“Aisha! Akhirnya kamu datang!” Kata Kamelia menghampiri Aisha.
“Apa semuanya sudah siap?” Tanya Aisha.
“Udah, semuanya siap.” Jawab Kamelia.
Tangan Andri sudah bersiap menyerang, tapi, dia berhenti.
“Oh kami bukan musuhmu, sungguh.” Kata Kamelia.
“Tau kok, cuman…” Kata Andri terdiam.
“Mamamu ya? Beliau di sana, kok.” Kata Kamelia sambil melihat ke arah menunjuk.
Begitu Andri melihat ke arah yang ditunjuk Kamelia, mata Andri membelalak
“Mama!” Teriak Andri.
Wanita yang diteriaki Andri melihat dengan wajah kaget.
“Wah! Andri! Bentar!” Seru Merlot.
Terlambat, Merlot terpaksa menyambut pelukan Andri dan mereka berdua jatuh.
“Adududuh… eh! Mama nggak apa-apa?” Tanya Andri.
“Sakit sih, tapi, nggak apa-apa, kok.” Jawab Merlot sambil tersenyum.
Andri membantu Merlot berdiri.
“Kamu pikir kamu masih mungil? Kamu malah sama tingginya sama aku, tau.” Kata Merlot sambil membersihkan celananya yang kotor.
“Aku… Aku…” Kataku.
Sebelum Andri bisa berkata-kata lagi, mata Andri berkaca-kaca.
“Pasti syok, ya? Mama disini, kok. Mama nggak bakal ninggalin kamu, oke?” Kata Merlot sambil memeluk Andri dengan erat.
Saat itulah tangisan Andri lepas, tidak tergambar betapa leganya Andri memeluk Merlot. Kehangatan dan suara yang sangat dia rindukan setelah sekian lama ternyata belum hilang.
“Ohh… iya, rencananya… kita harus selamatkan teman-teman dan Kak Laksmi!” Kata Andri.
“Nggak, kita masih ada waktu.” Kata Aisha.
“Tapi…” Kata Andri terputus.
Aisha menempelkan jari telujuknya di bibir Andri.
“Kita. Masih. Ada. Waktu.” Kata Aisha dengan penekanan di setiap kata
Andri terdiam tidak bisa membantah Aisha.
“Andri, aku, nggak, kami selalu memperhatikan kamu dari jauh. Kurang lebih kami tau kamu orang yang seperti apa. Makanya, setidaknya, aku mau kamu ambil waktu sebanyak mungkin untuk istirahat.” Kata Aisha.
“Tapi keselamatan Nusantara lebih penting saat ini, Aisha!” Seru Andri.
“Kamu selalu gitu, Andri.” Kata Kamelia.
“Selalu gitu gimana?” Kataku.
Satu detik kemudian Andri merasa semuanya tidak asing dengan Kamelia.
“Kenapa aku sangat familiar ya?” Tanya Andri.
Kamelia mengambil jam tangan, memakainya. Selain itu, dia mengikat rambutnya.
“Gimana?” Tanya Kamelia.
“Ah!”
Tadinya, ingatannya tidak jelas, tapi, jam tangan dan gaya rambut itu menjelaskan semuanya.
“Ka-kamu anaknya Pak Hadi!” Kataku.
“Bukan anak, tapi, ‘anak’ Hadi.” Kata Kamelia.
“Bentar, berarti anak Pak Hadi…” Kata Andri.
“Tenang aja, kami tidak membunuh siapapun dari keluarga Hadi. Kami udah jelasin semuanya.” Kata Aisha.
“Jadi, kamu percaya darimana kami tahu seperti apa kamu?” Tanya Kamelia.
“Ehhh… dia memang anak keras kepala yang sering banget main ke markas.” Jawab Andri.
“Makanya, Andri, kamu istirahat lah dulu, kurang lebih 4 jam lagi kita baru persiapan. Kami nggak bakal bisa sukses kalo kamu nggak 100%, oke?” Tanya Aisha sambil menepuk pundak Andri.
Kreator : Hitogo
Comment Closed: Echanta Operation (Part 9) I a
Sorry, comment are closed for this post.