“Pak Andri? Ada apa? Sudah waktunya patroli.”
Seorang polisi menghampiri Andri.
“Lihat Pak Andrew nggak? Mestinya beliau ada disini.” Tanya Andri
“Andrew? Tidak ada yang namanya Pak Andrew disini.”
“Sebentar, Pak! Rapat kita barusan dipimpin oleh Pak Andrew, rencana ini juga disetujui Pak Andrew!” Kata Merlot
“Hah? Maaf Bu. Bukannya Bu Merlot yang memimpin rapat tadi? Penyebarannya juga Ibu sendiri yang merencanakan.”
Andri dan Merlot langsung terdiam mendengarnya.
“Sial, kita terlambat.” Kata Andri
“Bentar, Pak. Saya tidak mengerti, jujur. Dari awal, tidak ada yang namanya Andrew di kepolisian khusus.”
“Itu karena-” Kata Andri terputus
“Karena aku telah ‘menghilangkan’ Andrew.”
Orang itu menyerang Andri dari belakang dan Andri menghindarinya dengan waktu setipis kertas, tapi, serangan itu menyentuh polisi di depannya. Merlot yang melihat itu menepis dan memukul mundur orang itu.
“Wow! Kalian memang cocok.” Orang itu membuka jaket dan melemparnya ke samping
Seorang pria seumuran Merlot dengan senyum jahatnya memunculkan diri.
“Leo! Kamu terlalu mencolok, tahu!”
Seorang perempuan seumuran Andri muncul dari belakang Leo. Saat itu, Andri dan Merlot berpikir hal yang sama.
“Sejak kapan mereka ada di belakang kami? Kehadirannya tidak terasa.” Kata Andri dan Merlot dalam hati
“Kaget ya? Pantesan saja, sihir kalian yang nggak alami nggak bakal bisa merasakan kehadiran kami.”
“Mama, biar aku urus yang laki, Mama tolong urus yang perempuan.” Bisik Andri
“Tunggu dulu, Andri, kita nggak tahu kemampuan yang perempuan.” Bisik Merlot
“Ketahuan, Mam, kalo yang laki bisa menghilangkan eksistensi orang, si cewek itu yang bisa meng-skip waktu. Mereka sebab fenomena ini terjadi.” Bisik Andri
“Pantes kamu bilang musuh kita ada dua orang.” Kata Merlot
“Mau sampai kapan kalian bisik-bisik kayak begitu? Capek nunggunya!” Kata Leo
“Leo, biar aku ambil yang cowok! Aku suka dia!”
“Kebetulan aku mau ambil yang perempuan, kayaknya dia kuat.” Kata Leo
“Jangan harap!” Seru Andri sambil melempar Sanggrah Sepuluh
Leo mementalkan Sanggrah Sepuluh dengan pedang besarnya. Kesempatan itu diambil Andri dan meninju wajah Leo sampai terdorong. Teman Leo langsung menyerang Andri, tapi, tendangan Merlot tepat mengenai wajahnya. Akhirnya, Merlot dan Andri saling menghadapi lawannya.
“Wah! Memang tidak bisa ditebak!” Kata Leo
“Tapi sayang banget, kalian sudah kejebak!”
Sesaat, Merlot dan Andri berubah tempat. Tidak ada tanda sihir, tidak ada perasaan, semuanya terjadi secara instan.
“Kamu milikku!”
Perempuan itu menerjang dengan tendangan, tapi, Andri dapat menahannya dengan baik.
“Wah! Kamu kuat, memang tipeku.”
“Moon maap, tipeku perempuan yang lebih tua.” Kata Andri
Tendangan itu ditepis Andri dan dibalas dengan tendangan kanan, tapi, perempuan itu tahu-tahu sudah menghindarinya dan membalas Andri kembali dengan tendangan. Sempat kebingungan, Andri bisa menahan tendangan itu dan menendang undur perempuan itu.
“Namaku Kamelia, salam kenal, Andri!” Kata perempuan itu
Masih kebingungan dengan sihir Kamelia, Andri memutuskan untuk mundur selangkah.
“Tahu-tahu dia sudah menghindar, bagaimana caranya? Sihir Mama yang perlu obat saja mesti merapalkan teknik.” Kata Andri dalam hati
“Hmm? Bingung ya? Wajar sih, prinsip sihir modern nggak bakalan bisa ngikutin prinsip sihir primitif.” Kata Kamelia
“Sihir primitif?” Kata Andri
“Betul! Api, air, angin, dan tanah, Ada yang spesial sih kayak aku dan Leo, waktu dan eksistensi. Semua itu dalam kategori sihir primitif, sihir yang sudah lama atau nggak banyak orang yang bisa.” Kata Kamelia
“Masih sempet buat ngobrol? Berani juga kau!”
Leo menyerang Andri dari belakang, tapi, Andri dapat menghindarinya dan mundur ke belakang.
“Leo! Lagi seru ini!” Kata Kamelia
“Berisik! Tetap di rencana awal dong! Kita nggak kesini buat senang-senang!” Kata Leo
Melihat Leo yang sudah bersama Kamelia, wajah Andri menegang. Jika ada Leo, berarti kemungkinannya hanya satu.
“Dimana Ibuku?” Tanya Andri
“Hah?”
“Wanita berambut merah tadi, dimana dia!?” Tanya Andri
“Ohhh… Dia toh? Hah! Sudah tahu malah tanya, jawabannya cuma satu kan?” Kata Leo
Andri terdiam mendengarnya.
“Baiklah, kalian sudah salah memilih lawan!” Seru Andri menghentakkan kaki
“Hah! Memangnya kau bisa apa?” Kata Leo bersiap mengayunkan pedang
Andri menerjang Leo, tapi, Leo tidak siap dengan kecepatan Andri yang tiba-tiba menjadi lebih cepat.
“Ugh! Rasakan ini!” Leo mengayunkan pedang
Sebelum ayunan pedangnya sampai, Andri menghindarinya dan menyerang Leo dengan tendangan lutut ke wajah Leo. Serangan itu dilanjutkan dengan pukulan sampai menjatuhkan Leo ke tanah.
“A-apa ini!? Kecepatannya nggak wajar! Apa bener dia nggak bisa sihir!?” Kata Leo
“Kembalikan wanita itu!” Seru Andri
“A-a-ku nggak bisa.” Kata Leo
Mendengar perkataan Leo, kemarahan Andri malah makin menjadi-jadi dan terus menghajar Leo. Kamelia yang melihat itu menyerang Andri dengan senjata kecilnya, tapi, Andri secara instan menghindar dan sudah berada di belakang Kamelia.
“Ganggu!” Kata Andri mementalkan Kamelia
Leo yang tadinya terkapar berusaha berdiri, tapi, dia malah ditendang Andri kembali sampai jatuh. Gerakan Andri yang sedari tadi tidak wajar membuat Kamelia menyimpulkan satu hal.
“Kamu sama sepertiku! Hahahaha!” Kata Kamelia sambil tertawa “Kecepatan itu, serangan itu, semuanya nggak wajar sampe aku bingung, ternyata kamu sama sepertiku! Penyihir waktu!”
Mendengar perkataan Kamelia, Andri terhenti.
“Diamlah, aku tidak sama dengan kalian.” Kata Andri
“Kamu bilang begitu, tapi, semuanya yang barusan terjadi berkata lain, Andri! Apalagi tadi! Sekejap kamu langsung di belakangku, padahal, posisimu ada di bawah, apa itu masuk akal?” Tanya Kamelia
Andri kembali terdiam dan kesempatan itu dipakai Leo untuk menyerang Andri. Sebelum pukulannya sampai, Andri melempar Leo ke dinding, masih dengan kecepatan yang tidak bisa dicapai manusia biasa.
“Itu! Kamu sama seperti aku! Andri, sadarlah! Kamu pasti pernah lihat sihir penambah kecepatan, kan? Apa itu kecepatan yang bisa dicapai hanya dengan sihir itu?” Tanya Kamelia dengan senyum lebar
Untuk sekian kalinya, Andri terdiam. Memang, bahkan dengan sihir penambah kecepatan pun, seharusnya dia tidak bisa secepat itu, apalagi, dia tahu sendiri dia tidak bisa sihir.
“Nah! Aku akan pergi dulu, Andri sayang. Kita bakalan ketemu lagi nanti!” Kata Kamelia
Ternyata, selagi Andri berpikir, Kamelia sudah membawa Leo dan langsung menghilang begitu sadar.
Saat itu, hanya satu pikiran Andri ‘sebenarnya aku bisa sihir atau tidak?”.
Kreator : Hitogo
Comment Closed: Echanta Operation (Part 5)
Sorry, comment are closed for this post.