KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Aksi » Echanta Operation (Part 6) II

    Echanta Operation (Part 6) II

    BY 19 Jul 2024 Dilihat: 191 kali
    Echanta Operation_alineaku

    POV: Shinobu waktu Andri belum diadopsi

    Depan pintu Carmila Nightclub House.

    “Kak, ini hanya perasaanku saja, atau kayaknya ada perdagangan anak?” Tanya Merlot

    “Merlot, kita sedang susah dengan kondisi kita, apa masih ada waktu buat mengkhawatirkan yang nggak pasti?” Tanya Shinobu

    “Masalahnya, mereka ada di situ.” Jawab Merlot sambil menunjuk salah satu kendaraan

    Shinobu melihat ke arah yang ditunjuk Merlot dan melihat hal yang tidak terduga. Memang terlihat sebuah mobil box besar yang sedang dimasukan anak-anak di bawah umur.

    “Astaga, zaman sekarang masih ada perdagangan anak-anak? Gila ap- Merlot!” Kata Shinobu

    Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Shinobu mengejar Merlot yang berlari ke arah mobil box. Tak butuh waktu lama sampai Merlot mengeluarkan botol obat dan melempar ke arah sekawanan penculik anak.

    “Sihir cinta, teknik Carmila, Cinta Mematikan!” Seru Merlot

    Botol yang dilempar Merlot pecah dan menyebarkan sihir yang tertampung di dalamnya. Seketika, sekawanan penculik yang terkena sihir Merlot langsung mematung.

    “Buka box-nya dan keluarkan anak-anak!” Kata Merlot

    “Baik!” Seru penculik

    Mereka langsung membuka box dan membebaskan anak-anak di dalamnya.

    “Hei! Apa-apaan kalian!? Kenapa mereka malah dikeluarkan- Kau! Apa yang kau lakukan?”

    Seorang penculik lagi membawa pistol dan mengacungkannya pada Merlot.

    “Gawat!” Seru Merlot

    Sebelum berhasil menembak, Shinobu, dengan tutup tempat sampah besi, memukul penculik berpistol dan membuatnya pingsan dalam satu ayunan.

    “Kak Shinobu! Makasih, lho!” Kata Merlot

    “Gila ya kamu! Beruntung nasibmu mujur kali ini.” Kata Shinobu

    “Kan yang penting kita bisa selamatkan anak-anak, nggak mungkin kita biarin saja melihat mereka diculik kan?” Tanya Merlot

    “Percayalah, aku sudah nggak punya tenaga untuk menolong yang lain. Tahu sendiri kan kondisi kita?” Jawab Shinobu “Satu hal yang sudah pasti, kita keluarin dulu mereka dari sini.”

    Merlot dan Shinobu melepaskan anak-anak yang diculik satu persatu dan membiarkan keluar dari box, menyisakan satu anak yang berusia kurang lebih 10 tahun. Laki-laki dengan tubuh kurus, bukan kurus sehat, tapi, kurang nutrisi, dengan dirantai dengan rantai khusus dan terdapat penanda sihir dengan catatan khusus di pergelangan tangan kanannya.

    “1950? Ini apaan? Tahun, kah?” Tanya Merlot

    Shinobu yang masih mengamati anak laki-laki yang mereka selamatkan mendapati sebuah fakta yang tidak bisa diterima oleh logika mereka sekarang.

    “Merlot, mau mastiin saja, sekarang tahun berapa?” Tanya Shinobu

    “2024, kenapa?” Tanya Merlot

    “Astaga…” Kata Shinobu

    Shinobu langsung terduduk karena kaget.

    “Eh? Kak, aku nggak ngerti sama sekali, lho.” Kata Merlot

    “Sebenarnya aku juga nggak, cuman, jawabannya hanya satu yang masuk akal,” Kata Shinobu “Dia memang berasal dari masa lalu, tapi, dia melompati waktu ke masa sekarang. Cuma itu jawabannya.” 

    “Kak, sihir waktu sudah lama punah sejak tahun 1999, sudah dipastikan pemerintah tidak ada lagi penyihir yang bisa melompati waktu. Kan Kakak tahu sendiri betapa berbahayanya mereka waktu perang dengan sindikat teroris waktu kan?” Kata Merlot

    “Merlot, kamu perhatiiin, bagaimana pakaian anak-anak yang diculik? Coba kasih tahu, apa yang membuatmu berpikir anak ini berusia 10 tahun di tahun ini?” Tanya Shinobu

    Merlot memikirkan perkataan Shinobu dan mencoba mengingat. Yap, tidak ada, pakaian mereka memang tidak layak pakai, tapi, anak ini memakai baju budak yang terlihat seperti karung goni yang dibentuk menjadi baju. Modelan seperti ini sudah tidak ada sebelum tahun 1999.

    “Bagaimana? Kamu paham, kan? Anak ini adalah penyihir waktu yang masih hidup!” Kata Shinobu “Gawat, kita mesti kasih tahu polisi sihir, biar mereka yang urus selebihnya.”

    Sebelum Shinobu mengambil ponsel, Merlot menghentikan Shinobu.

    “Merlot?” Kata Shinobu

    Merlot hanya terdiam.

    “Merlot, kamu gila kah? Dia ini penyihir waktu lho! Kita nggak bakal tahu ancaman apa yang anak ini bakal kasih kalau dia sudah besar!” Kata Shinobu

    “Kak, coba lihat lagi badan anak ini, terutama di kakinya.” Kata Merlot sambil melihat kaki anak itu

    “Hah?” Kata Shinobu

    “Kak, kakinya.” Kata Merlot dengan nada serius

    Shinobu melihat kakinya dan kaget untuk yang kedua kalinya. Kakinya menampakkan bekas cambuk, bekas sundutan rokok, dan sayatan. Di pipinya, ada bekas tamparan baru dan yang lama di kedua sisinya.

    “Kak, ada kemungkinan dia nggak bisa ngendaliin sihir waktunya, mungkin saja dia nggak tahu dia bisa sihir waktu. Kalo memang dia berbahaya, apa dia bakalan diam saja disiksa parah kayak gini? Kalo bahkan dia tahu saja dia bisa ngendaliin waktu, apa dia bakal memilih diam saja dan disiksa?” Kata Merlot

    Shinobu masih terdiam memikirkan kemungkinan itu.

    “Jadi, ada kemungkinan dia pakai sihir waktunya secara nggak sadar?” Tanya Shinobu

    “Dan sialnya lagi, dia malah terjun di waktu yang salah.” Jawab Merlot

    Merlot dan Shinobu lagi-lagi terdiam. Mereka juga sama sekali tidak tahu mereka harus berbuat apa terhadap fakta ini. Sampai satu ide muncul di benak Merlot.

    “Aku bakal adopsi dia jadi anakku.” Kata Merlot

    “Hah? Adopsi anak disaat gini?” Tanya Shinobu

    “Aku tahu ini gila, masalahnya, aku nggak mau ninggalin dia dengan kondisi seperti ini. Kalo dia memang penyihir waktu yang disangka berbahaya, bukannya lebih baik dia diadopsi sama kita? Setidaknya, dia nggak bakalan jadi ancaman selama masih dididik oleh kita.” Jawab Merlot

    “Oi, kamu tahu pekerjaan kita apa di Carmila? Kerjaan kita itu wanita ********. Kita sama sekali nggak punya tempat yang pantas untuk anak laki-laki.” Kata Shinobu

    “Aku ada cara, Kak. Cuman, kalo aku kasih tahu detail-nya. Novel ini bakal kena rating 18+, nanti pembaca banyak protes, jadi, kayaknya, nggak bisa aku ceritain detail deh.” Kata Merlot

    Shinobu menghela napas panjang setelah mendengar perkataan Merlot.

    “Kamu ada benernya sih. Tapi Merlot, tolong janji satu hal. Kita temuin anak ini berbarengan, jadi, kalo ada yang bisa aku atau anak-anak bantu, ngomonglah, oke?” Kata Shinobu

    “Bagaimana sih, kak, aku memang bakal ngelibatin Kakak, jadi, siap siap saja.” Kata Merlot

     

     

    Kreator : Hitogo

    Bagikan ke

    Comment Closed: Echanta Operation (Part 6) II

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021