan segera membuka penutupnya. Matanya terbelalak. Esnya telah berubah menjadi bubur es yang bercampur dengan kaca termos. Atan tidak kuasa menampung air matanya. Isak tangisnya tidak tertahan lagi. Dengan sesenggukan dia meratapi jualannya yang telah hancur.

    Bapak Abdul Kadir keluar mendekati Atan. Diikuti teman-temannya yang juga penasaran ingin mengetahuinya.

    ”Mengapa, Tan?” tanya Bapak AbdulKadir.

    ”Es saya, Pak.”

    Ngapa es kamu?”

    ”Tumbang, Pak.”

    ”Mengapa sampai tumbang?”

    ”Tidak tahu, Pak.”

    ”Sudah…..sudah, ayo masuk… Masuk semua.” terdengar suara Bapak Abdul Kadir memecah kerumunan.

    ”Ayo Tan bawa ke dalam.” lanjut Pak Abdul Kadir.

    Dengan langkah lunglai, Atan membawa termos es ke dalam kelas. Ada sedikit sesal di dalam hatinya saat membawa termos pecah ke dalam kelas. Sampai sekolah selesai, pikiran Atan tidak lagi terfokus pada pelajaran. Pikirannya hanya tertuju pada termos es yang pecah. 

    Siangnya setelah sampai di rumah, Atan menemui ibunya. Tangisnya pun terlepas tak terkendali. 

    ”Ada apa, Nak?” tanya Ibu Atan.

    ”Es Atan, Mak. Pecah.”

    ’Es pecah biasa lah. Mengapa pakai nangis?”

    ”Bukan, Mak. Bukan es yang pecah.”

    ”Lalu apa? Tadi bilang es yang pecah.”

    ”Termosnya.” jawab Atan.

    ”Bagaimana bisa pecah?” tanya ibunya.

    ”Pak Kadir.”

    ”Apa?? Pak Kadir yang pecah?” tanya ibunya agak terkejut.

    ”Bukan, Mak.” jawab Atan.

    ”Lalu?”

    ”Pak Kadir yang suruh termos Atan diletak di luar. Biasanya di dalam. Tiba-tiba tumbang begitu. Tapi tak tahu mengapa sampai tumbang,” jelas Atan.

    “Mak, macam mana Atan mau bilang sama A Chuan?”

    ”Sudah, tenang ya. Nanti Atan jujur saja sama A Chuan. Dia tentu maklum. Jangan buat alasan yang Atan tak pasti, ya. Kalau kita jujur pasti semua akan berjalan dengan lancar.”

    ”Ya, Mak. terima kasih, Mak.”

    ”Sekarang segera antar termos tu balik. Uang es yang laku diserahkan semua pada A Chuan. Jangan kau ambil dalal-nya.”

    ”Ya, Mak.”Jawab Atan sambil berlalu.

    ”Jangan lupa ambil rotinya sekalian di warung Haji Harun.”

    ”Ya, Mak.” jawab Atan dari atas sepeda ontelnya.

    Tidak berapa lama bayangan Atan berlalu menghilang di tikungan jalan rumahnya menuju pabrik es A Chuan.

    ****

     

    menyara = membiayai

    taruk =letak

    dalal = upah jual

     

     

    Kreator : Syafaruddin

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dua Dunia Atan part 2

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021